Rabu, 29 Juni 2011

Cewek Display

Aha! Pasti udah tahu dong bahwa ada begitu banyak kontes umbar aurat lainnya juga bertebaran: ada Miss World, Miss International, Miss Campuss, Miss USA, Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan masih banyak lagi. Indonesia bahkan beberapa kali ikutan ngirimin cewek yang display-nya aduhai ke ajang Miss Universe. Latah banget ya? Duh, kok para perempuan itu begitu antusias mengikuti berbagai macam lomba sejenis yang intinya adalah ajang untuk memamerkan auratnya sebebas-bebasnya. Saya juga perempuan, tapi nggak mau tuh pamer aurat. Itu merendahkan harkat dan martabat wanita!
Oya, perempuan juga ada di iklan pun. Mulai dari produk permen hingga mobil, semua memakai tubuh perempuan sebagai upaya menarik konsumen dengan tujuan melariskan dagangannya. Rambut, kulit, gigi, pipi, mata, kaki, tumit, hingga ke ketiak, semua merupakan komoditi laris untuk ‘menjual’ perempuan.
Sebagai perempuan, pernahkan terbersit di benak kita “Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspose sedemikian rupa?” Fitrah pemalu yang ada pada diri perempuan seolah sirna ketika pandangan takjub audiens dan kilatan lampu blitz semakin menelanjangi tubuh mereka yang sudah setengah telanjang itu. Mengapa ini terjadi?
Kebodohan merajalela
Yupz, kebodohan merajalela di tubuh umat termasuk perempuan. Akibatnya jelas, perempuan menjadi mudah dibodohi dengan ‘iming-iming’ ketenaran semu dan kemewahan duniawi. Kemolekan tubuh perempuan dijadikan ajang eksploitasi. Celakanya, justru yang mengeruk keuntungan lebih besar dari semua itu adalah mereka yang memiliki modal. Perempuan hanya dijadikan ujung tombak yang mendapat rupiah tak seberapa. Karena faktor kebodohan, perempuan merasa bahwa ia dipuja dan dihargai.
Gimana tidak disebut bodoh, ketika dalam sebuah tayangan iklan, perempuan digambarkan kucel dan terbelakang dengan rambut panjang dan kacamata tebalnya. Lalu secara otomatis, perempuan ini bisa menjadi idola dengan memakai produk tertentu. Bukan produknya yang jadi masalah, namun penampilan perempuan tersebut yang ternyata berubah menjadi berambut pendek tanpa kacamata dan yang paling bikin jakun lawan jenis naik turun adalah gaya berpakaiannya. Perempuan ini memakai rok super pendek dan baju atas you can see (everything?) dan berjalan berlenggak-lenggok dengan ganjennya. Ckckck, untuk jadi popular harus bertingkah murahan seperti itu?
Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli. Mulai dari SPG (Sales Promotion Girl) yang syarat utama adalah penampilan menarik (baca: tidak memakai kerudung apalagi jilbab) hingga kontes Miss apa pun itu namanya.
Kontestan finalis lomba Miss atau Puteri-Puteri-an itu hanya dijadikan sebagai pelengkap penderita dalam setiap kesempatan. Dibawa ke ajang pariwisata, paling-paling tugasnya cuma menyambut dan mendampingi pejabat yang datang. Bilapun ada yang berdalih untuk menaikkan jumlah wisatawan yang hadir, jadi muncul pertanyaan, “Ini yang dijual Miss Pariwisatanya ataukah obyek wisata yang ada?”
Rancu. Belum lagi para pemenang kontes umbar aurat itu selalu dijadikan ikon untuk misalnya peduli kanker, peduli AIDS, peduli lingkungan, dll. Padahal kontribusinya juga tak jelas pada semua gerakan tersebut. Belum lagi ketika ditanya tentang sesuatu agak mendetil yang membutuhkan luasnya wawasan dan kecerdasan, seringkali jawabannya tulalit. Inikah potret perempuan yang dikatakan mempunyai ‘brain, beauty dan behaviour’ itu?
Perempuan, jangan mau jadi korban!
Dari berbagai gambaran di atas, jelas sekali kalau perempuan itu hanya dijadikan objek pelengkap penderita saja. Anehnya lagi, dari pihak perempuan sendiri merasa asik-asik saja diperlakukan demikian. Tapi sebetulnya, cuma perempuan bodoh dan mau dibodohi saja yang rela diperlakukan demikian. Perempuan smart atau cerdas pasti bakalan ogah memilih jalan hidup yang menghinakan seperti itu.
Bro en Sis, sebetulnya dalam hal ini, siapa atau pihak mana sih yang diuntungkan dengan adanya tren cewek modal display? Jelas banget kalo yang diuntungkan itu pastilah mereka orang-orang yang mendewakan materi sebagai tuhan dalam hidup ini. Mereka yang menganggap bahwa kebahagiaan terbesar adalah ketika kepuasan duniawi semisal duit dalam jumlah banyak plus perempuan bertubuh molek bertebaran di sekeliling untuk dilecehkan. Orang tipe ini yang ada di pikirannya hanyalah seputar perut dan apa yang di bawah perut (syahwat).
Mereka ini adalah pemodal alias orang yang mempunyai duit banyak. Dengan duit itu mereka seolah-olah mampu membeli perempuan untuk diperbudak semau mereka. Jadilah fenomena cewek modal display ini makin marak karena dari pihak cewek atau perempuan sendiri memang bangga bila sudah jadi budak materi. Klop!
Orang seperti ini dilindungi oleh sistem yang bernama kapitalisme. Karena memang dari namanya saja, sistem ini jelas menguntungkan mereka para pemilik modal. Jadi jangan heran bila akhirnya hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat (duitnya banyak) dialah yang menang. Dalam hukum rimba seperti ini, hewan-hewan lain di sekeliling hanya ikut dan ho’oh saja karena takut dilahap si raja rimba.
Masalahnya, perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan adalah manusia dengan segenap potensi yang diberikan Sang Pencipta padanya sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya. Ditambah dengan keimanan yang mendalam, perempuan cerdas berani bertindak dan berkata TIDAK pada semua jenis pelecehan apa pun itu bentuknya.
Perempuan, bangkitlah!
Tak ada alasan bagi perempuan untuk berdiam diri menyaksikan kaumnya dilecehkan sedemikian rupa. Karena sungguh, Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri (coba deh, cek di al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11). Begitu pula dengan perempuan.
Kapitalisme hadir untuk menghinakan perempuan dan harkat kemanusiaannya. Begitu juga isme lain yang sudah sekarat yaitu sosialisme (termasuk komunisme di dalamnya), sudah dicampakkan di banyak negeri karena bukannya menjunjung tinggi martabat manusia tetapi malah semakin merendahkanya. Hanya Islam saja yang telah terbukti selama lebih dari 14 abad memuliakan kehidupan, bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan.
Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu. Sehebat apa pun seorang suami, ia bukan apa-apa tanpa perempuan salihah di sisinya. Perempuan adalah tiang negara. Karena posisinya sebagai tiang inilah, kualitas dirinya harus benar-benar teruji sebagai penyangga sebuah peradaban.
Kualitas bukanlah kuantitas. Kualitas mengacu pada nilai diri seseorang dalam hal ini adalah perempuan. Sedangkan kuantitas mengacu pada materi atau dalam hal ini bisa disebut secara fisik. Belum pernah ada kehebatan sebuah negara ditentukan seberapa cantik atau seberapa seksi perempuan yang jadi warga negaranya. Sebaliknya, negara yang menjadikan perempuan hanya sebagai display, maka siap-siap saja menunggu kehancurannya.
Perempuan memang cantik. Ini adalah sesuatu yang alami ada pada diri setiap perempuan. Karena kecantikan ini pula diberlakukan keistimewaan pada diri perempuan yang berbeda dengan laki-laki, semisal dalam hal berpakaian. Auratnya adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aturan syariat ini ada karena Islam ingin menjaga perempuan agar tetap cantik karena tubuh dan kulitnya terlindung di balik kain yang lembut.
Begitu juga dalam hal mencari duit untuk nafkah keluarga. Perempuan tidak mempunyai kewajiban bekerja. Bilapun ada kondisi tertentu yang membuat perempuan ‘harus’ bekerja, maka itu pun harus tetap memperhatikan aturan syariat semisal dalam hal berbusana. Ia tetap harus bekerudung dan berjilbab ketika keluar rumah, tidak khalwat (berdua-duaan dengan laki-laki non mahrom), tidak ikhtilat (bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada alasan yang syar’i) dan sesuai dengan fitrahnya sebagai perempuan. Satu lagi yang penting, ia pun harus mendapatkan izin dari walinya, bisa suami atau ayahnya. Subhanallah, hebatnya Islam!
Keluarnya perempuan untuk bekerja, seyogyanya dalam rangka memaksimalkan potensi dirinya untuk kemaslahatan umat. Cewek modal display hanya mengandalkan sisi keperempuanan secara tubuh, seolah perempuan tak punya modal lain selain itu saja. Ih… merendahkan banget! Padahal bila mau, perempuan bisa sangat cerdas dan berkualitas. Inilah yang saat ini seharusnya dimaksimalkan oleh perempuan agar tak ada lagi pihak yang memperlakukan dirinya ‘habis manis sepah dibuang’. Cewek modal display bila sudah tak cantik lagi dan kulitnya mulai berkerut, siapa juga yang mau mempekerjakan dirinya? Beda dengan akal dan akhlak yang lifetime-nya hingga nyawa menjemput.
So, Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri. Hanya perempuan yang tak tahu berterima kasih saja yang enggan memakai Islam dalam segenap aspek kehidupannya. Jadi, kalo kamu termasuk perempuan yang tahu berterima kasih terhadap yang menciptakan dirimu, plus juga cerdas dan salihah, pasti deh bakalan memilih hidup cara Islam dan mencampakkan pilihan hidup lain selain Islam. Abisnya, udah tahu nikmatnya Islam sih! Ok?

Dzikrul Maut

# PROSES KEMATIAN DAN HANCURNYA TUBUH KITA #

►Sesaat sebelum mati, detak jantung Anda mulai berhenti, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin di telinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi. Inilah yg disebut saat sakaratul maut.

►0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.

►1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.

►3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.

►4 – 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.

►7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.

►1 – 4 Jam
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.

►4 – 6 Jam
Rigor Mortis terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.

►6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.

►8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.

►24 – 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.

►36 – 48 Jam
RŸigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.

►3 – 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.

►8 – 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.

►Beberapa Minggu
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.

►Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.

►Satu Tahun
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya raya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.
Manusia tidak perlu sombong, tiap ciptaan Tuhan yg hidup pasti akan mati.

Minggu, 26 Juni 2011

Terimalah Dia Apa Adanya Dengan Kekurangannya

¸.·´¨) ¸.·*¨)♥ ¸.·*¨)♥Terimalah Dia Apa Adanya Dengan Kekurangannya¸.·*¨)♥ ♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥ Jika kamu memancing ikan Setelah ikan itu terlekat di mata kail Hendaklah kamu mengambil ikan itu Janganlah sesekali kamu LEPASKAN ia semula kedalam air begitu sahaja Kerana ia akan SAKIT oleh kerana bisanya ketajaman mata kail kamu&mungkin ia akan MENDERITA selagi ia masih hidup… Begitulah juga setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN kepada seseorang Setelah dia mulai MENYAYANGI kamu Hendaklah kamu MENJAGA hatinya Janganlah sesekali kamu terus MENINGGALKANNYA begitu sahaja Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu Dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya selagi dia masih mengingati kamu… Jika kamu MENADAH air biarlah berpada Jangan terlalu berharap pada takungannya dan menganggap ia begitu teguh Cukuplah sekadar untuk KEPERLUANMU sahaja Kerana apabila ia mulai RETAK tidak sukar untuk kamu menampal dan memperbaikinya semula Dan bukannya terus dibuang begitu sahaja… Begitulah juga jika kamu sedang memiliki seseorang….TERIMALAH dia seadanya Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan mengganggapkan dia begitu istimewa Anggaplah dia manusia biasa Kerana apabila dia melakukan KESILAPAN, tidaklah sukar untuk kamu MEMAAFKANNYA dan MEMBOLEHKAN hubungan kamu akan TERUS hingga ke akhir hayat Dan bukannya MENGHUKUMNYA dan MENINGGALKAN dia begitu sahaja kerana kamu merasa terlalu kecewa dengan sikapnya Lalu semuanya akan menjadi TERHENTI begitu sahaja… Jika kamu MEMILIKI sepinggan nasi Yang kamu pasti baik untuk diri kamu Yang MENGENYANGKAN dan BERKHASIAT Mengapa kamu berlengah lagi? Cuba mencari makanan yang lain? Kerana terlalu ingin mengejar KELAZATAN Kelak, nasi itu akan BASI dan kamu sudah tidak boleh menikmatinya lagi Kamu akan MENYESAL Begitulah juga jika kamu telah bertemu dengan seorang INSAN Yang kamu pasti boleh membawa KEBAIKAN kepada dirimu MENYAYANGIMU…. MENGASIHIMU…. dan MENCINTAIMU…. Mengapa kamu berlengah lagi? Dengan cuba MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain? Terlalu mengejar KESEMPURNAAN? Kelak, dia akan BERJAUH HATI dan kamu akan KEHILANGANNYA apabila dia menjadi milik orang lain Kamu juga yangg akan MENYESAL dan tidak ada gunanya lagi Oleh itu janganlah kita terlalu mengejar KESEMPURNAAN Kerana ia bukanlah faktor utama KEBAHAGIAAN yang sempurna, Sedangkan jika kita boleh memaafkan KESILAPAN orang yang kita sayang Dan akur dengan KELEMAHANNYA sebagai manusia biasa serta BERSYUKUR dengan apa yang kita sudah MILIKI Kita akan BAHAGIA, BAHAGIA dan terus BAHAGIA… itu lebih BERMAKNA ! “Begitu hidup ini tiada yang abadi Yang patah akan tumbuh yang hilang akan berganti, Namun yang berganti tidak mungkin sama seperti yang telah pergi” *♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•. ♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•*♥* (¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥ `·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´ Semoga bermanfaat Insya Allah... ♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫ Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir

Siapakah Orang Paling Kaya di Dunia?

“Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!” Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, “Pemain bola anu!” atau “Artis itu!”
Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!
 
Orang paling kaya di mata syariat
Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling nrimo.
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)
 
Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan “qana’ah“, artinya adalah ‘nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala.
 
Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.
 
Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)
 
Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.
 
Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?
 
Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
 
Kiat membangun pribadi yang qana’ah
Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qana’ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta’ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.
Allah Ta’ala mengingatkan,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.” (QS. Hud:6)
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
“Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki.  Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)
 
Buah manis qana’ah
Sebagai suatu karakter yang terpuji, qana’ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qana’ah itu sendiri. Di antaranya:
 
Pertama: Qana’ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.
Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
“(Orang lain)–yang tidak tahu–menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain.” (QS. Al-Baqarah:273)
 
Kedua: Qana’ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya, melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya.
Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya’kub ‘alaihis salam,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
“Dia (Ya’kub) berkata, ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’” (QS. Yusuf:86)
 
Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?
 
Namun, realita berkata lain. Rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah, para ulama mengingatkan, “Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?”
 
Qana’ah berarti tidak bekerja dan ikhtiar?
Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qana’ah. Sehingga, cukup duduk berpangku-tangan di rumah, dengan dalih: kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga!
 
Qana’ah tidaklah seperti itu, karena qana’ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu, berapa pun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu.
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)
 
Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya, ia harus “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta’ala.
 
Wallahu a’la wa a’lam…
 
Kedungwuluh, Purbalingga, 7 Ramadhan 1430/28 Agustus 2009
 
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Artikel www.tunasilmu.com

Siapakah Orang Paling Kaya di Dunia?

“Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!” Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, “Pemain bola anu!” atau “Artis itu!”
Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!
 
Orang paling kaya di mata syariat
Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling nrimo.
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)
 
Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan “qana’ah“, artinya adalah ‘nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta’ala.
 
Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.
 
Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim; dari Abdullah bin ‘Amr)
 
Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.
 
Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?
 
Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
 
Kiat membangun pribadi yang qana’ah
Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qana’ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta’ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.
Allah Ta’ala mengingatkan,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah.” (QS. Hud:6)
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
“Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki.  Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)
 
Buah manis qana’ah
Sebagai suatu karakter yang terpuji, qana’ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qana’ah itu sendiri. Di antaranya:
 
Pertama: Qana’ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.
Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
“(Orang lain)–yang tidak tahu–menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain.” (QS. Al-Baqarah:273)
 
Kedua: Qana’ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya, melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya.
Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya’kub ‘alaihis salam,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
“Dia (Ya’kub) berkata, ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’” (QS. Yusuf:86)
 
Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?
 
Namun, realita berkata lain. Rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah, para ulama mengingatkan, “Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?”
 
Qana’ah berarti tidak bekerja dan ikhtiar?
Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qana’ah. Sehingga, cukup duduk berpangku-tangan di rumah, dengan dalih: kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga!
 
Qana’ah tidaklah seperti itu, karena qana’ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu, berapa pun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu.
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang.” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)
 
Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya, ia harus “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta’ala.
 
Wallahu a’la wa a’lam…
 
Kedungwuluh, Purbalingga, 7 Ramadhan 1430/28 Agustus 2009
 
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.
Artikel www.tunasilmu.com

Kapan Wanita Mulai Shalat Zhuhur di Hari Jumat?

Kapan Wanita Mulai Sholat Zhuhur di Hari Jumat?

 
Kita telah mengetahui bersama bahwa shalat Jumat tidaklah wajib bagi muslimah. Sebagai gantinya, ia melaksanakan shalat Zhuhur (empat rakaat) di rumahnya. Seringkali ditanyakan oleh para wanita, kapan mulainya shalat Zhuhur tersebut? Apakah ketika telah masuk waktu Zhuhur atau barangkali menunggu sampai shalat Jumat para pria di masjid selesai? Moga artikel sederhana ini bisa sebagai jawaban.
 
Al Lajnah Ad Daimah di Kerajaan Saudi Arabia pernah ditanya,
“Apa hukum menunaikan shalat jumat bagi wanita? Apakah ia melaksanakannya sebelum atau sesudah shalat para pria atau ia shalat bersama mereka (kaum pria)?”
 
Jawaban yang disampaikan oleh para ulama komisi fatwa Al Lajnah Ad Daimah,
“Wanita tidak wajib melaksanakan shalat Jum’at. Namun jika wanita melaksanakan shalat Jumat bersama imam shalat Jumat, shalatnya tetap dinilai sah. Jika ia shalat di rumahnya, maka ia kerjakan shalat Zhuhur empat rakaat. Ia boleh mulai mengerjakan shalat Zhuhur tadi setelah masuk waktu Zhuhur, yaitu setelah matahari tergelincir ke barat (waktu zawal). Dan sekali lagi dia tidak boleh laksanakan shalat jumat (di rumah) sebagaimana maksud keterangan sebelumnya.
Wa billahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”
Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua, Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi selaku wakil ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota dan Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud selaku anggota.
[Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, 8/212, no. 4147, pertanyaan kedua]
 
Kesimpulannya, seorang wanita boleh melaksanakan shalat Zhuhur saat hari Jumat di rumah mulai sejak masuk waktu Zhuhur, tidak mesti menunggu sampai para jamaah pria selesai menunaikan shalat Jumat.  Hal yang sama berlaku bagi orang yang udzur tidak bisa melaksanakan shalat Jumat seperti orang yang sakit.
 
 
Muhammad Abduh Tuasikal
Riyadh-KSA, 7 Rajab 1432 H (08/06/2011)
www.rumaysho.com

Romantisme Islami

Romantisme Islami

Berawal dari sebuah keraguan.  
 
Saya ragu bahwa banyak orang yang telah menikah masih sempat memaknai arti romantis. Bayangkan saja, setiap hari mereka akan berhadapan dengan banyak urusan. Entah pekerjaan, keuangan, kondisi rumah yang berantakan, atau juga pendidikan dan perawatan anak-anak. Di tengah itu semua, nyaris yang ada hanya aktifitas-aktifitas rutin yang statis. Pandangan dan senyuman dari pasangan kita menjadi tidak terlalu berharga. Terlewatkan setiap hari begitu saja. Kalau ada satu dua ciuman, biasanya di akhir pekan yang melelahkan. Nyaris tak berkesan.Lantas,   kemana gerangan perginya  senyum, lirikan  dan sentuhan manja yang dulu pernah ada ? Adakah bergantinya siang dan malam telah menggerogoti cinta ? Wallahu a’lam  
 
 
Berawal dari sebuah keraguan.  
 
 
Saya ragu bahwa teman-teman saya mampu dan berani untuk romantis. Sebab kebanyakan dari mereka –para aktifis dakwah- adalah sosok-sosok yang tampil garang saat berdemonstrasi, serta mempunyai mobilitas dan semangat tinggi dalam beraktifitas. Sementara sebagian yang lainnya adalah sosok-sosok yang lembut, santun, khusyuk dengan wajah teduh yang khas. Saya ragu kalau mereka mau atau sempat beromantis ria dengan pasangannya sekarang ini atau kelak ketika menikah. Mendengar istilah romantis saja mungkin terasa asing bahkan cenderung phobi.  
 
 
Yang saya tahu, romantis bagi sebagian dari mereka dipahami cenderung ke arah cengeng, melankolis, atau bahkan ikut-ikutan gaya barat. Belum lagi untuk para aktifis yang mempunyai jam terbang tinggi ; Romantis ? Hmm.. mana sempat akh  ?  
 
 
Dari keraguan-keraguan diatas, lalu  pertanyaan singgah dalam benak saya : Romantis itu sebenarnya apa dan milik siapa ? Maka mulailah saya berusaha mencari jawaban yang tepat untuk hal itu. Semoga.  
 
 
Saat seorang ditanya tentang arti romantis, maka segera saja berkelebat bayangan yang indah-indah dalam benaknya. Yang hobbi nonton telenovela atau sinetron akan menjawab; makan malam bersama pasangan, diterangi sebatang lilin dan ditemani tembang-tembang kenangan itu romantis. Sementara muda-mudi yang baru kasmaran dengan pacarnya akan  mengatakan, romantis itu identik dengan puisi dalam sepucuk surat cinta. Seorang gadis bisa melayang jiwanya, hanya dengan beberapa bait puisi yang memujinya. Lihat sosok Rangga, dalam film Ada Apa dengan Cinta (2002) dengan puisi-puisinya, katanya mewakili makna romantis, dan tiba-tiba saja gaung film itu membahana.  
 
 
Lain lagi bagi mereka penggemar film-film Bollywood India,  bayangan romantis adalah menari dan menyanyi dengan pasangannya di tempat-tempat indah. Entah pinggir pantai, lembah atau sepanjang rel kereta api, Rasa-rasanya belum pernah terlihat Shakhrukh  Khan dan Kajol  menari di tempat yang kotor dan kumuh. Romantis benar-benar membutuhkan pemandangan alam yang indah ! Bagi mereka yang bergaya eropa abad pertengahan akan segera menjawab romantis itu seorang pria memberi setangkai bunga pada pasangannya, berdansa, lalu menggendongnya ke tempat tidur. Ibarat  seorang pangeran impian yang menghamba pada seorang putri dari negri dongeng.   
 
 
Belum selesai sampai di situ saja. Ada sisi lain dari romantis yang jarang diperhatikan banyak orang, yaitu ; tangisan, kesedihan, kasih tak sampai yang berujung kematian. Lihat saja kisah-kisah yang dikenal banyak orang bertahun-tahun : ada Romeo dan Juliet karangan Shakespare bagi orang Barat,  Laila Majnun karangan Nizami bagi orang Persia dan Arab, atau juga Tenggelamnya Kapal Vanderwijk karya Hamka, pujangga bangsa kita sendiri. Banyak yang mengatakan ini adalah kisah-kisah romantis yang terbesar sepanjang sejarah. Kalau benar romantis, berarti yang mereka maksud dengan romantis adalah kasih tak sampai  yang berujung kematian. Kita tahu Romeo sepakat untuk bunuh diri bersama Juliet. Sementara Qais menggila, mati bersimpuh di atas pusara Laila. Sementara Zaenuddin dan Hayati pun ikut-ikutan meninggal dan tak pernah menemukan muara cintanya. Lalu bisakah dikatakan, bahwa kesedihan sama dengan romantis ?  
 
 
Mungkin benar dan sangat mungkin tidak. Hingga ada sebuah andekdot yang menyatakan : Jika ada sepasang kekasih sedang mendayung sampan di tengah danau. Kemudian sampan itu bocor dan hanya ada satu buah pelampung untuk menyelamatkan diri. Keduanya sama-sama tidak bisa berenang. Nah, pertanyaannya siapa yang akan mengambil pelampung tersebut ? Ternyata jawabannya bisa tiga ; Pertama, kalau cinta laki-laki itu sejati, maka ia akan memberikan pelampung itu pada kekasihnya. Kedua, jika cintanya palsu, maka ia akan berusaha merebut pelampung itu dan meyelamatkan dirinya sendiri. Dan yang unik adalah ketiga, jika laki-laki itu seorang yang romantis, maka ia akan membuang pelampung jauh-jauh lalu dan mengajak kekasihnya untuk tenggelam bersama-sama  sambil berpelukan –atas nama romantis!!!   
 
 
Saya teringat sabda Rasulullah : Cintamu pada sesuatu, akan membuatmu buta dan tuli ( HR Abu Daud&Ahmad)   Dan kita yakin bahwa kematian itu lebih dari sekedar buta dan tuli.  
 
 
Jika kita mengikuti pandangan diatas, maka romantis bisa berarti : pacaran dan surat cinta, memberi bunga dan berdansa, menari di  tempat indah, serta kasih tak sampai yang berujung kematian ? Saya jadi tambah ragu. Andai saja romantis adalah milik mereka yang melakukan ‘kelakuan-kelakuan’ diatas, itu berarti teman-teman saya para aktifis dakwah tidak punya harapan untuk menjadi romantis. Jauh sekali dari romantis. Mereka tidak pacaran, tidak bisa menari, dan untuk memberi bunga saja harus berpikir malu-malu seribu kali. Jadi kapan mereka bisa bisa romantis ?  
 
 
Kembali sebuah pertanyaan berderak. Menghujam dalam benak. Sebenarnya, romantis itu apa dan milik siapa ?   
 
 
http://www.indonesiaoptimis.com/2011/05/romantis-islami-murah-dan-berpahala.html

Untung 1Juta Gara-Gara Anak Sakit

Jeding yang sedang menyapu masjid terkejut ketika dikabarkan anaknya sakit. Segera dia pulang dan mendapati istrinya sedang menangisi anaknya. Tanpa buang waktu, Jeding membawa anaknya ke rumah sakit. Tapi pihak Rumah Sakit tidak mau menerima karena Jeding tidak mempunyai uang 2 juta rupiah untuk deposit. Dia hanya marbot masjid.
 
"Sus,,,, tolonglah saya, saya ini cuma'karyawan Allah'  , nggak punya uang sebanyak itu"
 
"Kalau gitu, bawa aja anak bapak ke rumah sakit khusus'karyawan Allah!'...., kata wanita bagian administrasi RS yang berwajah jutek itu.
 
Dengan terpaksa, Jeding membawa anaknya pulang kembali. Sambil jalan ia menangis meratap.
 
"Ya Allah, saya kerja hanya untuk_Mu. Tolong saya ya Allah... Engkaulah Tuhan Yang Maha Kaya,"begitu Jeding berdoa.
 
Baru saja Jeding dan anaknya sampai rumah, seorang jemaah masjid yang di beri tahu anak Jeding sakit, datang kerumahnya dan memberi uang ratusan ribu serta menyuruh dia segera membawa anaknya ke dokter. Dengan bekal uang itu, Jeding berhasil membawa anaknya ke rumah sakit lain. Anaknya ternyata demam berdarah dan harus di rawat inap.
 
Selama di rawat, setiap hari ada saja jamaah masjid yang datang menjenguk, ibu-ibu majelis ta'lim, remaja masjid dan sebagainya. Setelah tiga hari di rawat, anak jeding akhirnya di perbolehkan pulang. Jeding mengeluarkan uang 2 juta untuk biaya rumah sakit. Sesampainya di rumah, istrinya bilang,
 
"Alhamdulillah bang, uang hasil pengasih jamaah masjid ada 3 juta"
"kita bayar rumah sakit 2 juta,"  kata Jeding
"iya bang, anak kita sakit, kita untung sejuta!"  kata istrinya polos.
 
~~~~~~
 
Pertolongan Allah memang sering datang di saat yang sangat tepat, ketika seorang hamba sudah terdesak, tidak berdaya setelah berusaha secara maksimal. lalu Dia datang mengulurkan tangan_Nya.
Uluran tangan Allah bisa melalui siapa saja. Bisa melalui jamaah masjid, bisa melalui pegawai Rumah Sakit yang baik hati dan sebagainya.
 
Keyakinan bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pendengar dan mengabulkan doa, sangat penting bagi orang yang mengalami kesulitan hidup. Sebab orang yang sedang mengalami kesulitan atau sedang di desak oleh kebutuhan yang bersifat segera, dan dia tidak dapat memenuhinya, kerap berpikiran pendek dan gelap mata, apa saja yang buruk terlintas di benaknya. Itu adalah hasil tipu daya setan u menggelincirkan manusia dari jalan Allah.
 
Harus diakui, memang sulit mengontrol perasaan saat kita di himpit kesusahan, segala kemungkinan bisa kita lakukan apalagi berhubungan dengan nyawa anggota keluarga kita. Jangankan yang halal, yang harampun akan kita sikat, kalau bisa menyelamatkan keluarga kita. Mungkin itu salah satu alasan mengapa Rasululloh bersabda,
 
"Barang siapa yang tidak perduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia tidak termasuk golongannya"
 
Orang yang tidak mau perduli dengan kesusahan saudaranya, kaum muslimin, di anggap bukan golongan kaum muslimin. Bisa saja karena kita tidak perduli, dia jadi terjerumus ke perbuatan keji yang di larang agama. Tidak semua orang bisa seperti Jeding, dalam keadaan kepepet masih menengadahkan tangannya, mengadu memohon pertolongan Allah, sebab baginya, hanya Allah satu-satunya harapan yang tidak akan mengecewakan hamba_Nya.
 
Allah mengabulkan doanya, apalagi dia mengaku sebagai karyawan Allah, orang yang mengurus membersihkan rumah_Nya, masak seh Allah tidak memberi gaji...? Jeding bukan hanya bisa membawa anaknya berobat ke rumah sakit, tapi juga untung sejuta gara-gara anaknya sakit, walaupun Jeding masih tidak mengerti , mengapa Allah memberi rejeki kepada hamba_Nya dengan cara-cara yang aneh seperti itu...
 
Wallahu a'lam.

Titip Doa

Kali ini Kiwul mendampingi bosnya ke Medan, tentu saja dengan pesawat terbang. Dia duduk di tengah, bosnya dekat jendela sedang di sebelahnya duduk seorang laki-laki berjas dasi yang tampak angkuh. Soalnya sejak duduk diam saja sambil membaca buku berbahasa inggria yang kiwul tidak mengerti. Padahal bos Kiwul termasuk orang hebat, tapi dia lebih senang naik pesawat kelas ekonomi bukan kelas bisnis. Dan pakaiannya juga biasa-biasa saja, hampir tidak menunjukkan kalau dia bos.
 
Ketika berada diatas pulau Sumatra, tiba-tiba terdengar pengumuman agar semua penumpang memasang sabuk pengaman karena cuaca buruk. Dan memang , sesaat kemudian cuaca oleng kekanan kekiri. Seketika semua penumpang hening.
 
"Wul, berdoa wul,"  Perintah bos.
"Iya bos,"jawab kiwul
 
Kiwul langsung menundukkan kepala dan mengangkat tangan. Sedang bos membaca Al-Ikhlas berulang-ulang. Getaran pesawat semakin keras, sebagian penumpang berteriak,"Ya Allaah,,,"  atau"Allahu Akbar"  berulang-ulang. Ketika sedang khusyuk berdoa, tiba-tiba laki-laki di sebelah Kiwul menangis. lalu dia memegang tangan Kiwul.
 
"Pak ustadz, saya titip doa ya... tolong pak, doain saya juga ya!"
 
Laki-laki itu memanggil Kiwul"Ustadz"mungkin karena Kiwul memakai baju koko. Dia mengiba sambil berurai air mata, Kiwul terpesona,,,,,
 
~~~
 
Dalam keadaan lemah tak berdaya, yang seketika muncul dalam pikiran kita hanya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab tak ada yang bisa mencegah suatu musibah kecuali Allah. Dan jika menghendaki  sesuatu terjadi maka terjadilah apa yang di kehendaki Allah tanpa seorangpun atau suatu kekuatan yang mampu menghalanginya,,"Kun fayakun"
 
Laki-laki yang nampak angkuh, yang duduk di samping kiwul, menyadari kalau terjadi sesuatu pada pesawat kemungkinan besar dia tidak akan selamat. bersama penumpang lain dia akan jadi korban. Kalau pun jadi korban, setidaknya dia mati dalam keadaan baik. Mati dalam keadaan Khusnul Khotimah, mungkin yang membuat dia menangis rasa takutnya yang sedemikian besar menghadapi kematian. Dan itu cukup merontokkan keangkuhannya di hadapan Kiwul.
 
Mengapa orang suka menitipkan doa pada orang lain?
Karena dia merasa g PD, doa wilayah ustadz, yang banyak ibadahnya, dekat dengan Allah. Orang awam merasa berjarak dengan Allah, sehingga perlu perantara ustadz untuk berdoa, dan mereka hanya mengaminin saja.
 
Alasan kedua karena banyak dosa, tidak bersih diri, sehingga perlu orang lain sebagai juru doa.
 
Tapi bagaimana doa akan di dengar, diterima, di kabulkan oleh Allah jika memohonnya tidak sungguh-sungguh dengan hati. Mereka mengangkat tangan, memohon kepada Allah, padahal hati mereka lalai.
 
Alasan malu berdoa karena banyak dosa menunjukkan kita tahu diri. Kita menyadari posisi diri kita di hadapan Allah. Sehingga kita khawatir Allah tidak mau mendengar doa kita. Kita takut, dosa yang banyak membuat doa kita tidak sampai kepada Allah. Tapi sesungguhnya, betapapun banyaknya dosa yang kita lakukan, kalau kita mengaku bersalah dan tidak mengulang lagi, Insya Allah doa kita di kabulkan Allah. Sebab Allah senang menerima hamba-hambanya yang kembali,,,
 
Wallahu a'lam,,,
 
~~~~~

Khurafat Gerhana Bulan

Semalam, siapapun tahu jika terjadi gerhana bulan (lunar eclipse) total yang dibilang sangat lama sekali, tidak seperti biasanya, dari jam 00.43 sampai 05.45 WIB, atau pukul 20.43 sampai 00.45 waktu Makkah.
 
Seperti biasa pula, jika gerhana, tentu kami seasrama melaksanakan shalat Khusuf (gerhana), dan untuk menambah kesan kesyahduan malam gerhana itu, Rusaifah yang biasanya terang benderang oleh puluhan lampu, kami padamkan semua. Kami sholat khusuf di bawah temaram bulan yang semakin habis terkikis oleh bayangan bumi yang menghalangi sinar matahari pada bulan itu.
 
Katanya orang jawa kuno sih, dimakan buto ijo :D. Oh ya, ada mitos seputar gerhana, katanya kalau pengen tinggi, pas gerhana gitu maka gantung-gantung di pohon, atau kusen pintu. Kalau pengen awet muda, pas gerhana, gigit daun pintu. Semalam udah gigit pintu belum? :D kurang kerjaan banget.
 
Atau ada yang katanya jika hamil, mesti keluar sambil elus-elus perut buntingnya, ngapain? Khurafat edan yang jika masih ada yang melakukan, ketahuan sekali otaknya pindah ke dengkul..
 
Back to topic, usai sholat, dan saat tengah menyimak khutbah singkat dari sesama rekan seasrama, kenanganku mendadak terbang jauh ke masa kecilku, di saat mengalami peristiwa alam semacam ini, gerhana bulan.
 
Sebelumnya, sekedar notifikasi, bahwa gerhana bulan sekaligus purnama sebenarnya selalu terjadi setiap tanggal 15 penanggalan hijriah, hanya saja gerhana sebagian, sehingga ada yang melihat ada yang tidak, tergantung posisi bumi pada porosnya.
 
Dulu, jika terjadi gerhana, maka masjid kampungku segera -dan sahut menyahut diikuti mushalla-mushalla- mengumandakan istighfar dengan intonasi nada yang meremangkan bulu kuduk.. Astaghfirullah-al adzim, alladzi laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum, wa atubu ilaih..
 
Tentu saja pula suasana mendadak serasa seram dan menakutkan, sebelum seisi kampung berduyun-duyun ke masjid kampung untuk melaksanakan shalat khusuf bersama dan pak imam berkhutbah memberi peringatan akan dosa-dosa, akan taubat, dan bahwa gerhana adalah tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Ta'ala.
 
Alhasil, jika ada gerhana, apalagi kalau gerhananya adalah gerhana matahari, yang sangat langka terjadi, suasana mendadak seperti dekat sekali dengan kiamat.
 
Namun jika aku perhatikan secara pribadi, dari tahun ke tahun, makin beranjak usiaku menjauh dari masa-masa itu, setiap terjadi gerhana, suasana sakral tadi mendadak semakin memudar.
 
Perubahan masa, ataukah memang karena kualitas imanku yang semakin menyedihkan? Ataukah keduanya? Wallahu a'lam.
 
Dulu, kami menanggapi fenomena gerhana bulan, dengan begitu ketakutan. Tetapi sekarang, biasa-biasa saja. Tak ada ubahnya dengan hari-hari biasa. Ooo, gerhana ya, terus biasanya ngapain? Duh.
 
Apalagi beberapa hari sebelum gerhana, biasanya surat-surat kabar memberi tahu terlebih dahulu, bahwa pada tanggal sekian jam sekian akan terjadi fenomena alam yaitu gerhana sebagian yang terlihat di negara ini, ini dan ini.
 
"Fenomena alam", kalimat yang dengan sukses menggeser kata sakral"kekuasaan Tuhan"dari perbendaharaan kata di benak ummat. Sehingga akhirnya mengganggap semua itu wajar-wajar saja. Termasuk bencana alam !
 
Padahal Gerhana adalah salah satu momentum untuk mengingatkan manusia dari kelalaiannya selama ini, bahwa di sana ada Dzat yang berkehendak dan bisa berbuat apa saja.
 
Para Nabi dan tentu saja para penerusnya, tidak menganggap bahwa gerhana adalah fenomena alam biasa. Apalagi sekedar tontonan sampai begadang. Tetapi sebagai salah satu media tafakkur yang efektif, media untuk mengingat Allah, bahwa Maha Suci dia, yang bisa membuat bulan yang asalnya terang benderang, hilang dalam sekejap saja.
 
Bukankah keadaan gerhana saat purnama itu merupakan pelajaran tersendiri? Kenapa tidak selain waktu purnama saja? Patut dijadikan renungan.
 
Pada akhirnya, melalui momentum gerhana semalam, kita perlu mentafakkuri ulang diri sendiri, banyak yang masih kurang pada diri kita. Jika bulan yang segede itu tidak sedikitpun menggerakkan syaraf tafakkur kita, apalagi kejadian-kejadian kecil yang seolah tampak remeh temeh dan di depan kita?
 
Subhanaka maa kholaqta hadza bathila :)
 
~~~~

Kisi-Kisi Sederhana Dari Hatiku

Duhai Tuhan, aku merasakan ini lebih dari yang kuperkirakan. Hati yang hampir beku karena tak menyentuh kelembutan. Atau karena aku yang belum memahami cinta-Mu yang maha indah.
 
Di kisi-kisi hati ini kurindukan ada yang mengisi hari-hari dengan sentuhan cinta atas-Mu. Ia berbentuk wanita berhijab sempurna.
 
Hijab yang tak pernah terlepas dan hati yang lapang. Di dalamnya penuh dengan ketulusan dan cinta yang begitu mempesona.
 
Sungguh tak bisa kuingkari kesepian ini. Rasa sendiri yang kadang melenakan. Meski, kesibukanku akan dunia dan ibadah di jalan-Nya memenuhi hampir seluruh hidupku. Tapi, sungguh jika kukumpulkan kembali dalam sebuah bentuk, rasanya masih ada ruang yang kosong.
 
Ruang yang entah untuk apa itu. Aku tak tahu. Mungkin, karena kesendirianku yang kujaga hanya bagi yang semestinya. Atau karena rasa syukurku memang begitu tak sempurna. Ah merajam nian. Sungguh kerinduan untuk memenuhi ruang itu teramat menggigilkan hati dan jiwa ini.
 
Suatu kali kucoba untuk membuka ruang itu bagi sesuatu yang tak semestinya, hati ini justeru meringis. Karena, ternyata hijabku hampir saja terbuka demikian lebar dan melebar.
 
Mengagumi cara-cara orang lain dalam menyalurkan hasratnya. Berusaha mencoba seperti orang-orang yang mengatasnamakan cinta. Kucoba, tapi aku tak bisa. Aku memang tak bisa dan tak terbiasa. Mengumbar kata-kata cinta tanpa semestinya. Mengumbarnya atas dasar memenuhi ruang itu. Aku benar-benar tak bisa. Tak mau.
 
Biar orang lain berkata aku anak udik dan kampungan. Biar orang lain bilang kalau kehidupanku di kota modern ini tak sesuai dengan pekembangan.
 
Aku tak perduli.
 
Aku tetap bangga dengan kehidupanku yang kampungan dan udik. Justeru dengan cara seperti ini, aku mampu melewati semua kisah hidup dengan penuh kebahagiaan. Sehingga kehormatanku sebagai lelaki biasa, tak bisa dengan begitu saja diumbar, lalu menjadi santapan sedap bagi penikmat sesaat. Hijabku ku usahakan akan terbuka bagi yang berhijab. Semoga Alloh mengabulkanya.
 
Kumohon perlindungan-Mu. Inilah kisi-kisi hatiku. Kisi-kisi hati sederhanaku sebagai pria yang biasa saja.
 
~~@~~

Cinta Ayah

CINTA AYAH

TERNYATA BUKAN HANYA IBU YANG MENCINTAI ANAKNYA AYAH JUGA PUNYA CINTA TULUS UNTUK ANAKNYA

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.


Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.


Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.


Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untukpergi sebenarnya lebih menyenangkan.


Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.


Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.


Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.


Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.


Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.


Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup


Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tap i ia sukar meminta bantuan.


Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persa maan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tid ak terlalu mengecewakan"


Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.


Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.


Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu


Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya


Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.


Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.


Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.


Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.


Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....


Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...


Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....


Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....


Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu"Ketika ia ingin berkata ,,tidak"


Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin


Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap okok dikamar mandi.


Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"


Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....


Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....


Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.


Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)


ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketik a kau mimpi akan dibunuh monster...


Tapi.....ternya ta dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.


Ayah pernah berkata :"kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"


Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"


Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :"jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"


Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....


Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...


Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....


Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

...::Ayah::.. —

Fenomena Jilbab Gaul

Suatu hari penulis menghadiri sebuah acara training dan talkshow. Acara ini memang menarik saya, karena temanya sesuai dengan kondisi saya yang mulai malas-malasan belajar.
Saat itu, sebelum acara dimulai, sebagian peserta yang hampir 2/3 adalah wanita, masih berada di luar ruang ruangan. Acara yang dijadwalkan dimulai jam 9 agak molor disebabkan keterlambatan ‘bapak-bapak’ yang akan menyampaikan kata pengantar atau sekedar sambutan di sesi pertama (pembukaan) acara ini. Adapun sesi kedua adalah penyampaian materi.
Ketika itu saya merasa cukup tidak ‘nyaman’ (mata dan hati) menyaksikan cukup banyak mahasiswi yang berpakaian, menurut saya, terlalu berlebihan. Berjilbab gaul, tetapi baju dan celana jeans yang mereka pakai sangat ketat. Sehingga, ya begitu, siapapun yang memandang bisa langsung tahu bentuk dan lekuk-lekuk tubuh mereka (minta maaf kalau kurang sopan). Saya kemudian berpikir, oh mungkin karena saya jarang hadir dalam acara-acara yang semisal ini, yang mengumpulkan orang dari berbagai macam ‘background’. Atau mungkin selama ini yang saya saksikan adalah lebih banyak mahasiswi-mahasiswi Melayu yang memakai baju kurung.
Terlepas dari faktor keterkejutan saya itu, saya kira semua akan sepakat bahwa ada ketenangan dan kesejukan tersendiri ketika kita menyaksikan seorang wanita yang berjilbab dan berpakaian sesuai dengan yang Islam tuntunkan.
Adapun faktor yang mendorong mereka berperilaku demikian bisa beragam. Bisa jadi mereka hanya ikutan-ikutan; yang penting berjilbab, terpengaruh oleh tren, takut dijauhi, dll. Jadi ada faktor dari dalam diri dan ada faktor dari luar.
Faktor dari dalam ini, yaitu berupa pemahaman yang mendalam dan didasari oleh keimanan yang teguh, adalah hal pertama dan terpenting. Mereka yang paham bahwa tuntunan Islam untuk berjilbab adalah bukan sekedar masalah fashion tetapi bentuk ketaatan dan sumber aliran deposit pahala, akan lebih konsisten bertahan dengan ‘pilihannya’. Karena ketika melakukan sebaliknya, mereka akan berpikir bahwa setiap saat itu mereka melanggar perintah-Nya. Di sinilah pentingnya penanaman keimanan, percaya bahwa setiap perilaku ada konsekuensinya.
Tidak kalah pentingnya adalah penanaman pemahaman akan hikmah dan tujuan diwajibkannya jilbab bagi wanita muslimah. Al-Qur’an menjelaskan bahwa di antara hikmah pensyariatan jilbab adalah agar wanita muslimah lebih mudah dikenali dan tidak mendapat perlakuan buruk. Jadi, jilbab terkait dengan identitas. Dan tentunya identitas sangat terkait erat dengan kehormatan, posisi seseorang dan cara pandang orang lain kepada seseorang tersebut. Inilah cara Islam ingin memuliakan wanita. Coba apa yang anda pikirkan ketika anda berjalan di jalan dan berpapasan dengan wanita yang memakai baju ‘anaknya’ dan celana yang ‘belum jadi’. Memang akan ada yang mengatakan bahwa ia menikmati pemandangan itu, tapi jika ia jujur untuk menjawab bagaimana pendapatnya tentang wanita tersebut, maka jawabannya adalah wanita murah. Siapa yang mau disebut wanita murah? Tentu tidak ada.
Permasalahanya, wanita muslimah sekarang ini sedikit yang pemahamannya sampai kepada tingkatan ini. Ada juga yang sudah mengerti, paham, akan tetapi tidak kuat dengan budaya di lingkungannya. Ilmunya ‘keok’ ketika diadukan dengan ketakutan-ketakutannya untuk tidak ‘terasingkan’ atau ketakutan-ketakutannya untuk tidak diminati oleh kaum Adam. Maka pengetahuan saja tidak menjamin seseorang bisa konsisten berjilbab yang syar’i.
Terkait dengan faktor dari luar, ada satu hal yang sangat penting untuk dipahamkan kepada para wanita. Yaitu tujuan dari iklan-iklan yang kemudian ini secara perlahan-lahan ingin dijadikan budaya di masyarakat. Mereka perlu mempertanyakan apakah betul bahwa cantik, anggun, menarik adalah seperti yang digambarkan oleh media-media; berpakaian tetapi memamerkan aurat, berpakaian tetapi tubuh mereka masih terlihat jelas. Apakah betul demikian? Sekali lagi, tanya dan jawab dengan jujur. Atau jangan-jangan itu hanya alat mereka untuk meyakinkan orang agar mau membeli produk mereka.
Kita patut bertanya, kenapa wanita ada dalam iklan rokok, iklan minuman, dsb. Apa hubungannya rokok dengan wanita? Tidak ada. Di sinilah cerdasnya mereka. Mereka tau bahwa wanita memiliki daya tarik sendiri untuk menjadikan suatu produk terlihat bagus. Jadi, ditampilkannya wanita dalam iklan-iklan tersebut, dengan berpakaian tidak islami, hanyalah sebagai alat. Coba lihat ketika ada lowongan pekerjaan, yang tertulis adalah dicari wanita dengan penampilan ‘menarik’. Dan hampir dalam banyak hal wanita hanya dijadikan alat.
Di saat yang sama, mereka ingin membodohi orang-orang bahwa fashion yang dikenakan oleh wanita dalam iklan yang ditampilkan tersebut adalah fashion yang paling bagus dan sesuai dengan ‘zaman’. Dan sangat disayangkan sedikit yang mencoba agak kritis melihat ini. Mereka ‘mengamini’ saja apa yang didiktekan kepada mereka. Mereka tidak sadar bahwa ada hubungan yang kuat antara bisnis dan wanita. Wanita menjadi ‘pemoles’ terampuh untuk memperlancar penjualan produk atau hanya dijadikan pembeli, untuk tidak mengatakan korban. Pakaian-pakaian murahan tersebut dipromosikan sebagai pakaian paling trendi, modis dan membuat wanita tampil cantik lagi ‘menawan’. Mereka diyakinkan seperti itu, lalu mereka membeli.
Memang berat bagi wanita muslimah untuk konsisten dengan ajaran islam ini di tengah derasnya budaya-budaya non islami yang subur berkembang. Belum lagi pemikiran-pemikiran menyimpang tentang syariat jilbab dari sebagian sarjana Islam yang dipromosikan di media-media lokal yang berpengaruh. Maka, beruntunglah anda yang ghuraba, terasing karena teguh memegang ajaran-Nya.
Beruntunglah wanita yang paham akan indahnya syariat jilbab sebagai bagian ajaran Islam. Bahwa Islam ingin memuliakan wanita. Ia tidak membiarkan wanita bisa dinikmati begitu saja, oleh siapa saja. Wanita dihormatkan dengan fungsinya sebagai pendamping suami, ibu sekaligus pendidik bagi anak-anak dan anak yang melahirkan cucu yang dibanggakan bagi kedua orang tua dan keluarganya.
Beruntunglah wanita yang paham bahwa ia semakin cantik dan dihormati dengan berjilbab sesuai dengan syariat. Yang yakin bahwa keridhaan Tuhannya adalah melebihi segalanya. Yang yakin bahwa ‘penerimaan’ dari manusia tidak semestinya menggiring ia untuk melanggar perintah-Nya. Yang yakin bahwa suami yang terbaik telah disiapkan untuknya, karena ia mentaati-Nya.
Kalau orang berkata, ya lumayanlah daripada tidak berjilbab sama sekali. Maka mari kita jawab, kalau bisa lebih baik dari itu kenapa tidak. Kalau ada emas sepuluh keping di hadapan kita, kenapa hanya mengambil satu?
Semoga Allah melapangkan hati kita untuk memahami ajaran-Nya dan mengamalkanya dengan konsisten hingga akhir hidup. Amiin

Siapakah Khadijah RA?

Siapakah khadijah?
 
Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.
 
Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.
 
 
Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya
 
Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.
 
Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.
 
Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”
 
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya.Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
 
 
Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w
 
Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata
Khadijah: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya)
 
Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti.
Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”
 
(Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban)
Khadijah: “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,”. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”.(Ia berhenti sejenak, meneliti).
 
Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat
Khadijah: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”.
 
khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.
 
Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.
 
Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya.
 
Rasulullah SAW: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu.
 
‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.
 
‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”
 
Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah:
 
Khadijah : “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak,aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.
 
Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.
 
‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”
 
 
Khadijah yang cantik
 
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya:
 
Nafisah : “Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?”
Muhammad SAW menjawab: “Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.”
Nafisah “Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?”
Rasulullah SAW: “Siapakah dia?” tanya Muhammad SAW.
Nafisah : “Khadijah!” Nafisah berterus terang. “Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!”
 
Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerima pemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.
 
Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.
 
Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.
 
 
Pernikahan Muhammad dengan Khadijah
 
Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.
 
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.
 
Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad.
 
Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.
“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.
“Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini”. Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.
 
Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: “Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !”
 
Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa:
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
Dijamin Masuk Syurga
 
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian.
 
 
Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).
 
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”
 
Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy.
 
Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.
 
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.
 
 
Wanita Terbaik
 
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.
 
Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.
 
 
Perjuangan Khadijah
 
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da’wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu’minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
 
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
 
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.”
 
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada “wanita terbaik di dunia,” Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu’minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.
 
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.
 
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam"Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]
 
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
 
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
 
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
 
Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya.
 
Demikian hendaknya wanita ideal.
 
Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”
 
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.
 
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam"Musnad"-nya, 6/118]
 
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., diaa

Sukses Itu Adalah Proses

Sukses ITU adalah proses.
Bukan hanya cara melampauinya, tetapi juga cara menjalankannya setelah mencapai sukses.
Hal ini menimbulkan dua tafsiran tentang pra sukses ke pasca sukses. Kita akan bahas satu per satu.
Proses Mencapai Sukses
Tidak ada orang yang dilahirkan langsung sukses.
Tidak ada yang berbakat. Tidak yang lahir membawa kelebihan.
Semua bermula pada keadaan yang sama.
 
Lalu pendidikan. Pertama dunia, kedua pengetahuan berwujud sekolah. Emosional dengan pergaulan, spiritual dengan ibadah. Setelah sekolah dibentuklah pandangan kehidupan.
Kesuksesan pertama dimulai dari visi, impian, rencana jangka waktu. Gambaran keinginan-keinginan pribadi dan kehidupan seperti apa yang dijalani. Ketika orang bisa melihat kenyataan dan bertanya-tanya “Kok bisa ?” Orang sukses melihat impian yang belum ada berkata “Kenapa tidak?”
 
Selanjutnya adalah langkah mewujudkan. Pertama afirmasi, investasi, pikiran, motivasi, belajar.
Kita cari cara paling tepat, efektif dan efisien untuk mencapainya sukses dalam hidup punya gambaran umum orang-orang, mobil, rumah, perusahaan, istri, kebanggaan, teman-teman. Dengan itu cara umum adalah bisnis.
Setelah investasi pikiran kemudian uang, jiwa, pikiran, dan lain-lain. Perlu komitmen, konsisten, dan ketekunan untuk mewujudkannya.
 
Kadang ketika mulai terasa takut karena serasa bersaing dengan seluruh dunia. Tenang, tidak perlu takut. Tidak perlu membawa semua itu. Hanya perlu sedikit demi sedikit. Perjalanan 1.000 mil di mulai dari 1 langkah :
 
Dari sini kita menerapkan fungsi-fungsi managemen
Planning, perencanaan impian, rencana jangka panjang, menengah, pendek hingga jadwal harian. Termasuk juga rencana cadangan.
 
Organizing susun semua perangkat yang diperlukan. Ada barang-barang dan orang. Di awal mungkin kita sendiri. Tapi nanti kita akan punya rekan kerja membentuk tim.
Lakukan keseluruhan siap mental.
Evaluasi, kendalikan. Setiap hasil dicatat dan dibandingkan dengan sebelumnya agar perkembangannya dicatat.
Ketika di awal kita tidak tahu bagaimana dan apa itu sukses. Tapi seiringg perjalanan kita akan tahu, berkembang dan menemukan jalan-jalan untuk mempercepat, mengangkat kita ke sana.
 
Kadang kala kita jatuh dan gagal. Hasil tidak sesuai renacana. Itiu bukan waktunya berhenti atau memvonis diri, tapi perlu ada pengetahuan yang baru. Kegagalan berarti ada pelajaran yang baru. Segera pelajari dan lanjutkan. Seorang pemenang bukanlah seorang yang tak pernah jatuh. Tapi seorang yang selalu bangkit ketika jatuh. Bukan karena tak punya perasaan. Tapi ia fokus pada impian. Ia tahu di dalam perjalanan dan tak akan gagal jika ia terus berjalan. Banyak orang tak menyadari ini. Karena itu kesuksesan begitu istemewa.
Kegagalan demi kegagalan berlangsung terus. Tapi terdapat peningkatan 99%. Kerja keras akan ditolak. Thomas Edison terkena ledakan lampunya 2.000 kali, Kolonel Sander ditolak 1.000 kali. Dari situ mereka terus belajar dan berjuang.
Dari proses panjang ini proses mengajari tak hanya kesuksesan yang begitu mahgal, tinggi, langka dan berharga. Tapi juga mengajari bagaimana manjaga dan merawat dan memperbaiki kerusakan, bahkan mengembangkan kesuksesan.
 
Sukses Adalah Proses Pencapaian
Setelah sukses pertama dicapai oleh karena itu perlu impian yang jelas-fokus. Harus disyukuri dan dihargai setelah menikmati kesuksesan beberapa waktu, segera kembali bekerja.
Sebagaimana dalam perjalanan ada step-step seperti goal jangka pendek, menengah, jangka panjang seperti impian pertama, perlu dibuat impian kedua yang lebih tinggi, lebih menantang dan lebih berat.
Setelah impian kedua dicapai, dibuat yang ketiga, keempat dan seterusnya. Proses ini tidak berhenti seumur hidup sehingga kesuksesan tidak berakhir, tapi bertahan dan terus berkembang.
 
Kanapa hal ini harus dilakukan. Karena, pertama : sukses memiliki biaya. Jika sukses tidak dipertahankan, biaya akan menelan pemenang sehingga ia jatuh lagi, sia-sialah selama ini.
Kedua : perlu kreativitas dan inovasi untuk mengatur agar pasar tetap besar dan tidak bosan oleh karena itu perlu pemberian terus menerus.
Sukses adalah pembelajaran seumur hidup.
 
Semoga Bermanfaat...

Selasa, 14 Juni 2011

Tiga Sifat yang Merusak

Ada tiga sifat yang menimbulkan kerusakan terhadp sesama makhluk. Sifat sifat itu, menurut Rasulullah SAW,
pertama syuhhun mutha'un, kedua hawan muttaba'un, dan ketiga i'jabul mar-i bi nafsihi.''
 
Syuhhun mutha'un brasal dari sifat kikir yang selalu ditaati.
Naluri kesetanan itu memang pling mudah bersenyawa dgn wtak buruk manusia yang lbih suka mnerima dripada mmbri, lbih gigih menuntut hak ketim bang membayarnya.
Maka ber biaklah sifat durjana: sllu ingin mnguasai, mramps segalanya, pantang memberi kesempatan pada orang lain. Tanda-tanda sifat itu bisa disimak dari anak cucunya. Mereka, karena begitu mudah mndapatkn uang, akan mempergunakannya untuk menyebarkan kebinasaan dan kemaksiatan. Di belakang hari, nama bsar pun takkan mampu mnghpus mrka dr cttan sejrh. Adpn hawn muttaba'un meru pakan sisi lain dari kepribadian ganda mnusia. Sbnrnya hawan atau nafsu adalah karunia Ilahi yang sgt mulia bila disalurkan sesuai norma kebaikan. Dengn nfsu, mnusia akn mnggerakkn akalnya untuk brkrya, mnabur jasa bagi kesejhtraan bersama. Cuma sygnya, smua keutmaan nafsu itu sering menyimpang dari rel, melindas hak Allh dan hak makhluk, yakni jika dibiar kan bebas tanpa kendli. Nafsu sprti itu akn mngubh manusia menjadi gergasi. sabda Nabi SAW, pra pmimpin negra akan menjadi singa, para pemegang hukum akn mnjdi anjing, para menteri akan menjadi serigala, dn rakyt akn teraniaya sebagai domba.
 
Sdangkan i'jabul mar-i binafsihi (bngga diri) brsumbr dari keangkuhan dan kesom bongan mnusia. Seolh sesuatu yg baik takkan terwujud tanpa aku. Ia hnya kgum akn dirinya, dan berpikir tak ada orang lain yang mampu seperti dia. Hnya (aku yng tidk berdosa, hanya ) (aku''yang jujur, hanya''aku''yang mampu, meski sbetulnya akulah biang sgala kekacauan. Allahu Akbr... Alngkh dhsytnya kerusakn yang akan menimpa dunia, jika ketiga sifat itu berkumpul pd satu org. Snggh tak terbayangkan. Itu sbabnya Nabi SAW memberi jalan kluar, seperti diingatkan melalui Al-Qur'an.
'Wahai nafsu yg dmai, kembalilah ke jalan Rabb-mu dgn rela dan disukai'. Banding kan sifat sang durjana itu dgn seorang pemimpin sederhana, Sa'ad bin Abi Waqqash. Lantrn setianya kpda Rasulullah SAW, sahabat itu dijmn akan dikabul semua doanya. Pnts kemudian ia menjadi gantungan harapan dr org-org yng membutuhkan pertolongan.
Namun anehnya, ktika usianya kian lanjut, Sa'ad justru menderita rabun mata smpai nyaris buta sama sekali. Hai Sa'ad, orang menegurnya.'Kenapa engkau tidak berdoa supaya Allah menyembuhkan pnykit mtmu dan memulihkan penglihatanmu? Dngn tawakal Sa'ad mnjwb, Krlaanku mnrma takdir Allah lebih mulia bagiku daripada melihat dunia dngan mataku. Subhanallaah... .Allaahumma muqollibal quluubi tsabbit qolbii'alaa diinik.
Barakallaahu fiikum
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Cobalah Mencintainya Tanpa Syarat

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh,…
 
Kepada :
Saudariku yang ku cintai karena Allah
Tanpa bermaksud menggurui aku menulis surat ini,…
Berharap sesak di dada akan segera berkurang jika
Surat ini telah sampai padamu,…
 
Sebagai saudari yang mengaku mencintaimu karena Allah
Aku punya kewajiban untuk menjagamu… ,menolongmu dan menasehatimu
Dan biar surat ini jadi ingatan untukku dan pula untukmu,..
 
Surat ini kutujukan kepada engkau saudariku….
Saudari yang saat ini telah memiliki azzam yang kuat untuk meninggalkan cinta semu pada laki – laki yang belum jelas akan menjadi suami mu atau tidak,….
 
Cinta yang pernah membuat mu buta,… galau,… bahkan tak mengenal dirimu…
Cinta yang membuat mu meneteskan air mata yang tak tertahankan,….
Membuat mu melamun dan mengganggu warasnya pikiranmu,….
 
Cinta yang membuat hatimu rapuh,..
Cinta yang hanya menyakitimu,…
Cinta yang menjadikan dirimu kehilangan cita – cita bahkan mungkin kehilangan harga diri,…..
 
Sekarang katakan,..Selamat tinggal pada cinta bodoh itu,…
Kini dirimu adalah mawar yang indah dengan duri – durinya,….
Duri – duri yang siap menusuk jika ada yang hendak memetik mu tanpa izin empunya…..
 
Saudariku,…..
Engkau telah menyadari cinta yang hadir padamu itu hanyalah sebuah cinta semu,…
Maka janganlah engkau biarkan cinta semu yang lain mengusikmu.,….
 
Engkau,...Saudariku,…
Pernah jatuh kedalam satu jurang jika bukan karena Allah mencintaimu …
mungkin engkau tak akan pernah menyadari bahwa dirimu
telah terjerembab dalam kemaksiatan yang nyata……
 
Engkau tau,… engkau bukan satu – satunya wanita korban laki – laki yang jahil itu,…
Begitu banyak saudari ku yang lain juga mengalami hal yang sama,..
Berjuta – juta dari mereka pernah berada dalam titik nadir sekalipun
Tapi mereka cerdas dan kini mereka sangat utama dalam perubahan…..
Ku ingin engkau pun seperti mereka…
 
Ketahuilah tak ada manusia tanpa cela,… karena kita bukan orang – orang yang ma’sum…
Tapi setiap cela yang pernah kita punya,. Kini tutupilah dengan perubahan indahnya ahlakmu,….
 
Namun jika engkau tetap seperti dahulu,… maka ku katakan…
Kerugian terbesar lah buat dirimu……
 
Jangan engkau naifkan,… Cinta yang suci dihatimu,…
Cinta yang suci itu hanya diperuntukkan buat cinta yang suci pula,..
Bukan pada laki – laki hidung belang yang hanya melelahkanmu,…
 
Jangan engkau berkata,.. “Aku tak bisa hidup tanpa dia kekasihku….”
Duhai saudariku,.. tidakkah engkau sadar bahwa engkau sedang menduakan Allah yang telah menghidupkan mu dan kelak mematikanmu…??
 
 
Siapa dia yang mampu membuatmu tak bisa hidup????????????
Bahkan engkau tau,… laki – laki yang engkau tangisi itu…
Yang dengan berani nya kau katakan tak bisa hidup tanpanya…..
Jika saja Allah mencabut nyawanya,… sedetik pun ia tak bisa menolak,….
Lantas bagaimana mungkin engkau tak bisa hidup tanpanya……??????????????
 
Aku mengerti jika engkau butuh waktu untuk memulihkan perasaanmu
yang sedang di mabuk cinta semu itu…..
Tapi ketahuilah,…engkau hanya membutuhkan waktu 1 bulan
untuk memperbaiki hatimu bahkan bisa kurang dari 1 bulan,….
Asal engkau punya niat dan tekad yang kuat,….
Niat berubah untuk mengharapkan ridho Allah,…
Karena jika tak ada niat dan tekad yang kuat,…
Bertahun – tahun pun engkau akan berada dalam jeratan yang sama…..
Semua menjadi sia –sia….
 
Saudariku,…
Jangan pula engkau katakan,… bahwa dialah cinta terakhirmu….
Saudariku,. Engkau kah yang berhak mengatur cinta pertama dan terakhir???
Bukan rasa cinta itu anugerah yang Indah dari Allah….
Dan cukup Allah lah saja yang tau siapa cinta terakhirmu……
Jangan dahului ketentuan Allah untukmu,….
 
Cukup saudariku,…
Telah cukup dosa yang kita perbuat,….
Jika bukan karena Allah menaruh kasihan pada kita,…
Dan jika saja tiap dosa yang kita buat itu memberikan bekas luka di tubuh kita,..
Maka sungguh saat ini,..tubuh ini akan berbau busuk karena dosa – dosa itu,…
 
Tapi sungguh Allah itu Maha Pemurah,…
Maha Penyayang,,….
Hingga kini diri kita mulus tanpa luka….
 
Duhai saudariku,.. ku sudahi dulu surat ku ini,..
Insya Allah surat ku yang lain akan kuberikan jika engkau telah benar – benar meninggalkan cinta semu itu….

Surat Untuk Calon Menantuku

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Hari ini ku coba u menempatx diriku di posisi seorang mertua.. Menyelami rasa yg d miliki seorang ibu dr putra yg sgt di cintainya..
Yuuk.. Kita menyimak hatinya..
 
----------***----------
 
Duhai gadis, yg baru ku kenal.
Tahukah kau, dia putraku, lahir dr rahim suciku, kupertaruhkan hidupku u memilikinya, anak kesayanganku yg sepanjang hidupx ku besarkan dgn segenap rasa cintaku..
Tangan renta ini yg mengankat tubuh mungilnya, menyuapinya, menyeka air matax, dan memelukx dlm dekapanku..
 
Duhai gadis, tahukah kau betapa besar rasa cintaku padanya? Bahkan aku tak mampu membayangkan bila ada yg merebutnya dr dekapku..
 
 
Tahukah kau gadis? Betapa bangga ku rasakan ketika dia mulai beranjak dewasa? Menatapx tumbuh mjadi laki2 tegap dan tampan.. Seulas senyumx mengingatxku pd senyuman ayahx yg sgt ku cinta..
 
Betapa hati ini terus diliputi rasa bangga dan buncahan cinta padanya.. Kebangganku.. Putraku..
 
Berbagai prestasi dia ukir dan memahatx bangga tak terperi dalam lubang rasaku.. Dan ku slalu mrasa puas menyebutnya putraku..
Tak sdktpun dia prnh mengecewakanku.. Tak pernah..
 
Gadis, tahukah kau, betapa haru hatiku, ketika ku melihat perubahanx, mencoba mengenal Diennya lebih dalam dr yg kami ajarkan padanya.. Dia menjadi laki2 sejati, laki2 yg dirindukan syurga.. Aku smakin sayang padanya. Putraku, kini yg malah mengajarkanku bnyk hal.. Mendakatxku padaNya, pada Rabbku yg slama ini ku kenal dg sederhana krn kebodohanku. Tp ku tak malu, mamun sebaliknya, aku smakin bangga pdnya.. Putraku, cahayaku..
 
Namun, smua rasa itu berubah mjadi takut, cemas dan khawatir..
Ketika dia mnyampaikan pdku keinginannya. Dia ingin menyempurnakan agamanya..
Yah.. Dia ingin membngun rumah tangganya sendiri..
Dan, dia telah memilih, kaulah gadis beruntung itu..
 
Gadis, tahukah kau? Betapa cemburuku padamu? Yah, aku sgt takut kehilangan putra kesayanganku. Takut kau merebut smua perhatiannya dariku. Takut kbradaanmu, memalingkanx dariku.. Kau akan merebutx, dan aku cemburu..
 
Namun, kmbli ku sadari, putraku tak akan memilih wanita sembarang.. Ku yakin kau punya kelebihan yg membuatx memilihmu, dan ku mulai menata hatiku..
 
Duhai gadis pilihan putraku..
Ku harap kau memiliki tangan yg lbh lembut dariku, krn ku tak mau kau melukai putraku..
Ku harap kau mpunyai senyum yg lebih sejuk dariku.. Krena kelak, dia akan dtg padamu dalam tiap galaunya, u mencari ketenangan..
Ku harap, kau memiliki pelukan yg lbh hangat dariku.. Krn ku ingin hatinya selalu damai dlm dekapanmu..
Ku harap, kau mempunyai tutur kata yg seindah embun, krn ku tak ingin dia mendengar kata2 kasar dlm hidupnya..
 
Duhai gadis pilihan putraku.. Jadilah anakku.. Agar tak pernah ku mrasa kehilangan putraku krn kehadiranmu..
Jadilah sahabatku.. Agar kau dpt mencurahx rasamu padakku kelak..
Jadilah rekanku.. Agar bersama2 qt membahagiakan laki2 yg sama2 qt cintai..
 
Untukmu gadis pilihan putraku.. Selamat datang d istana kami.. Penuhilah dgn cinta dan kasih.. Semoga kau bahagia mjadi bagian dari kami..
 
Padamu gadis pilihan putraku.. Akupun akan mencintaimu..