Kamis, 15 September 2011

Kisah Sebatang Bambu

Kisah Sebatang Bambu
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya.

Suatu hari datanglah sang petani yang memiliki pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu,"Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"

Batang bambu menjawabnya,"Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."

Sang petani menjawab,"Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat
yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam....., kemudian dia berkata
kepada petani,"Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau
menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku , bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu,"Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah,"Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang memproses kita untuk menjadi indah dihadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul.


Sumber: arumjakarta.wor dpress.com

Doa Adam & Hawa

"Ya Tuhan, kami telah menganiaya dm kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang2 yg merugi."(QS. Al-A'râf 23).

Penjelasan :
Doa ini merupakan doanya Nabi Adam a.s. dan isterinya Hawa, ketika keduanya terlanjur memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah Swt.

Positive Thinking Terhadap Allah

Hanya Allah yang mengetahui yang terbaik untuk setiap hambaNya dan tidaklah sesuatu terjadi tanpa ada hikmah di baliknya.A pa yang baik di Mata Allah belum tentu baik pula di pandangan kita dan apa yang pahit, sakit menurut kita belum tentu itu pahit menurut Allah justru sebaliknya . Tidak ada yang paling mengetahui yang terbaik selain yang menciptaka n. Allah yang berhak mengakhiri sebuah perjalanan hidup hambaNya

Perjalanan Hidup

SENI tidak lebih penting daripada HIDUP
Namun HIDUP terasa MENYEDIHKAN bila TANPA SENI
Orang yang tidak tahu cara HIDUP YANG BAIK
Harus bisa MENINGGAL dengan BAIK
 
Jika orang membungkus dirinya SENDIRI
Ia akan membuat BUNGKUSAN YANG CANTIK
 
Senyum adalah KUNCI pembuka RUMAH KEBAHAGIAAN
KASIH SAYANG adalah PINTUNYA
Sikap SELALU GEMBIRA adalah TAMANNYA
IMAN adalah CAHAYANYA
RASA AMAN adalah DINDINGNYA
KEBAHAGIAAN adalah ketika seseorang memiliki WAJAH YANG CERAH,
kebun yang HIJAU, Air minum yang SEJUK, Buku (bacaan) YANG BERMANFAAT, Hati yang BERSYUKUR, Terjauh dari MAKSIAT, serta MENCINTAI KEBAIKAN
KENIKMATAN DUNIA adalah FATAMORGANA
PENDERITAAN atau MUSIBAH adalah PENGHAPUS DOSA
KEMARAHAN adalah API YANG MENGHANGUSKAN
WAKTU KOSONG adalah KERUGIAN
IBADAH adalah PERNIAGAAN
KENIKMATAN DUNIA berada dalam KESEHATAN
Kenikmatan MASA MUDA berada dalam SEMANGAT dan KREATIVITAS
KEMULIAAN ada dalam TAKWA
KEHORMATAN ada dalam HARTA
KEPRIBADIAN YANG BAIK ada dalam KESABARAN
Jangan TERLALU BERAMBISI untuk mengerjakan seluruh yang di dengar
Jangan terlalu BERHARAP kepada Teman
Jangan mengerjakan SELURUH KEINGINAN
 
KEUNGGULAN dalam BERKATA-KATA menciptakan KEPERCAYAAN DIRI
KEUNGGULAN dalam BERPIKIR menciptakan SESUATU YANG SANGAT BESAR
KEUNGGULAN dalam MEMBERI menciptakan CINTA
Orang yang SABAR dan TOLERAN akan DIHORMATI
Orang yang PELIT DAN SERAKAH akan DIBENCI
Orang yang GEMAR berbuat KEBAIKAN akan DICINTAI
Orang yang sering MEMINTA-MINTA akan DIJAUHI
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk DUNIA
Maka ia hanya akan mendapatkan DUNIA
( bisa juga tidak mendapatkan apa-apa)
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk AKHIRAT
Ia akan mendapatkan KEDUANYA... DUNIA dan AKHIRAT.
TINDAKAN MANUSIA BISA DI MODIFIKASI
Tetapi SIFAT MANUSIAWI tidak bisa di ubah
 
CINTA...
KEBAHAGIAAN...
KASIH SAYANG...
PERSAUDARAAN DAN PERSAHABATAN...
Tumbuh dari HATI YANG TULUS...
Ada SATU KATA yang membebaskan kita dari BEBAN HIDUP dan PENDERITAAN
SATU KATA itu adalah KASIH...
 
Hiduplah seperti BURUNG ...
Yang selalu AKTIF MENCARI REZEKI pagi dan petang ...
Dia tidak menghiraukan apa yang akan terjadi ESOK HARI ...
Dia tidak pernah KHAWATIR akan HARI ESOK...
Dia juga TIDAK BERHARAP pada siapapun...
TIDAK BERGANTUNG pada siapapun...
Kecuali pada Tuhannya
TIDAK MENYAKITI siapapun...
Serta terbang kian kemari dengan RIANG dan PENUH KELEMBUTAN
Bila KELEMBUTAN MELEKAT pada sesuatu pastilah ia akan MENGHIASINYA
Apabila TERLEPAS ia juga akan MEMPERBURUKNYA
Selamat menjalani hidup dengan indah...

Doa

Ya Allah, gantikanla h kepedihan ini dengan kesenangan , jadikan
kesedihan itu awal kebahagian .
Wahai Rabb, anugerahka n pada mata yang tak dapat terpejam
ini rasa kantuk dari-MU yang menentramk an, tuangkan dalam jiwa yang
bergolak ini kedamaian.
Wahai Rabb, tunjukanla h pandangan yang kebingunga n ini kepada
cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-MU
nmerapat ke hidayah-MU !

30 Hari Mencari Cinta

●●30 Hari Mencari Cinta●●


Bismillah

Ramadhan…..
Rasanya tak cukup ku menyambut kedatanganmu…
Senyum ini pun tak terlalu manis untukmu..
Semangat ini pun kurang terpompa untuk membersamaimu…
Ilmu kepemahaman tentang mu belum juga memuaskan batinku…

30 hari rasanya terlalu berat untuk menemukan cintaNya untuk-ku
30 Hari, cukup menegangkan bagiku menunggu keputusanMu
Ingin kudapatkan cintaNya, setelah 30 hari kulewati bersamamu…
10 hari pertama tlah Kau buka untuk menggugurkan dosaku, syahru maghfiroh…
10 hari kedua tlah Kau buka untuk memberi pembelajaran&keberkahan hidup, syahru tarbiyah…
10 hari ketiga tlah Kau buka untuk menyeleksi pribadi terkuat diantara kami, syahru Jihadiyah…

Setelah kau datang, aku lupa engkau tamu teramat mulia..
Aku lupa, semangat 11 bulan kedepan ada didirimu…
Aku lupa, sajian ruhiyahku untukmu kurasa sangat tidak mengenakkan..
Aku lupa, 10 hari terlewati dalam kondisi “ payah” tapi kutak perbaikinya
Aku lupa, kubutuh kau hilangkan takutku hadapi 11 bulan kedepanku…
Aku lupa, impianku untuk menghidupkan malamku dengan tangisku

Robb, Jangan biarkan hatiku bebal dan mati
Robb, Aku ingin menangis lepas………….
Robb, Dan aku ingin menangis bebas ………..
Robb, Bukakan pintu hatiku agar dengan senyum kebahagiaan menyambut Ramadhan penuh berkah

Mencari Pendamping Hidup

Mencari Pendamping Hidup
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•* ¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨• *¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Suatu malam, Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA keliling keluar masuk lorong kampung mengontrol keadaan rakyatnya, suatu pekerjaan yang rutin dilakukan beliau dalam kapasitas sebagai kepala negara. Tiba-tiba beliau mendengar sebuah percakapan menarik dari rumah seorang wanita penjual susu:“Ayo, bangunlah! Campurkan susu itu dengan air!” “Apakah ibu belum mendengar larangan dari Amirul Mukminin” “Apa larangannya, Nak?” “Beliau melarang umat Islam menjual susu yang dicampur air” “Ah, ayo bangun. Cepatlah kau campur susu ini dengan air. Janganlah engkau takut pada Umar, mana ada dia di sini!” “Memang Umar tidak melihat kita, Bu. Tapi Tuhannya Umar melihat kita. Maafkan ibu, saya tidak dapat memenuhi permintaanmu. Saya tidak ingin jadi orang munafik, mematuhi perintahnya di depan umum, tapi melanggar di belakangnya”.



Dialog ibu dan anak ini sungguh sangat menyentuh Umar. Khalifah yang terkenal keras itu pun luluh dan terharu hatinya. Beliau sangat kagum dengan ketakwaan gadis miskin anak penjual susu itu.Paginya beliau memerintahkan salah seorang putranya (Ashim) untuk meminang gadis miskin tersebut, “Pergilah kau ke sebuah tempat, terletak di daerah itu. Di sana ada seorang gadis penjual susu, kalau ia masih sendiri, pinanglah dia. Mudah-mudahan Alloh akan mengaruniakanmu dengan seorang anak yang shalih yang penuh berkah”.Firasat Umar benar. Ashim menikahi gadis mulia itu, dan dikaruniai putri bernama Ummu Ashim. Wanita ini lalu dinikahi oleh Khalifah Abdul Aziz bin Marwan, dan mereka mendapatkan seorang anak laki-laki yang kemudian juga menjadi seorang khalifah yang terkenal zuhud, adil dan bijaksana, yaitu: Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Radhiyallohu Anhu.



Dalam memilih calon pendamping, seringkali kita hanya melihat dari luarnya saja. Yang sering dicari oleh orang-orang pada saat ini hanyalah kekayaan/materi , ketampanan, kecantikan, dan hal-hal lain yang bersifat duniawi. Padahal semua hal yang bersifat duniawi akan musnah sewaktu-waktu. Boleh saja kita mencari calon pendamping hidup yang tampan, cantik, kaya, gagah. Namun yang paling utama dari semua itu, carilah calon pendamping yang memiliki iman yang kuat, taat pada perintah Allah. Hanya dengan pendampping hidup yang bertakwa, kita akan mampu menemukan kehidupan rumah tangga yang bahagia dan penuh rahmat, Insya Allah.Nabi saw sudah memberikan sebuah peringatan: “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu bisa mencelakakan. Dan jangan kamu kawini wanita karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa menyombongkanny a. Akan tetapi kawinilah mereka karena agamanya, sesungguhnya seorang hamba sahaya yang hitam warna kulitnya tetapi beragama, itu jauh lebih utama”. (HR Ibnu Majah, Al-Bazar, dan Al-Baihaqi dari Abdullah bin Umar).

Tong Kosong Nyaring Bunyinya

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
 
Saat memandangi hari.. Semakin hening dan makin tunduk merenungi. Setiap episode yang terjadi dalam hidupku, sudah begitu banyak warna yang terlukiskan, dan begitu banyak pula noda hitam mengotorinya.
 Ini dinamakan perjuangan, dan setiap perjuangan ada pengorbanan yang harus dikerahkan dengan sungguh-sungguh. Keletihan, kelelahan... Bahkan air mata pun harus dipersembahkan. Demi Alloh, hanya untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga tak ada kesia-siaan di dalamnya.
 
Dan ketika, semuanya begitu mudah mencerca.. Begitu ringan dalam menghina, dan tak santun dalam memperingatkan. Wahai diri, apa yang telah engkau lakukan... Sehingga ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan. Padahal, demi Allah! Tak sedikitpun aku mencampuri urusanmu. Lalu mengapa engkau terlalu sibuk dengan urusanku?!
 
Kukabarkan padamu..... Sebelum akhirnya kau yang menyesal karena terlalu repot dalam kesinisanmu terhadapku. Aku mencintaimu... Dan aku tahu bahwa setitik harap menginginkan sepertiku, muncul dalam dirimu. Lakukanlah apa yang bisa kau lakukan... Jangan terlalu masuk dalam kehidupanku. Karena pasti aku akan memberi rasa sakit yang mendalam kepadamu. Padahal tak semestinya itu terjadi, dan karena engkau saja yang terlalu meributkan hal-hal sepele yang terjadi padaku.
 
 
Letih... Menanggapi hal yang tak penting. Tugasku disini hanya berusaha, dan apa yang telah aku hasilkan saat ini sungguh adalah upah dari kerja kerasku. Dan karena Alloh-lah, semuanya bisa kulalui.....
 
Engkau dan kalian yang disana...
 
Bila diibaratkan, jangan hanya menjadi penonton bola. Engkau kegirangan ketika pemain andalanmu mampu mencetak gol, namun engkau kecewa dan marah-marah lantaran pemain andalanmu itu tak berhasil mencetak gol. Apalah arti kegiranganmu dan rasa kecewa itu, toh kau hanya PENONTON, bukan pemainnya.
 
Jangan banyak berkomentar, jangan banyak menyalahkan... Karena saat ini statusmu hanya sebagai PENONTON, penikmat dari apa yang telah disajikan oleh pemain. Maka, apa kau tak malu sama sekali... Saat kau hanya bisa banyak omong, tapi isi omonganmu itu kosong.
 
 Engkau cuma bisa menyalahkan...
 
Padahal aku tahu, rasa iri tengah membuncah saat ini di hatimu. Kau geram dengan apa yang telah dihasilkan oleh pemain, sedangkan sampai detik ini...
 
Kau hanya mampu menjadi seorang penonton.
 
 
Bagaimana bisa engkau menjadi seperti itu.....
 
Kau diam saat aku membutuhkanmu, kau tak ada disisiku saat aku terjatuh. Aku bangun sendiri, aku ditolong oleh yang lain, yang masih memiliki rasa cinta terhadapku. Dan sekarang, saat aku berpijak ditempat yang lebih tinggi darimu, kau lemparkan senyum pahitmu kepadaku. Kau kesal dengan apa yang telah aku dapatkan, padahal tak sama sekali aku merugikan dan mengganggu hidupmu.
 
 
Sedih rasanya...
 
Saat semua penonton hanya bisa menikmati hasilnya, sedangkan permain berjibaku dengan segala ujian-ujian yang mengiringinya. Pemain berusaha memberikan yang terbaik bagi penonton, tapi lihatlah penonton... Hanya bisa berujar, hanya bisa mengucap sesuatu yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan oleh pemain. Sebab, pada dasarnya pemain lah yang berjuang... Bukan penonton.
 
 
Sungguh tragis, bagi orang-orang yang hanya bisa menyalahkan...
 
Atau dengan dalih menasihati, namun tidak dengan bahasa dan cara yang santun. Padahal sudah jelas, bahwa statusnya hanya sebagai pemain.
  Semoga Allah mengampuni...
 
Setiap orang yang merasa sudah melakukan terbaik, kemudian menyalahkan orang lain. Sejatinya, penyakit hati tengah menderanya.
 
 
 
Berbenahlah diri.....
 
Jangan terlalu senang mencampuri. Kesibukan kita berbeda, maka sibukkanlah dirimu dengan urusanmu saja.
 Lakukan sebuah proses, niscaya kau akan menikmati hasilnya...
 Betapa berat yang diperjuangkan, betapa sulit proses yang dilalui...
 Namun janji Allah, pastilah benar...
 Bahwa siapa yang menolong agama Alloh, maka Allah akan menolongnya pula dan akan meneguhkan kedudukannya (QS Muhammad: 7)
 
 
Teman... Jangan jadi tong kosong nyaring bunyinya.
 
Malu lah... kalau ternyata sampai detik ini, kita hanya baru menjadi penonton, belum menjadi pemain.
 
Sedangkan kita sudah sok menjadi pemain. Astaghfirulloh!
 
 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
Semoga aku selalu bisa membalasmu dengan kebaikan... Meski keburukan yang tengah kau lemparkan padaku :)
 
*Ditulis, ditengah kerisauan hati terhadap hati-hati lain yang tengah sakit.

Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( QS. Alam Nasyrah:5-6 ).
 
Jika kita membaca ayat ini, mengapa kita harus takut. Sebab jika saat ini kita sedang sulit, maka esok kemudahanlah yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita yang sedang mengalami kesulitan, ayat yang memberikan dorongan kepada kita untuk tetap bertahan, tetap semangat dalam menghadapi hidup yang penuh kesulitan.
 
Kemudahan, atau pertolongan Allah SWT, akan datang. Tenanglah! Seperti tenangnya Nabi Musa as. saat akan tersusul oleh pasukan Fir’aun, seperti diceritakan dengan indah dalam Al Quran,
Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikutpengikut Musa:"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab:"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". ( QS. Asy Syu'araa':60-62 ).
 
Jika kita meneladani Nabi Musa as., kita juga bisa mengatakan “sesungguhnya Allah bersamaku, Dia akan memberikan petunjuk kepadaku” saat kita ditimpa masalah yang seolah-olah tidak akan bisa hadapi atau selesaikan.
Jadi, janganlah bersedih dan janganlah berputus asa saat kesulitan menghimpit kita, karena dengan pertolongan Allah SWT, kemudahan akan datang kepada kita.
Jangan pernah terhimpit, karena keadaan akan berubah. Seperti sebuah lagu dari mendiang Chrisye, Badai pasti berlalu. Tunggulah kemudahan tersebut, sudah dijamin koq oleh Allah dalam Al Quran yang mustahil salah. Tentu saja sambil mengharap pertolongan Allah dengan shabar dan shalat. Hari esok adalah ghaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, bisa saja esoklah datangnya kemudahan tersebut. Jadi selalu ada harapan di hari esok. Justru jika kita tidak memiliki harapan di hari esok, artinya kita sudah sok mengetahui apa
yang akan terjadi esok hari. Kita menganggap esok hari akan seperti ini saja, maka sama artinya kita mendahului ketentuan Allah SWT. Allahlah yang menentukan hari esok akan seperti apa, dan kita memang tidak diberitahu. Bisa saja besok hidup kita lebih baik. Besok, selalu ada harapan untuk kita.
Begitu juga dengan rezeki, mungkin saat ini begitu sulit karena akan ada kemudahan setelah ini. Jangan sampai kita menyerah dengan cara tidak mau mencari rezeki yang lebih besar karena takut kehilangan rezeki yang sudah ada. Ada juga yang berharap kepada orang dengan cara menjilat dan merendahkan diri dihadapan orang lain.
 
Allah sudah menyiapkan rezeki bagi kita, jadi meskipun saat ini serasa sulit, sebenarnya sudah Allah siapkan untuk kita. Kemudahan akan kita dapatkan setelah kesulitan ini.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
(QS. Huud:6).
 
Hikmah Kesulitan
Daripada tenggelam dengan kesedihan akibat kesulitan, mengapa kita tidak berusaha mengambil hikmah dengan cara berprasangka baik kepada Allah SWT. Mungkin dengan datangnya kesulitan kepada kita, agar kita:
1. memiliki hati yang lebih kuat, sebab kesulitan menguatkan hati kita
2. sadar dengan segala kekurangan dan kesalahan sehingga kita bertaubat
dan dosa kita diampuni.
3. bebas dari rasa ‘ujub, kesulitan adalah bisa saja sebagai teguran karena
kita merasa bisa dan merasa pintar
4. tidak lalai, sudah nyata kesulitan ada dihadapan kita
5. lebih banyak mengingat Allah SWT
6. lebih bershabar, karena mungkin saja kesulitan ini adalah latihan
bershabar

Kamis, 18 Agustus 2011

Penjual Kue Semprong

..:: Penjual Kue Semprong ::..
 
Semalam saya keluar dari Ranch Market jam 8.30. Hujan deras. Petugas Ranch Market setengah berlari mendorong trolly berisi barang-barang belanjaan saya. Saya juga berlari-lari kecil menjajari langkahnya menuju mobil. Saya membukakan bagasi dan petugas memindahkan barang-barang belanjaan saya.
 
Seorang penjaja kue semprong mendekati kami. Memang setahu saya banyak penjaja kue semprong disana menjajakan barang dagangannya dengan sedikit memaksa.
 
Karena terlalu biasa saya tidak mengacuhkannya, apalagi di hujan deras seperti ini.
Setelah memberikan tip saya masuk mobil, namun masih saya dengar ucapan penjaja kue semprong tersebut, ‘ Bu, beli kue semprongnya untuk ongkos pulang ke Tangerang”.
 
Didalam mobil saya berpikir saya kasih uang saja karena penganan yang saya beli di supermarket sudah cukup banyak, bagaimana jika tidak ada yang menghabisnya. Nanti jatuhnya mubazir. Saya memang lebih suka dengan para penjaja kue seperti ini ketimbang pengemis. Pelajaran berharga yang pernah saya dapat dari mantan bos saya sembilan tahun lalu. Masih teringat ucapannya ketika itu kami berdiskusi di kantor.
 
“Coba kalau ada penjaja makanan atau barang dan pengemis dilampu merah mana yang kamu berikan uang?, tanyanya. Belum sampai kami menjawab, ia berkata lagi “pasti yang kamu berikan uang si pengemis itu dan penjaja makanan atau barang itu kamu acuhkan”. Secara serempak kami mengiyakan. “coba pikirkan lagi, si pengemis itu pemalas tidak bermoral, kenapa kita kasih uang, sementara si penjaja makanan ataupun barang punya harga diri, dan pastinya secara pribadi lebih baik dari si pengemis, lalu kenapa kita tidak membeli barang dagangan si penjaja makanan atau barang tersebut? Teman saya nyeletuk,” karena kita ngga butuh”. Mantan bos saya bergumam, “Ya betul karena kita tidak butuh”.
 
Obrolan itu begitu singkat, tapi begitu mengena di hati saya. Pak Teddy Sutiman membuka mata hati saya untuk lebih bijaksana dalam melihat suatu persoalan, bukan hanya berpikir praktis saja. Dan sejak itu saya lebih memberi perhatian kepada para penjaja makanan atau barang di jalanan dibandingkan para pengemis.
 
Penjaja jual kue semprong itu masih dengan setia menanti disisi mobil saya. Saya menghela nafas.
Bukan karena tidak rela berbagi rejeki tapi karena menyesali banyak sekali penganan yang sudah saya beli tadi. Akhirnya saya membuka kaca, ” Pak, saya tidak mau beli kue semprongnya, tapi kalau bapak saya beri uang mau tidak?”. Tidak dinyana penjaja kue semprong itu menggelengkan kepalanya dan pergi dengan cepatnya dari sisi mobil saya. Saya tersentak dan menutup kaca jendela, hujan mengguyur deras dan membanjiri sisi kaca dalam mobil saya karena berbicara dengan si penjaja kue semprong.
 
Beberapa detik saya kehilangan daya ingat saya, karena tidak menyangka ucapan yang keluar dari penjaja kue semprong tadi. Sembilan tahun saya telah lebih memberi perhatian kepada para penjaja makanan ataupun barang dibanding pengemis. Sesekali jika saya tidak butuh barang mereka, selalu saya ucapkan kalimat tadi, dan hampir semuanya tidak pernah menolak pemberian saya. Baru kali ini ada yang menolaknya. Baru kali ini …
 
Hujan mengguyur makin deras dan saya masih terpaku di mobil, terbayang ucapannya ” untuk ongkos pulang ke Tangerang..” sementara total nilai belanjaan saya tadi mungkin bisa untuk ongkos pulang Bapak penjaja kue semprong selama tiga bulan.
Tersentak saya mencari-cari bayangan penjaja kue semprong ditengah kabut dari derasnya hujan, terlihat pikulannya ada di pinggir teras sebuah toko tutup.
 
Hujan masih deras mengguyur kaca mobil. Mudah-mudahan hujan cepat reda supaya bapak penjaja kue semprong tadi bisa pulang tanpa kehujanan.
 
Penjajanya duduk dibawah dengan muka pasrah. Saya mundurkan mobil menuju kearahnya. Kembali saya buka kaca jendela sebelah kiri ditengah guyuran hujan dan menjerit,’ Pak, memang harganya berapa ?”. Ia menyebutkan sejumlah harga yang sangat murah. Akhirnya saya katakan,” ya sudah deh beli satu”. Dia membawa kue semprong pesanan saya didalam plastik. Sampai di mobil,” saya serahkan uang, dan dia bengong karena saya tidak menyerahkan uang pas. Saya tau dia pasti bingung memikirkan kembaliannya, tapi dengan cepat saya katakan, “kembaliannya ambil buat Bapak saja”. Dia bengong. “ambil saja Pak, ini rejeki Bapak, memang hak Bapak”. Dia meneguk ludah, sebelum sempat dia mengucapkan apa-apa saya langsung menutup kaca mobil dan pergi.
 
Tiba-tiba air mata ini mengalir deras melebihi derasnya hujan diluar sana.
 
Kalau Bapak itu tidak menerimanya, saya tidak tahu seberapa sakitnya hati saya, karena didalam rejeki saya ada hak mereka termasuk hak Bapak penjaja kue semprong itu. Tiap bulan memang selalu saya sisihkan buat mereka, tapi mengetahui bahwa saya telah memberikan betul-betul kepada orang yang berhak menerimanya, betul betul kepada orang yang berhati mulia, dan betul-betul kepada orang yang membutuhkannya, betul-betul membuat saya merasa hidup saya begitu bermakna dan saya sangat bersyukur atas rahmat-Nya.
 
Ditengah leher saya yang sakit sekali karena tercekat, saya berdoa kepada Allah agar Bapak penjaja kue semprong tersebut dan keluarganya diberikan rahmat, kemurahan rezeki dan kemudahan hidup oleh Allah. Dan saya bersyukur atas segala rahmat dan kemudahan hidup yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga saya.
 
Semoga Bermanfaat.

Renungan

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
 
Saat memandangi hari.. Semakin hening dan makin tunduk merenungi. Setiap episode yang terjadi dalam hidupku, sudah begitu banyak warna yang terlukiskan, dan begitu banyak pula noda hitam mengotorinya.
 Ini dinamakan perjuangan, dan setiap perjuangan ada pengorbanan yang harus dikerahkan dengan sungguh-sungguh. Keletihan, kelelahan... Bahkan air mata pun harus dipersembahkan. Demi Alloh, hanya untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga tak ada kesia-siaan di dalamnya.
 
Dan ketika, semuanya begitu mudah mencerca.. Begitu ringan dalam menghina, dan tak santun dalam memperingatkan. Wahai diri, apa yang telah engkau lakukan... Sehingga ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan. Padahal, demi Allah! Tak sedikitpun aku mencampuri urusanmu. Lalu mengapa engkau terlalu sibuk dengan urusanku?!
 
Kukabarkan padamu..... Sebelum akhirnya kau yang menyesal karena terlalu repot dalam kesinisanmu terhadapku. Aku mencintaimu... Dan aku tahu bahwa setitik harap menginginkan sepertiku, muncul dalam dirimu. Lakukanlah apa yang bisa kau lakukan... Jangan terlalu masuk dalam kehidupanku. Karena pasti aku akan memberi rasa sakit yang mendalam kepadamu. Padahal tak semestinya itu terjadi, dan karena engkau saja yang terlalu meributkan hal-hal sepele yang terjadi padaku.
 
 
Letih... Menanggapi hal yang tak penting. Tugasku disini hanya berusaha, dan apa yang telah aku hasilkan saat ini sungguh adalah upah dari kerja kerasku. Dan karena Alloh-lah, semuanya bisa kulalui.....
 
Engkau dan kalian yang disana...
 
Bila diibaratkan, jangan hanya menjadi penonton bola. Engkau kegirangan ketika pemain andalanmu mampu mencetak gol, namun engkau kecewa dan marah-marah lantaran pemain andalanmu itu tak berhasil mencetak gol. Apalah arti kegiranganmu dan rasa kecewa itu, toh kau hanya PENONTON, bukan pemainnya.
 
Jangan banyak berkomentar, jangan banyak menyalahkan... Karena saat ini statusmu hanya sebagai PENONTON, penikmat dari apa yang telah disajikan oleh pemain. Maka, apa kau tak malu sama sekali... Saat kau hanya bisa banyak omong, tapi isi omonganmu itu kosong.
 
 Engkau cuma bisa menyalahkan...
 
Padahal aku tahu, rasa iri tengah membuncah saat ini di hatimu. Kau geram dengan apa yang telah dihasilkan oleh pemain, sedangkan sampai detik ini...
 
Kau hanya mampu menjadi seorang penonton.
 
 
Bagaimana bisa engkau menjadi seperti itu.....
 
Kau diam saat aku membutuhkanmu, kau tak ada disisiku saat aku terjatuh. Aku bangun sendiri, aku ditolong oleh yang lain, yang masih memiliki rasa cinta terhadapku. Dan sekarang, saat aku berpijak ditempat yang lebih tinggi darimu, kau lemparkan senyum pahitmu kepadaku. Kau kesal dengan apa yang telah aku dapatkan, padahal tak sama sekali aku merugikan dan mengganggu hidupmu.
 
 
Sedih rasanya...
 
Saat semua penonton hanya bisa menikmati hasilnya, sedangkan permain berjibaku dengan segala ujian-ujian yang mengiringinya. Pemain berusaha memberikan yang terbaik bagi penonton, tapi lihatlah penonton... Hanya bisa berujar, hanya bisa mengucap sesuatu yang sebenarnya tak terlalu dibutuhkan oleh pemain. Sebab, pada dasarnya pemain lah yang berjuang... Bukan penonton.
 
 
Sungguh tragis, bagi orang-orang yang hanya bisa menyalahkan...
 
Atau dengan dalih menasihati, namun tidak dengan bahasa dan cara yang santun. Padahal sudah jelas, bahwa statusnya hanya sebagai pemain.
  Semoga Allah mengampuni...
 
Setiap orang yang merasa sudah melakukan terbaik, kemudian menyalahkan orang lain. Sejatinya, penyakit hati tengah menderanya.
 
 
 
Berbenahlah diri.....
 
Jangan terlalu senang mencampuri. Kesibukan kita berbeda, maka sibukkanlah dirimu dengan urusanmu saja.
 Lakukan sebuah proses, niscaya kau akan menikmati hasilnya...
 Betapa berat yang diperjuangkan, betapa sulit proses yang dilalui...
 Namun janji Allah, pastilah benar...
 Bahwa siapa yang menolong agama Alloh, maka Allah akan menolongnya pula dan akan meneguhkan kedudukannya (QS Muhammad: 7)
 
 
Teman... Jangan jadi tong kosong nyaring bunyinya.
 
Malu lah... kalau ternyata sampai detik ini, kita hanya baru menjadi penonton, belum menjadi pemain.
 
Sedangkan kita sudah sok menjadi pemain. Astaghfirulloh!
 
 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
Semoga aku selalu bisa membalasmu dengan kebaikan... Meski keburukan yang tengah kau lemparkan padaku :)
 
*Ditulis, ditengah kerisauan hati terhadap hati-hati lain yang tengah sakit.

Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( QS. Alam Nasyrah:5-6 ).
 
Jika kita membaca ayat ini, mengapa kita harus takut. Sebab jika saat ini kita sedang sulit, maka esok kemudahanlah yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita yang sedang mengalami kesulitan, ayat yang memberikan dorongan kepada kita untuk tetap bertahan, tetap semangat dalam menghadapi hidup yang penuh kesulitan.
 
Kemudahan, atau pertolongan Allah SWT, akan datang. Tenanglah! Seperti tenangnya Nabi Musa as. saat akan tersusul oleh pasukan Fir’aun, seperti diceritakan dengan indah dalam Al Quran,
Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikutpengikut Musa:"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab:"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". ( QS. Asy Syu'araa':60-62 ).
 
Jika kita meneladani Nabi Musa as., kita juga bisa mengatakan “sesungguhnya Allah bersamaku, Dia akan memberikan petunjuk kepadaku” saat kita ditimpa masalah yang seolah-olah tidak akan bisa hadapi atau selesaikan.
Jadi, janganlah bersedih dan janganlah berputus asa saat kesulitan menghimpit kita, karena dengan pertolongan Allah SWT, kemudahan akan datang kepada kita.
Jangan pernah terhimpit, karena keadaan akan berubah. Seperti sebuah lagu dari mendiang Chrisye, Badai pasti berlalu. Tunggulah kemudahan tersebut, sudah dijamin koq oleh Allah dalam Al Quran yang mustahil salah. Tentu saja sambil mengharap pertolongan Allah dengan shabar dan shalat. Hari esok adalah ghaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, bisa saja esoklah datangnya kemudahan tersebut. Jadi selalu ada harapan di hari esok. Justru jika kita tidak memiliki harapan di hari esok, artinya kita sudah sok mengetahui apa
yang akan terjadi esok hari. Kita menganggap esok hari akan seperti ini saja, maka sama artinya kita mendahului ketentuan Allah SWT. Allahlah yang menentukan hari esok akan seperti apa, dan kita memang tidak diberitahu. Bisa saja besok hidup kita lebih baik. Besok, selalu ada harapan untuk kita.
Begitu juga dengan rezeki, mungkin saat ini begitu sulit karena akan ada kemudahan setelah ini. Jangan sampai kita menyerah dengan cara tidak mau mencari rezeki yang lebih besar karena takut kehilangan rezeki yang sudah ada. Ada juga yang berharap kepada orang dengan cara menjilat dan merendahkan diri dihadapan orang lain.
 
Allah sudah menyiapkan rezeki bagi kita, jadi meskipun saat ini serasa sulit, sebenarnya sudah Allah siapkan untuk kita. Kemudahan akan kita dapatkan setelah kesulitan ini.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
(QS. Huud:6).
 
Hikmah Kesulitan
Daripada tenggelam dengan kesedihan akibat kesulitan, mengapa kita tidak berusaha mengambil hikmah dengan cara berprasangka baik kepada Allah SWT. Mungkin dengan datangnya kesulitan kepada kita, agar kita:
1. memiliki hati yang lebih kuat, sebab kesulitan menguatkan hati kita
2. sadar dengan segala kekurangan dan kesalahan sehingga kita bertaubat
dan dosa kita diampuni.
3. bebas dari rasa ‘ujub, kesulitan adalah bisa saja sebagai teguran karena
kita merasa bisa dan merasa pintar
4. tidak lalai, sudah nyata kesulitan ada dihadapan kita
5. lebih banyak mengingat Allah SWT
6. lebih bershabar, karena mungkin saja kesulitan ini adalah latihan
bershabar

Evaluasi Di Pertengahan Ramadhan

Evaluasi Di Pertengahan Ramadhan
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•* ¨*•♫♥♥♥♥♫•*¨*•. ¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥
Sahabat, apa kabarmu hari ini?

Sehat kah?

Bagaimana kabar ruhanimu?

Sahabat, tidak terasa sudah 15 hari telah kita lewati di bulan Ramadhan ini.

Ada rasa senang, bahagia, gembira, cemas, bahkan sedih.

Di antara tawaran diskon belanja, parcel lebaran yang berwarna-warni, antrian loket tiket mudik serta rasa kangen berkumpul dengan keluarga yang semakin menggebu, ada rasa cemas dan sedih di dalam hati.

Cemas memikirkan apakah ibadah Ramadhan telah dilakukan dengan optimal.

Sedih mengingat tinggal setengah perjalanan lagi Ramadhan sudah meninggalkan kita.

Apakah masih ada umur untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan?

Bagaimana jika Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir dalam hidup kita? Wallahu alam.

Untuk itu sahabatku, ada baiknya kita mengevaluasi diri.

Apakah sudah sepenuh hati kita beribadah di bulan Ramadhan tahun ini.

Ada baiknya beberapa pertanyaan kita tujukan pada hati nurani kita dan hanya kita sendiri yang tahu jawabannya.

* Sudahkah kita menahan hawa nafsu kita, bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga semata?
Apakah sudah terasa penderitaan orang-orang yang kelaparan?
Atau masih terasa berat untuk berbagi pada saat berbuka puasa?

* Sudahkan malam Ramadhan kita isi dengan tarawih?
Atau kita masih sering meninggalkan sunnah muakad ini?

* Sudahkah kita perbanyak bacaan ayat suci Al-Qur’an?

* Sudah khatam kah?
Atau lebih banyak waktu yang terbuang daripada untuk membaca dan mengkajinya?

* Sudahkah sepertiga malam terakhir kita isi dengan qiyamul lail?
Atau untuk sahur saja kita tidak kuasa untuk bangun?

* Sudahkah kita sucikan dosa-dosa dengan taubat?
Atau malah semakin banyak dosa baru yang kita buat?
Padahal bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan.

* Sudahkan kita sisihkan harta untuk shodaqoh?
Atau sudah tidak tersisa lagi setelah membeli baju lebaran?

* Sudahkah kita persiapkan diri untuk mendapatkan Lailatul Qodar?
Bisakah kita merasakan isyarat datangnya malam seribu bulan ini?

* Sudahkah kita berjuang sekuat tenaga melawan hawa nafsu sehingga nantinya pantas menjadi pemenang di hari yang fitri?
Ataukah merapuh semangat juang kita di tengah jalan?

* Sudahkah kita mempersiapkan ketulusan hati untuk memberi maaf di saat kita kembali fitri?

* Sudah siapkah lisan dan hati kita mengucapkan maaf untuk melebur dosa yang telah lalu?
Atau ego masih sulit untuk kita kalahkan?

* Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik di pertengahan Ramadhan ini?

Apabila masih ada yang belum bisa kita jawab, masih ada setengah perjalanan lagi meningkatkan kualitas ibadah kita.

Masih ada sepuluh malam terakhir untuk kita mohon ampunan kepada-Nya.

Masih ada kesempatan menyisihkan harta untuk berzakat di akhir bulan Ramadhan.

Semoga Allah swt memberi kekuatan dan kesabaran untuk meningkatkan amal ibadah kita, amin

Semoga Allah memanjangkan umur dan mempertemukan kita dengan Ramadhan tahun depan dan semoga kelak kita mendapatkan surga Ar-Rayyan, yaitu surga untuk orang-orang yang berpuasa, Aamiin

Kisah Uang Rp 150,-

Sahabat…
Ada satu kisah yang sangat BERHARGA, diceritakan seorang trainer Kubik Leadership yang bernama Jamil Azzaini di kantor Bea dan Cukai Tipe A Bekasi sekitar akhir tahun 2005. Dalam berceramah agama, beliau menceritakan satu kisah dengan sangat APIK dan membuat air mata pendengar berurai.  Berikut ini adalah kisahnya:
Pada akhir tahun 2003, istri saya selama 11 malam tidak bisa tidur. Saya sudah berusaha membantu agar istri saya bisa tidur, dengan membelai, diusap-usap, masih susah tidur juga. Sungguh cobaan yang sangat berat. Akhirnya saya membawa istri saya ke RS Citra Insani yang kebetulan dekat dengan rumah saya. Sudah 3 hari diperiksa tapi dokter tidak menemukan penyakit istri saya. Kemudian saya pindahkan istri saya ke RS Azra, Bogor. Selama berada di RS Azra, istri saya badannya panas dan selalu kehausan sehingga setiap malam minum 3 galon air Aqua. Setelah dirawat  3 bulan  di RS Azra, penyakit istri saya belum juga diketahui penyakitnya.
 
Akhirnya saya putuskan untuk pindah ke RS Harapan Mereka di Jakarta dan langsung di rawat di ruang ICU.  Satu malam berada di ruang ICU pada waktu itu senilai Rp 2,5 juta.  Badan istri saya –maaf- tidak memakai sehelai pakaian pun. Dengan ditutupi kain, badan istri saya penuh dengan kabel yang disambungkan ke monitor untuk mengetahui keadaan istri saya. Selama 3 minggu penyakit istri saya belum bisa teridentifikasi, tidak diketahui penyakit apa sebenarnya.
 
Kemudian pada minggu ke-tiga, seorang dokter yang menangani istri saya menemui saya dan bertanya, “Pak Jamil, kami minta izin kepada pak Jamil untuk mengganti obat istri bapak.”
“Dok, kenapa hari ini dokter minta izin kepada saya, padahal setiap hari saya memang gonta-ganti mencari obat untuk istri saya, lalu kenapa hari ini dokter minta izin ?”
“Ini beda pak Jamil. Obatnya lebih mahal dan obat ini nantinya disuntikkan ke istri bapak.”
“Berapa harganya dok?”
“Obat untuk satu kali suntik 12 juta pak.”
“Satu hari berapa kali suntik dok?”
“Sehari 3 kali suntik.”
“Berarti sehari 36 juta dok?”
“Iya pak Jamil.”
“Dok, 36 juta bagi saya itu besar sedangkan tabungan saya sekarang hampir habis untuk menyembuhkan istri saya. Tolong dok, periksa istri saya sekali lagi. Tolong temukan penyakit istri saya dok.”
“Pak Jamil, kami juga sudah berusaha namun kami belum menemukan penyakit istri bapak. Kami sudah mendatangkan perlengkapan dari RS Cipto dan banyak laboratorium namun penyakit istri bapak tidak ketahuan.”
“Tolong dok…., coba dokter periksa sekali lagi. Dokter yang memeriksa dan saya akan berdoa kepada Rabb saya. Tolong dok dicari”
“Pak Jamil, janji ya kalau setelah pemeriksaan ini kami tidak juga menemukan penyakit istri bapak, maka dengan terpaksa kami akan mengganti obatnya.” Kemudian dokter memeriksa lagi.
“Iya dok.”
Setelah itu saya pergi ke mushola untuk shalat dhuha dua raka’at. Selesai shalat dhuha, saya berdoa dengan menengadahkan tangan memohon kepada Allah, -setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasululloh,
 
“Ya Allah, ya Tuhanku….., gerangan maksiat apa yang aku lakukan. Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga engkau menguji aku dengan penyakit istriku yang tak kunjung sembuh. Ya Allah, aku sudah lelah. Tunjukkanlah kepadaku ya Allah, gerangan energi negatif apakah yang aku lakukan sehingga istriku sakit tak kunjung sembuh ? sembuhkanlah istriku ya Allah. Bagimu amat mudah menyembuhkan penyakit istriku semudah Engkau mengatur Milyaran planet di muka bumi ini ya Allah. ”
 
Kemudian secara tiba-tiba ketika saya berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa yang pernah aku lakukan? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga aku diuji dengan penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya teringat kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu ketika saya mengambil uang ibu sebanyak Rp150,-.
 
Dulu, ketika kelas 6 SD, SPP saya menunggak 3 bulan. Pada waktu itu SPP bulanannya adalah Rp 25,-. Setiap pagi wali kelas memanggil dan menanyakan saya, “JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar SPP ?” Malu saya. Dan ketika waktu istrirahat saya pulang dari sekolah, saya menemukan ada uang Rp150,- di bawah bantal ibu saya. Saya mengambilnya. Rp75,- untuk membayar SPP dan Rp75,- saya gunakan untuk jajan.
 
Saya kemudian bertanya, kenapa ketika berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya diingatkan dengan kejadian kelas 6 SD dulu ketika saya mengambil uang ibu. Padahal saya hampir tidak lagi mengingatnya ??. Maka saya berkesimpulan mungkin ini petunjuk dari Allah. Mungkin inilah yang menyebabkan istri saya sakit tak kunjung sembuh dan tabungan saya hampir habis. Setelah itu saya menelpon ibu saya,
 
“Assalamu’alaikum Ma…”
“Wa’alaikumus salam Mil….” Jawab ibu saya.
“Bagaimana kabarnya Ma ?”
“Ibu baik-baik saja Mil.”
“Trus, bagaimana kabarnya anak-anak Ma ?”
“Mil, mama jauh-jauh dari Lampung ke Bogor untuk menjaga anak-anakmu. Sudah kamu tidak usah memikirkan anak-anakmu, kamu cukup memikirkan istrimu saja. Bagaimana kabar istrimu Mil, bagaimana kabar Ria nak ?” –dengan suara terbata-bata dan menahan sesenggukan isak tangisnya-.
“Belum sembuh Ma.”
“Yang sabar ya Mil.”
 
Setelah lama berbincang sana-sini –dengan menyeka butiran air mata yang keluar-, saya bertanya, “Ma…, Mama masih ingat kejadian beberapa tahun yang lalu ?”
 
“Yang mana Mil ?”
 
“Kejadian ketika Mama kehilangan uang Rp150,- yang tersimpan di bawah bantal ?”
 
Kemudian di balik ujung telephon yang nun jauh di sana, Mama berteriak, (ini yang membuat bulu roma saya merinding setiap kali mengingatnya)
 
“Mil, sampai Mama meninggal, Mama tidak akan melupakannya.” (suara mama semakin pilu dan menyayat hati),
 
“Gara-gara uang itu hilang, mama dicaci-maki di depan banyak orang. Gara-gara uang itu hilang mama dihina dan direndahkan di depan banyak orang. Pada waktu itu mama punya hutang sama orang kaya di kampung kita Mil. Uang itu sudah siap dan mama simpan di bawah bantal namun ketika mama pulang, uang itu sudah tidak ada. Mama memberanikan diri mendatangi orang kaya itu, dan memohon maaf karena uang yang sudah mama siapkan hilang. Mendengar alasan mama, orang itu merendahkan mama Mil. Orang itu mencaci-maki mama Mil. Orang itu menghina mama Mil, padahal di situ banyak orang. …rasanya Mil. Mamamu direndahkan di depan banyak orang padahal bapakmu pada waktu itu guru ngaji di kampung kita Mil tetapi mama dihinakan di depan banyak orang. SAKIT…. SAKIT… SAKIT rasanya.”
 
Dengan suara sedu sedan setelah membayangkan dan mendengar penderitaan dan sakit hati yang dialami mama pada waktu itu, saya bertanya, “Mama tahu siapa yang mengambil uang itu ?”
 
“Tidak tahu Mil…Mama tidak tahu.”
 
Maka dengan mengakui semua kesalahan, saya menjawab dengan suara serak,
 
“Ma, yang mengambil uang itu saya Ma….., maka melalui telephon ini saya memohon keikhlasan Mama. Ma, tolong maafkan Jamil Ma…., Jamil berjanji nanti kalau bertemu sama Mama, Jamil akan sungkem sama mama. Maafkan saya Ma, maafkan saya….”
 
Kembali terdengar suara jeritan dari ujung telephon sana,
“Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim…..Ya Allah ya Tuhanku, aku maafkan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Maafkanlah dia ya Allah, ridhailah dia ya Rahman, ampunilah dia ya Allah.”
 
“Ma, benar mama sudah memaafkan saya ?”
 
“Mil, bukan kamu yang harus meminta maaf. Mama yang seharusnya minta maaf sama kamu Mil karena terlalu lama mama memendam dendam ini. Mama tidak tahu kalau yang mengambil uang itu adalah kamu Mil.”
 
“Ma, tolong maafkan saya Ma. Maafkan saya Ma?”
 
“Mil, sudah lupakan semuanya. Semua kesalahanmu telah saya maafkan, termasuk mengambil uang itu.”
 
“Ma, tolong iringi dengan doa untuk istri saya Ma agar cepat sembuh.”
 
“Ya Allah, ya Tuhanku….pada hari ini aku telah memaafkan kesalahan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Dan juga semua kesalahan-kesalahannya yang lain. Ya Allah, sembuhkanlah penyakit menantu dan istri putraku ya Allah.”
 
Setelah itu, saya tutup telephon dengan mengucapkan terima kasih kepada mama. Dan itu selesai pada pukul 10.00 wib, dan pada pukul 11.45 wib seorang dokter mendatangi saya sembari berkata,
 
“Selamat pak Jamil. Penyakit istri bapak sudah ketahuan.”
 
“Apa dok?”
 
“Infeksi prankreas.”
 
Saya terus memeluk dokter tersebut dengan berlinang air mata kebahagiaan, “Terima kasih dokter, terima kasih dokter. Terima kasih, terima kasih dok.”
 
Selesai memeluk, dokter itu berkata, “Pak Jamil, kalau boleh jujur, sebenarnya pemeriksaan yang kami lakukan sama dengan sebelumnya. Namun pada hari ini terjadi keajaiban , istri bapak terkena infeksi prankreas. Dan kami meminta izin kepada pak Jamil untuk mengoperasi cesar istri bapak terlebih dahulu mengeluarkan janin yang sudah berusia 8 bulan. Setelah itu baru kita operasi agar lebih mudah.”
 
Setelah selesai, dan saya pastikan istri dan anak saya selamat, saya kembali ke Bogor untuk sungkem kepada mama bersimpuh meminta maaf kepadanya, “Terima kasih Ma…., terima kasih Ma.”
 
Namun…., itulah hebatnya seorang ibu. Saya yang bersalah namun justru mama yang meminta maaf. “Bukan kamu yang harus meminta maaf Mil, Mama yang seharusnya minta maaf.”
 
Sahabat …
Maha benar sabda Rasulullaah shalallaahu ’alaihi wa sallam :
“ Ridho Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua “ (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)
 
“ Ada tiga orang yang tidak ditolak doa mereka :  orang yang berpuasa sampai dia berbuka, seorang penguasa yang adil , dan doa orang yang teraniaya . Doa mereka diangkat Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, ‘ Demi keperkasaan-Ku, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Attirmidzi)
 
Kita dapat mengambil HIKMAH bahwa:
 
Bila kita seorang anak :

Janganlah sekali-kali membuat marah orang tua, karena murka mereka  akan membuat murka Allah subhanau wa ta’ala. Dan bila kita ingin selalu diridloi-Nya maka buatlah selalu orang tua kita ridlo kepada kita.
Jangan sampai kita berbuat zholim atau aniaya kepada orang lain, apalagi kepada kedua orang tua, karena doa orang teraniaya itu terkabul.
 
Bila kita sebagai orang tua :
 

Berhati-hatilah pada waktu marah kepada anak, karena kemarahan kita dan ucapan kita akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan kadang penyesalan adalah ujungnya.
Doa orang tua adalah makbul, bila kita marah kepada Anak, berdoalah untuk kebaikan anak-anak kita, maafkanlah mereka.
 
Semoga bermanfaat dan bisa mengambil HIKMAH
Sumber:  https://kata2hikmah0fa.wordpress.com

Rabu, 10 Agustus 2011

Oh Ikhwan,, Oh Akhwat!

Oh Ikhwan..,Oh Akhwat!!



 
 
Oh.. Ikhwan
Apa bedanya dengan Si Marwan
Si Ali, Paijo atau Si Iwan
Oh ternyata Cuma beda sebutan
 
Oh.. Ikhwan
Walaupun tidak terlalu rupawan
Alias modal tampang pas-pasan
Tetep aja tebar senyuman
 
Oh.. Ikhwan
Gayanya sih bisa ketebak dan ketahuan
Jenggot melambai, baju koko&mata kaki keliatan
Kalo ngomong pake ane, antum, afwan-afwan
 
Oh.. Ikhwan
Sudah banyak yang bertebaran
Ada di masjid, kampus bahkan perkantoran
Sering kali ada yang getol nyari penghasilan
Ngga taunya nyari modal buat walimahan
 
Oh.. Ikhwan
Kalo lagi aksi, semangatnya nggak diragukan
Pekikan takbir selalu di kumandangkan
Ngomong2… kamar dikosan kok berantakan?
(Aduh.. pulang jangan lupa diberesin Wan!)
 
Oh.. Ikhwan
Sepekan sekali ikut kajian
Hujan dan badai nggak jadi halangan
Juga ngga ketinggalan tiap acara kepartaian
(Tapi.. cuci dulu tuh baju rendeman..!)
 
Oh.. Ikhwan
Pagi-pagi jarang sarapan
Alesannya males masak atau belum dapet kiriman
Akhirnya kena sakit magh sama panuan
( Kok yang terakhir nggak nyambung Wan!)
 
Oh.. Ikhwan
Jarang banget yang mata duitan
Demi dakwah, hati ikhlas tanpa harap imbalan
Walau kerasa, nih perut keroncongan
( Laporan aja Wan! Sama anggota dewan)
 
Oh.. Ikhwan
Anehnya kalau lagi jalan
Ngukurin tanah ape nyari duit jatoh sih wan?
Ooohh.. ternyata dia lagi jaga pandangan!!
Hati-hati Wan, awas nginjek gituan!!
 
Ikhwan… ikhwan….
Lucunya kalo ada akhwat berpapasan
Langsung minggir! Nunduk, acuh tak acuh kaya musuhan
( Gubrak..!! Suara apaan tuh Wan? )
Eh.. si ukhti jatuh, kagak ngeliat ada selokan
 
Ikhwan… ikhwan…
Uniknya kalo lagi rapat gabungan
Pake pembatas alias hijab biar nggak bisa lirik-lirikan
Sering juga rapatnya peke SMSan
Kadang SMSnya malem2 sambil bangunin tahajudan
Upppss.. Yang ini cuma sesama ikhwan kan..??
 
Oh.. Ikhwan
Badannya ade yang keker mirip binaragawan
Oh ternyata dia instruktur kepanduan
Biar di keroyok sama pereman
Kagak bakal panggil bantuan
( Abis.. udah ga bisa lari sih Wan! )
 
Oh.. Ikhwan
Jarang juga yang suka jajan
Mendingan nabung buat masa depan
Sekarang duitnya sudah banyak dalam celengan
(Eh, itu utang dibayar dulu Wan!)
 
Oh.. Ikhwan
Merasa sepi di tengah keramaian
Merindukan hadirnya bidadari penyemangat iman
Temen sekosan terasa sudah membosankan
Ditambah bisikan-bisikan setan yang kedengeran
Hemmm.. Istigfar Wan!
 
Oh.. Ikhwan
Pengen dapet istri yang wajahnya mirip artis di iklan
Yang nggak malu-maluin kalo diajak kondangan
Terus mulutnya yang nggak rame kaya petasan
Tiap 3 hari khatam Al Quran
Kelompok yang dibina udah lebih dar 20an
Setia sampe mati dan nggak mata duitan
Dan… setuju aja kalau suami mau cari istri tambahan
 
Oh.. Ikhwan
 
Tapi, seringnya harapan tidak sesuai kenyataan
Abis, nyari istri yang sempurna gitu kan kagak gampangan!
Apalagi kalo modalnya serba pas-pasan
Ya.. Murobbi juga nyariinnya bakal itung-itungan
Sabar deh Wan! Percaya aja sama yang Maha Rahman!
 
Oh.. Ikhwan
Nggak sengaja, liat ukhti minta bantuan
Jatoh dari motor masuk paretan
Hati berdebar mungkin ada harapan
Eeehh… taunya si Ukhti istrinya temen satu Liqo’an
(Gubrak..!! sungguh kasihan )
 
Huuhhh… Dasar Ikhwan!!!
Afwan ya Wan!! Cuma mainan
Yang nulis juga Ikhwan.
 
 
Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat
 
Oh… Akhwat
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat
 
Oh… Akhwat
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat
 
Oh… Akhwat
Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat
Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)
 
Oh… Akhwat
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)
 
Oh… Akhwat
Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat
 
Oh… Akhwat
Seneng banget kalo makan coklat
Nggak sadar kalo gigi udah pada berkarat
Gara-gara sebulan sekali baru disikat
(Hiii… jorok nian kau, Wat!)
 
Oh… Akhwat
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat
Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)
 
Oh… Akhwat
Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat
1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
4 jam….? Woy berenti…! waktunya sudah masuk sholat..!!
 
Oh… Akhwat
Sore-sore makan soto babat
Makannya rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat
Baru wisuda… walaupun wisudanya bareng adek2 tingkat
 
Oh… Akhwat
Nonton konser Izzis sambil lompat-lompat
Tak terasa badan mulai capek dan mulai berkeringat
Sampai nggak sadar kalo ada copet yang mulai mendekat
( Tenang…. Si Ukhti kan sudah belajar silat..!!)
 
Akhwat… Akhwat…
Pergi kuliah di hari Jumat
Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)
 
Oh… Akhwat
Banyak yang nggak mau dimadu, apalagi jadi istri ke empat
( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)
 
Oh… Akhwat
Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?
 
Oh… Akhwat
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat
Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat
Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat
( Huuu.. reseh banget tuh Ikhwan, Wat!)
 
Oh… Akhwat
Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat
Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat
Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat
Wah.. kalau ada… ane pesen satu Wat!
( Please dong akh, Wat! )
 
Oh… Akhwat
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat
Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!
 
Maap ya.. Wat!
Kalau ada kata-kata salah yang didapat
Maklum, yang buat bukannya Akhwat
Udah dulu ya.. yang buat matanya udah 5 Watt!
 
Pergi Rihlah ke Amerika Serikat
Sampai disana ngelempar geranat
Di sana Akhwat di sini Akhwat
Berani bener tuh orang yang ngelempar geranat
HIDUP AKHWAT!!!

Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi.

Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. “Ayo bermain-main lagi deganku,” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?” “Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senan ​glah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu. “Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu. ​”

“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah ​dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan,yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Semoga kesempatan itu masih ada.


- dari seorang teman -

Permen Muslimah

"Sore ini saya ingin berbagi sebuah cerita yang penuh hikmah, semoga bermanfaat ya...
Suatu hari disebuah kereta api dalam perjalanan dari Jakarta menuju Jogja, terjadi dialog sederhana :
Seorang laki-laki non muslim bertanya kepada seorang muslimah :"Maaf... bolehkah saya bertanya sesuatu kepada mbak, mengapa seorang muslimah harus menutup auratnya, mengenakan jilbab dan baju yang menutupi seluruh tubuhnya? saya melihatnya sebagai sesuatu yang sungguh ribet ...dan bukankah itu membuat kecantikannya jadi tak terlihat?".
Muslimah yang ditanya tidak berkata apa-apa dan langsung mengeluarkan 2 bungkus permen. Salah satu nya dia buka bungkusnya. Kemudian kedua permen itu di jatuhkan ke lantai. Lalu ia berkata, jika Mas saya beri pilihan untuk mengambil salah satu dari permen itu, manakah yang akan mas ambil?
Laki-laki non muslim itu pun spontan menjawab :"Tentu saja saya akan mengambil permen yang masih terbungkus dong..."
Muslimah itupun tersenyum kemudian berkata :"Itulah cara islam melindungi kaum wanita dari keburukan, karena begitu berharganya mereka..."
sontak si laki-laki non muslim terdiam dan raut wajahnya memerah seketika ^__^"

Awas!!! Penipuan Modus Baru

Penipuan Modus Baru
Oleh: Charles Tobing | 08 August 2011 | 00:01 WIB


Hari ini, Minggu 7 Agustus 2011 sekitar pukul 1:30  siang penulis menerima telepon dari seorang keponakan yang memberitahukan bahwa dia baru saja  menerima telepon dari  nomor 085311661861 yang nama peneleponnya tidak dia ingat. Penelepon tersebut memberitahukan bahwa abang penulis yang bekerja di RS. Dharmais jatuh di kamar mandi rumah sakit tersebut  dan menjadi tidak sadar dengan  darah keluar dari telinganya.
Kemudian karena keperluan peralatan abang tersebut katanya dibawa ke RS Pertamina Pusat. Agar  peralatan tersebut dapat segera digunakan, penelepon tersebut mengatakan bahwa pihak  keluarga harus segera membayar biaya sebesar Rp. 7.500.000 dan mentransfer ke rekening BCA nomor 2431105731 atas nama Dr. Adi Nugroho.
Mendengar kabar tersebut, penulis segera mengabarkan hal tersebut kepada kakak yang lain. Untung saja kakak tersebut meminta penulis untuk mengecek kabar itu untuk memastikan bahwa itu bukanlah  penipuan. Diingatkan seperti itu penulis segera menelepon abang yang diberitakan terkena musibah tersebut dan memang benar ternyata dia dalam keadaan yang baik-baik saja.
Terlepas bahwa penulis  sering menerima pesan baik melalui email maupun sms untuk berhati-hati terhadap berbagai macam bentuk penipuan yang marak belakangan ini , tetapi tak urung akal sehat sempat  dikalahkan oleh emosi ketika  mendengar kabar musibah tersebut.
Penulis telah mengecek keberadaan rekening tersebut di BCA melalui internet banking dan memang benar rekening tersebut ada atas nama Adi Nugroho tanpa gelar dokter didepannya . Seharusnya pemilik rekening tersebut bisa dilacak dengan melihat database orang tersebut di Bank BCA. Jika tanda pengenal yang diberikan oleh orang tersebut  ternyata palsu, setidaknya gambaran tersebut dapat diketahui melalui rekaman CCTV pada saat orang tersebut membuka rekening.
Penulis akan  meminta keponakan yang menerima telepon tersebut untuk melaporkan peristiwa ini besok  kepada pihak kepolisian sehingga rekening tersebut dapat diblokir sementara pemiliknya dilacak keberadaannya.
Mudah-mudahan tidak ada (lagi) orang yang menjadi korban.

Repotnya Jadi Pengemis di Arab

Repotnya Jadi Pengemis di Arab
Oleh: Mukti Ali | 08 August 2011 | 15:43 WIB


Jangan anda menyangka jadi pengemis itu gampang..di Dubai resiko menjadi pengemis adalah penjara..karenanya mereka harus selalu hati -hati dan waspada jangan sampai polisi melihat mereka ketika beroperasi…namanya juga usaha kadang kasihan melihat mereka tapi bagaimana lagi di dubai ada peraturan pengemis enggak boleh ngemis. Titik.
Beda banget kan dengan di kita ? setiap menjelang bulan suci para pengemis di Indonesia selalu meningkat entah mereka benar-benar pengemis atau orang”kaya”yang bermental pengemis..pernah lho dalam suatu acara di TV di tayangkan bagaimana jaringan pengemis..ternyata mereka kaya-kaya hahahaha lebih kaya dari pegawai negeri.
Di Dubai akan ada polisi yang selalu hilir mudik bolak balik kayak setrikaan di tempat-tempat yang di anggap sangat di gemari oleh pengemis sebagai tempat mangkal..karena seringnya polisi berpatroli menjelang bulan suci hampir tidak ada pengemis yang beroperasi. mereka mati gaya ..udah miskin enggak bisa usaha.
Mengapa pemerintah Dubai begitu tega kepada pengemis ?
Jawabnya adalah untuk  menjaga ketertiban..kalau toh ada orang miskin atawa melarat mereka bisa melapor ke badan-badan amal yang memang di dirikan untuk mengatasi masalah -masalah sosial.jadi lebih tertib enggak kayak di kita ..mungkin bisa jadi orang miskin di kita kelewat banyak jadi aja ribet. Ngurusnya..
mengatasi kemiskinan bukan tugas pemerintah doang ,kita juga wajib membantu pemerintah contohnya jangan sampai deh kita atau keluarga kita jadi pengangguran..atau kita bisa bantu kasih modal usaha kepada tetangga yang butuh modal. pokoknya jangan cuma ngejelek-jelekin pemerintah tapi kita sendiri cuek-cuek aja sama tetangga kita yang kebetulan melarat.
Kembali ke Dubai…saya pernah melihat pengemis di masjid dia berdiri setelah salam pertama kemudian dia berkata kalau dia sedang dalam kesulitan..ini adalah taktik yang biasa di gunakan oleh para pengemis di Dubai tapi mereka  harus hati-hati lirik sana lirik sini takutnya di antara jamaah ada polisi.
Jika ada polisi di antara jamaah mana berani mereka berkata-kata paling setelah polisinya kabur mereka baru menengadakan tangan meminta sedekah..jadi sekali lagi jangan sampai anda mengira jadi pengemis itu gampang di sini taruhannya adalah penjara.
mengapa mereka menjadi pengemis ?
Banyak penyebab di antaranya…bermasalah dengan tempat kerjanya misalnya tidak di bayar gaji. atau emang di kerjain sama agen yang nakal di janjikan kerjaan ternyata enggak ada jadi aja mereka menggelandang  yang jelas beruntunglah kita walau pun banyak masalah masih di negeri sendiri kalau bermasalah di negeri orang ribetnya kuadrat.

Doa Buka Puasa (Dengan Sanad Hasan)

Jangan lupa berdoa ketika berbuka, karena saat itu merupakan waktu yg mustajab ...
=============== ​===
Doa Buka Puasa
=============== ​===

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

"Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, Insya Allah."

(HR. Abu Dawud no. 2357, ad-Daraquthni III/401 no. 2247, al-Hakim I/422. Lihat Irwaa'ul Ghaliil no. 920, Shahiih Abi Dawud III/449 no. 2066, hasan)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’ala ​ihi Wasallam:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ

“Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak, orang yang berpuasa ketika berbuka, penguasa yang adil dan orang yang dizhalimi”

(HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’ala ​ihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:

اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين

adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’ala ​ihi Wasallam. Entah siapa orang yang membuat doa ini.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’ala ​ihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim”
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.

=============== ​=============== ​===============
Perlu diingat juga bahwasannya doa berbuka puasa ini diucapkan setelah kita sudah memakan santapan buka. Jadi sebelum memakan santapan yg dihidangkan seperti biasanya kita mengucakapkan bismillah, kemudian berbuka dan barulah kita ucapkan doa tersebut. (Penjelasan Syaikh Abdullah Al Jibrin rahimahullah). Wallahu a’lam. Semoga ringakasan ini dapat bermanfaat bagi kaum Muslimin.
=============== ​=============== ​===============

http://radiomus ​lim.com/doa-ber ​buka-puasa/

Ikhwan Berbulu Musang Berbau Domba

Ikhwan Berbulu Musang Berbau Domba

Sebut saja Jaka Sutisna (bukan nama sebenarnya). Jaka seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu PTS Jakarta. Sang Jaka aktif di kegiatan dakwah baik kampus ataupun SMA tempat ia dulu menuntut matematika. Penampilan Jaka sama dengan ikhwan lainnya. Namun berbeda dari ikhwan yang lainnya.
Jaka dikaruniai oleh Allah Ta’ala berupa fisik yang terlihat sempurna. Mungkin hal ini terbentuk lantaran aktivitas Jaka yang suka berolahraga. Kulit Jaka juga terlihat putih bersih mirip model-model majalah-majalah remaja. Tak lupa kacamata khasnya yang makin menambah kesan intelektualitasnya.
Jaka juga tercatat sebagai seorang mahasiswa yang cerdas. Beberapa masalah ditangannya dapat segera tuntas. Selain cerdas Jaka juga terlihat bijaksana setidaknya begitu menurut para Community Jaka Lovers yang kebanyakan para akhwat’s. Atas dua hal diatas. Maka Jaka Sutisna pun ditampuk oleh para Jaka Lovers menjadi semacam penasehat atau guru spiritualitas.
Status-status FB atau tweet Jaka pun berkutat pada masalah percintaan. Bak pujangga abad 3 SM ia menguntai kata-kata nun indah begitu meresap di hati para lawan maupun kawan. Tak pelak status-status-nya tersebut sering mendapat pujian. Dari mulai jempol (like this!) sampai ucapan terima kasih “makasih ya kak, syukron akhi atas tausiyahnya” banyak juga yang bertaburan.
Tak sampai disitu, Jaka pun menjadi tempat curahan para penggemarnya. Seperti layaknya tong sampah yang selaluterbuka. Ia menerima pengaduan berbagai masalah yang tengah dihadapi teman-temannya. Akan tetapi anehnya kebanyakan atau malah semuanya adalah wanita. Jaka yang memang supel terlihat begitu menikmati aktivitasnya.
Untuk mengakrabkan suasana Jaka selalumempergunakan jurus-jurus mautnya. Pada awalnya niatan Jaka hanya agar para pendengarnya merasa nyaman dengan dirinya. Tapi lagi-lagi anehnya jurus ini hanya berlaku bagi teman-temanwanitanya.
Sering sekali Jaka mengirim SMS seperti berikut kepada para —lagi-lagi perempuan— audiensnya.
Kemarin malam t’lah kukirimkan seorang bidadari untuk menjaga tidurmu.Akan tetapi tak lama kemudian bidadari tersebut kembali, sambil marah-marah iaberkata kepadaku, “ngapain bidadari suruh jaga bidadari”.
SMS tersebut juga disertai dengan simbol-simbol seperti berikut :-), ^_^V dan semacamnya.
Mendadak Jaka telah berubah seperti ustadz muda yang gemar memberikan tausiyah. Tentunya lewat forum SMS sertajaringan dunia maya miliknya. Tapi menjadi aneh ketika dalam dunia nyata. Jaka ternyata tak banyak mengumbar nasihat kepada sesama teman Ikhwan seperjuangannya.
Jaka, lagi-lagi mendadak bagai seorang guru. Bahasa yang ia pakai dalam percakapan dengan “mutarrobi akhwatnya” adalah aku-kamu. Dan anehnya juga bahasa-bahasa aku-kamu hanya ia tunjukkan kepada para akhwat-akhwat yang memang lugu. Padahal bahasa sehari-harinya adalah saya-anda atau pun gue-elu. Aneh, tapi kenyataannya toh memang seperti itu.
Jaka, juga menjadi sorang murobbi dadakan. Sering kali ia memberikan semangat kepada para binaan yang lagi-lagi perempuan. Tak lupa SMS tausiyah pun sering ia hadirkan. Terutama terkait topik-topik peribadahan.Dari mulai puasa sunnah, qiyamul lail, sampai tilawah quran harian. Dan parahnya hal-hal tersebut tak didapatkan di kalangan ikhwan.
Obrolan via SMS dijadikan sebagai ajang pembuangan bonus. Maklumlah namanyajuga anak kampus. Obrolan berkisar dari masalah dakwah sampai masalah ingus. Pokoknya masalah-masalah yang benar-benar sangat tidak serius. Tak masalah seberapa pegalnya tangan mengetik, yang penting komunikasi jalan terus.
Tak sedikit para akhwat yang terjerat jaring emasnya Jaka. Entah karena keluguan mereka atau mereka-merekanya saja yang terbutakan oleh asmara. Bukan 1, 2 akhwat saja. Melainkan sudah mencapai angka belasan akhwat yang sudah akut terkena kena “virus merah muda”.
Sudah tak terhitung berapa banyaknya para akhwat yang sudah dijanjikan untuk menikah dengan dirinya. Tapi sama dengan yang katanya wakil rakyat di negeri kita. Nyata-nyatanya itu hanya pepesan kosong dan sekedar retorika belaka.
Belakangan Jaka tak diketahui rimbanya. Ia mengganti semua nomor HP serta akun jejaring sosial miliknya. Para pemujanya bingung hendak mencari Jaka yang entah ada di mana.
Ya begitulah Jaka, mendadak ia seperti Jelangkung yang pergi secara tiba-tiba. Sampai hari ini pun orang-orang tidak mengetahui keberadaan “Kak Jack” begitulah ia biasa disapa.

Minggu, 17 Juli 2011

Pacaran is Cinta Terlarang

“PACARAN = Cinta terlarang”

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sepintas memang tulisan tersebut agak menyinggung kita. Tapi apa salahnya jika kebenaran itu harus disampaikan.
“Sampaikanlah kebenaran itu walaupun pahit karena setiap kebenaran akan berbuah kebahagiaan”
Apakah pembuktian cinta itu hanya dengan mengungkapkan rasa cinta saja ? pada saat ini pengungkapan cinta mungkin terkenal dengan istilah “NEMBAK” yaitu si pria menyatakan cintanya kepada si perempuan ataupun sebaliknya dan menanyakan apakah dia bersedia untuk jadi pacarnya. Sedikit kita renungkan benarkah hal ini, dan apakah halal perbuatan tersebut ?
 
Tanda tanya besar tersebut harus kita renungkan sebagai pemuda apakah hal itu dibenarkan dalam Islam.
Islam itu sangat indah karena di dalamnya pun terdapat tata cara bergaul sesama lawan jenis. Dan ada media tersendiri untuk mencurahkan hasrat kita yaitu MENIKAH. Bukan dengan hubungan-hubungan lain yang tidak jelas statusnya.
Apakah rela kita bercengkrama dengan orang lain yang bukan siapa-siapa kita, belum tentu ia akan menjadi suami atau istri kita nanti.
 
 
 
JAGALAH HATI
Ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulullah saw? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri.
Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau nggak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah halal untuk diekspresikan, yaitu saat telah menikah.
Hmm udah jauh banget ya? Nggak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Lebih baik ‘main air’ saja biar sejuk. Gimana ‘main air’-nya?Jaga pergaulan. Bukan berarti ngggak boleh gaul sama cowok, tapi jaga pandangan (bukan berarti nunduk terus).Kalau menyukai lawan jenis, cukup sampai tahap simpati. Jaga hati. Kalau nggak tahan, jauhi diri dari orang yang kita sukai. Banyak-banyak puasa.Banyak ikut kegiatan buat mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, di setiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi solusi utamanya adalah menjaga hati.Banyakin teman (yang sejenis) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu nggak merasa kesepian. Cuma tipu daya syaiton jika kamu  ngerasa lebih nyaman punya teman lawan jenis.Masih nggak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya (kamu-kan sudah baligh). Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL.

Aku Bangga Pada Suamiku

Aku Bangga pada Suamiku

Bismillah …
(Semoga kisah ini juga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari ​muslimahku dimanapun berada)
.
***
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
.
“Anty sudah menikah ?”.
“Belum mbak ”, jawabku .
Kemudian akhwat itu bertanya lagi
“ kenapa ?”
hanya bisa ku jawab dengan senyuman. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” Aku mencoba bertanya .
“Nunggu suami” jawabnya.
.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, ​dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya,
.
“Mbak kerja dimana?”, Entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa Mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi .
Dia hanya tersenyum dan menjawab,
“karena inilah satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas .
.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya trsenyum.
“Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat”.
.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,
.
“Abi, Umi pusing nih, ambil sendiri lah!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23. 30 saya terbangun dan cepat – cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya . Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
.
Astagfirullah, kenapa Abi mengerjakan semua ini? Bukankah Abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap Abi sadar dan mau menjelaskannya, ​tapi rasanya Abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, Abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya .”
.
Subhanallah, aku melihat Mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
.
“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600 -700 rb /bulan. 10x lipat lebih rendah dari gaji saya. Dan malam itu saya benar- benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki , saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata,
.
“Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho ”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata- kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya ”, lanjutnya.
.
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah -mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini . Saya sedih, karena orang tua, dan saudara - saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-band ​ingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
.
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
.
“Kak , kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak -anak kita Kak . Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan . Nah kakak malah pengen berhenti kerja . Suami kakak pun penghasilannya kurang . Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai- santai aja dirumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak , Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal , sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat .
.
“Anty tau , saya hanya bisa nangis saat itu..
Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia”
.
“Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata -kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. “
.
“Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-band ​ingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak -hak suami saya .Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. “
.
“Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya , karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya , tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal.”
.
” Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya , dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku. ​”
.
Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm , meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkanku. ​Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho .
.
***
.
Ya Alloh … .
Berkahi kami dalam menapaki jalan perjuangan menujuMU. Semoga Aku bisa selalu menjadi sebaik-baik istri untuk suamiku, yang menjadi bekal untuk meraih jannah Mu… Amin
.
Untuk Abi, apapun pekerjaan Abi, Ummi BANGGA Bi,

..:: SANGAT BANGGA ::..

Sabtu, 16 Juli 2011

Jangan Bersedih

Jangan Bersedih

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Assalamu’alaikum wr.wb.
 
Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
 
 
1.          Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. Inilah makna sabda rasulullah: “Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi.”
2.         Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.
3.         Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.
4.         Jangan mudah tergoncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.
5.         Beriman kepada Allah, dan beramal shaleh adalah kehidupan yang baik dan bahagia.
6.         Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan dan kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.
7.         Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan qadha’ dan qadar.
8.         Jangan menunggu terima kasih dari orang lain.
9.         Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan teburuk.
10.     Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda
11.      Semua qadha’ bagi seorang muslim itu baik adanya.
12.     Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.
13.     Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain.
14.     Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.
15.     Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdo’a.
16.     Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.
17.     Sesungguhnya setealh kesulitan itu akan ada kemudahan.
18.     Jangan pernah hancur hanya karena perkara yang sepele.
19.     Sesungguhnya Rabb itu Maha Luas ampunan-Nya.
20.    Jangan marah, jangan marah, jangan marah.
21.     kehidupan itu tak lebih hanya sekedar roti, air dan bayangan. Maka, tak usahlah bersedih jika semua itu ada.
22.   {Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepdamu.}
(Q.S. Adz-Dzariyat : 22)
23.    Kebanyakan dari apa yang Anda takutkan tidak pernah terjadi.
24.    Pada orang2 yang tertimpa musibah itu ada suri tauladan.
25.    Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan atas mereka.
26.    Ulangi do’a-do’a untuk menghapuskan bencana.
27.    Anda harus melakukan perbuatan yang baik dan membuahkan, dan tinggalkan kekosongan.
28.    Tinggalkan semua kasak-kusuk, dan jangan percaya kepada kabar burung.
29.    Kedengkian dan keinginan Anda yang kuat untuk membalas dendam itu hanya akan membahayakan kesehatan Anda sendiri. Lebih besar daripada bahaya yang akan menimpa pihak lawan.
30.    Semua musibah yang menimpa diri Anda adalah penghapus dosa-dosa.
 
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Mengejar Cinta Dan Agama

Mengejar Cinta dan Agama

 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sesungguhnya, seseorang yang berpasang-pasangan itu saling mencintai karena sebab yang sama, karena itulah mereka dikatakan sehati..
Jika engkau memilih seseorang karena cintanya kepadamu, maka akan engkau dapatkan cinta itu.. se-utuhnya.. Tapi tidak mendapatkan hal lain selain hanya CINTA..
Jika engkau memilih seseorang karena hartanya yang banyak, maka engkau juga akan mendapatkan sebagian dari hartanya.. Tapi tidak mendapatkan kebaikan lain, selain kesenangan terhadap harta..
“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)
Jika engkau memilih seseorang karena kehormatannya, maka dirimu akan menjadi lebih terhormat di mata orang lain.. Hanya itu..
Jika engkau memilih seseorang karena ketampanan dan kecantikannya, maka kamu tak akan pernah bisa menikmati kesetiaan, karena ketampanan dan kecantikan akan pudar di hari tua..
Tapi, jika engkau berani memilih seseorang itu karena AGAMANYA, maka kamu akan mendapatkan semua: CINTA, KEKAYAAN, KESETIAAN, KEHORMATAN dan KECANTIKAN..
Sebab, sesorang yang baik AGAMANYA adalah seseorang yang sabar, penuh rasa cinta, dihormati, dihargai, disayangi, kaya akan harta (selalu mengucap rasa syukur dan rajin bersedekah) dan mereka itu adalah golongan orang-orang yang cantik hatinya dan bersinar wajahnya..
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Mencari Kebahagiaan Hidup

Mencari Kebahagiaan Hidup

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
KEBAHAGIAAN manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.
 
KEBAHAGIAAN manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki.
 
KEBAHAGIAAN bersumber dari dalam diri sendiri, jangan berharap dari diri orang lain, karena orang lain dapat mengkhianati. Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima orang lain.
Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini apa yang ada adalah baik untuknya.
 
Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri, justru sahabat sejati menjadi semakin jauh. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya.
 
Tiap-tiap manusia memiliki arti dan peranan masing-masing, semua berbeda. Tidak ada yang memiliki arti yang sama persis. Punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain. Dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain.
 
Percaya kepada ALLAH, bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri. Tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusia butuhkan. Tidak harus saat ini, masih ada esok hari. Seperti yang sedang teralami, mendapat suatu cobaan dan kesusahan adalah jalan untuk dapat melihat kebahagiaan “menikmati kebahagiaan dalam kesusahaan hati”.

Akhwat First?? Why Not!!

== Akhwat First..?? Why Not !! ==

Seorang wanita yang dalam situasi dan kondisi waktu tertentu pada umumnya dan sewajarnya terlebih dahulu didahulukan, diutamakan, dan diprioritaskan.
 
Betapa tidak, Alloh azza wa jalla, agama Islam dan Rasulullah Muhammad SAW memberikan kedudukan yang utama serta tertinggi kepada seorang akhwat, seorang istri, seorang muslimah, seorang ibu dalam kehidupan di dunia ini.
 
wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dikarenakan ia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.
 
Tidak hanya itu pula, sesungguhnya kunci dibalik kesuksesan, keberanian dan kegigihan perjuangan seorang mujahid, maka tersimpan pula peran seseorang wanita di belakangnya. Oleh karena itu, biasa kita bercermin dan melihat siapa ibunya atau pula melihat siapa istrinya.
 
“Dibalik kesuksesan, keberanian dan kegigihan perjuangan seorang mujahid, maka tersimpan pula peran seseorang wanita di belakangnya”

Setiap seorang wanita sholehah bersama keluarganya pasti menginginkan generasi penerusnya sebagai generasi yang mampu cinta dan taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Beragam contoh kemuliaan, keutamaan, kedudukan seorang wanita sholehah dalam pandangan Islam telah menjadi tolak ukur kesuksesan seorang anak maupun rumah tangga dalam keluarganya. Dilukiskan dalam sejarah pula, betapa banyak pula wanita-wanita desa yang tidak mampu membaca dan menulis, namun mampu melahirkan para mujahid-mujahid agung yang mengukir sejarah di pentas dunia.
Seorang ulama besar Imam Syafi’i ketika dilahirkan dalam keadaan yatim. Kala diasuh dan dibesarkan oleh seorang ibu yang tangguh secara mental dan spiritual sehingga sebelum usia baligh beliau telah hafal Al-Qur’an. Imam Bukhari ketika dilahirkan mengalami buta. Namun, karena doa ikhlas yang kerap dipanjatkan oleh seorang ibu yang melahirkannya sehingga Allah SWT mengabulkan doanya, Imam Bukhari dapat melihat kembali dan dunia telah mengakui kejeniusan dan kecemerlangan otaknya. Di dalam salah satu tulisan Sayyid Quthb (ulama besar Mesir) menulis, “Dimana saja saya bermain, terdengar ibuku sedang membaca Al-Qur’an.” Hal ini pulalah yang menjadikan saudara-saudara kandung Sayyid Quthb merupakan para penghapal Al-Qur’an. Muhammad Quthb, Aminah Quthb dan Hamidah Quthb, semuanya merupakan hafidz Al-Qur’an (hapal Al-Qur’an)
 
Dikisahkan pula dalam suatu waktu dan kesempatan Imam Ahmad pernah mengisahkan tentang ibunya (semoga Allah merahmatinya) :"Ibuku menjadikan ku hafal Al-Quran, ketika umurku 10 tahun. Dan dia tidak hanya hafal tapi juga memahaminya dengan hati, maka larilah semua godaan dan syaitan dari hatinya, dan menjadilah dia seorang yang ahli beribadah kepada Allah SWT. Imam Ahmad juga mengisahkan bahwa ketika umurnya 10 tahun ibunya memakaikan pakaian untuknya, membangunkannya dan memercikan air ketika sebelum sholat subuh, hingga akhirnya sang ibu mengajaknya pergi ke masjid dengan jarak masjid dengan rumah yang agak berjauhan.
Selain itu, ada pula kisah dari proses pencarian calon ibu untuk anak-anak dari pemuda Hasan Al-Banna. Di kala pencarian tersebut, ibu dari Hasan Al-Banna berkisah sebagai referensi utama. Ibu yang sholehah, tentu tahu apa yang dibutuhkan oleh pemuda pejuang da’wah seperti Hasan Al-Banna. Bermula dari ketertarikan Sang Ibunda pada kelembutan suara al-qur’an seorang gadis pada saat beliau bersilaturahim di sebuah rumah, lalu Ibunda Hasan Al-Banna bercerita dengan anaknya hingga pada akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan. Hal ini pula yang menandakan bahwa sesungguhnya jodoh itu bersama dengan tingkatan keimanan kita.
 
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.”(QS. Adz- Dzariyat: 49)
 
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)
 
 
Mendapatkan seseorang wanita sholehah yang mampu mendidik sang anak merupakan idaman dan impian bagi setiap bahtera rumah tangga dalam keluarga yang menekankan betapa pentingnya mendidik seorang anak yang dititipkan oleh Alloh SWT.
 
Hal ini pernah dicontohkan pula oleh (Almh) Ustadzah Yoyoh Yusroh dalam suatu kesempatan tausyiah terkait betapa pentingnya Hukum mendidik anak yang wajib, sebagaimana wajibnya menuntut ilmu dan mendidik anak juga termasuk pesan Rasulullah agar kaum muslimin mencetak generasi yang shalih dan shalihah. Dalam tausyiahnya beliau menyampaikan bahwa semua orang ingin memiliki keturunan yang shalih dan shalihah. Akan tetapi jarang sekali majlis ta’lim yang membahas atau mempunyai program terkait dengan hal ini. Yang ada hanyalah pembahasan tafsir, hadits, fiqih dan lain sebagainya. Namun hampir tidak ada sama sekali pembahasan terkait dengan pendidikan anak. Bukan itu saja, dari pihak orang tua sendiri juga kurang ada perhatian terhadap pendidikan agama anak-anaknya.
 
Hal ini dapat dilihat dari pemberian uang jajan ketika pergi ke sekolah dan ketika pergi elajar di madrasah (sekolah sore misalnya). Uang jajan yang diberikan ketika berangkat ke madrasah lebih kecil daripada ketika anak-anak mereka pergi ke sekolah di pagi hari. Akibatnya, anak-anak menjadi enggan pergi mengaji ke madrasah. Hal ini beda sekali dengan kondisi di masa Rasulullah. Di usia 11 tahun Aisyah sudah cukup matang dalam berpikir. Sehingga pada usia semuda itu, dia sudah banyak hapal hadits.
 
Abdullah bin Amr bin Ash menikah di usia 16 th. Ini menunjukkan anak-anak di masa Rasulullah dan para sahabat merupakan anak-anak yang sudah matang. Oleh karenanya pendidikan harus dilakukan sedini mungkin. Yaitu sejak di dalam kandungan. Begitu penjelasan (Almh) ustadzah Yoyoh.
 
Sewaktu di dalam kandungan pendengaran seorang bayi sudah dapat berfungsi. Seorang wanita yang sedang hamil hendaknya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
 
Setelah lahir; di usia 6-8 tahun, penglihatan seorang anak bayi sudah sempurna. “Pada usia itulah, saya mengenalkan huruf latin dan huruf Arab. Saya mencoba mengajarkan anak saya untuk dapat membaca huruf latin dan Al-Qur’an,” begitu penjelasan (Almarhumah) ustadzah Yoyoh Yusroh.
 
Menurut Abdullah Nashih Ulwan terbagi menjadi 3. Pendidikan ruh anak, akal anak dan tubuh anak.
 
Di waktu seorang wanita hamil, hendaknya dia memperkuat hubungannya dengan Allah, memiliki hubungan baik sesama manusia dan berupaya semaksimal mungkin untuk menjauhi hal-hal yang syubhat. Ujar beliau.
 
Oleh karena itu, betapa pentingnya peran seorang Ibu sebagai madrasah pertama bagi sang anak dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
 
‘Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan …’ (Ibnu Qayyim)
Kedudukan seorang wanita dalam Islam cukup penting (utama). Sangat disayangkan, bila para wanita muslimah, wanita sholehah yang telah matang dan mampu mengaplikasikan secara ilmu, pendidikan dan usia telah siap dan mampu untuk menikah namun, terkendala karena sungkan dan lebih kerap menunggu datangnya sinyal sang ikhwan pujaan sejati yang siap mengarungi bahtera rumah tangga dalam menuju sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Seperti kita ketahui, tidak ada larangan apapun bagi seorang wanita bila mengajukan diri kepada seseorang yang dianggapnya shalih dan baik untuk dinikahkan. Bahkan dahulu, sayyidatina Khadijah ra melakukan hal tersebut. Beliau yang melamar calon Nabi Muhammad saat itu yang masih berusia 25 tahun. Hal itu dikarenakan Khadijah ra tahu persis kebaikan akhlak calon suaminya itu, kejujurannya dan kebaikan-kebaikannya yang lain. Sehingga jenjang menuju pernikahan pun terlaksana, sementara kejadian tersebut berlangsung sebelum datang dan turunnya wahyu.
 
Hal ini sejalan dengan konsep bahwa seorang akhwat, boleh mendahului dalam segala sesuatu hal selama hal tersebut baik, dan sesuai syar’i dan tidak ada larangan dalam tuntunan agama, dikarenakan keutamaan dan kedudukan seorang wanita muslimah dalam pandangan Islam. Akhwat First..?? why not !!
 
Sosok Khadijah ra lahir dari proses pembinaan yang intensif. Berbahagialah seorang suami yang memiliki pendamping yang setia dan penuh pengorbanan seperti Khadijah. Selama Menikah dengan Khadijah, Rasulullah Saw tidak pernah menikah dengan seorang wanita lain hingga khadijah ra tutup usia.
 
“Rasulullah SAW bersabda, aku dikaruniahi oleh Allah rasa cinta yang mendalam kepada Khadijah. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinyalah aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak pernah kuperoleh dari istri-istriku yang lain” (HR. Ahmad).
 
Lanjut lagi yuuk kisahnya,...
 
Setelah turun wahyu dan syariah, ternyata keadaan seorang wanita yang datang mengajukan diri untuk dinikahkan pun tetap terjadi. Ada beberapa wanita di masa tasyri'menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW untuk dinikahi beliau. Salah satunya adalah apa yang kita baca dalam hadits berikut ini.
Dari Sahal bin Sa'ad ra. berkata bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW dan mengatakan,"Ya Rasulllah, aku telah menyerahkan diriku untuk Anda (bersedia dinikahkan)."Salah seorang shahabat berkata,"Kawinkan saja dengan saya."Maka Rasulullah SAW bersabda,"Aku telah nikahkan kamu dengannya dengan mahar berupa bacaan Al-Qur'an yang kamu miliki. .(HR Bukhari)
 
Ternyata wanita yang pernah datang kepada Rasulullah SAW dan menyerahkan diri kepadanya bukan hanya satu. Di dalam kitab Fathul Bari, Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan beberapa wanita, diantaranya Khaulah binti Hakim, Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-Harits. Tentunya dengan beragam kekuatan sanad yang menerangkan hal itu.
 
Sehingga hal tersebut membuat Aisyah ummul mukminin ra. merasa cemburu kepada para wanita itu. Hal itu terungkap dalam salah satu hadits shahih.
 
Dari Aisyah ra. berkata,"Aku merasa cemburu dengan para wanita yang telah menyerahkan dirinya kepada Rasulullah SAW (untuk dinikahi). Aku berpikir bagaimana pantas wanita menawarkan dirinya kepada laki-laki. Ketika Allah SWT menurunkan ayat (Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki diantara mereka dan menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu. QS Al-Ahzab: 51), aku berkata bahwa tuhanmu telah menyediakan apa yang engkau inginkan..(HR Bukhari)
 
Namun meski demikian, para ahli sejarah menyebutkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang benar-benar dinikahi oleh Rasulullah SAW, meski pun hukumnya halal bagi beliau. Karena semua itu memang terpulang kepada beliau sendiri. Seandainya beliau menghendaki, para wanita itu halal untuk dinikahi. Namun bila beliau tidak menghendaki, beliau berhak untuk menolaknya. Dan di dalam hadits di atas, itulah yang terjadi.
 
Maka sebagai wanita muslimah, tidak ada salahnya secara hukum syariah untuk mengajukan diri kepada laki-laki yang anda anggap shalih dan baik secara sudut pandang agama, serta punya kemampuan dan kesiapan lahir batin untuk berumah tangga dengan anda. Kalau pun anda merasa sungkan dan malu, hal itu wajar. Bahkan Aisyah ra. pun merasakan hal tersebut, ketika melihat ada wanita yang datang menyerahkan diri kepada suaminya, Rasulullah SAW.
 
Tapi pada hakikatnya, hal itu tidak terlarang. Mungkin anda bisa meminta bantuan orang lain yang anda kenal dan sangat anda percaya untuk menyampaikannya kepada laki-laki yang anda sukai. Bukankah dahulu Khajidah ra juga menggunakan bantuan orang lain untuk menyampaikan maksudnya?
 
So, Akhwat First..?? Why Not !!
 
**********
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud]
 
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku baik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
 
 
Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
 
”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)
 
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
 
“Jika seseorang menikah, maka sempurnalah setengah agamanya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT pada setengah agama yang masih tersisa.” (HR Ahmad)
 
Sesungguhnya peletak dasar pergerakan dakwah modern semisal Hasan Al Banna telah memberi contoh bahwa yang merasakan sentuhan pertama nilai pendidikan seorang da’i, justru orang terdekatnya, jika ia seorang ayah, maka istri dan anaknyalah yang merasakan sentuhan pertama. Demikian pula bila ia adalah seorang ibu (Dra.Hj.Wirianingsih,”Cinta di rumah Hasan Al Banna”)

"Semua hal besar biasanya diawali oleh seorang wanita."Alphonse de Lamartine (1790-1869), penulis dan pujangga Prancis"
 
"mencintaimu adalah bahagia&sedih; bahagia karena memilikimu dalam kalbu; sedih karena kita sering berpisah"(WS Rendra)