Minggu, 17 Juli 2011

Pacaran is Cinta Terlarang

“PACARAN = Cinta terlarang”

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sepintas memang tulisan tersebut agak menyinggung kita. Tapi apa salahnya jika kebenaran itu harus disampaikan.
“Sampaikanlah kebenaran itu walaupun pahit karena setiap kebenaran akan berbuah kebahagiaan”
Apakah pembuktian cinta itu hanya dengan mengungkapkan rasa cinta saja ? pada saat ini pengungkapan cinta mungkin terkenal dengan istilah “NEMBAK” yaitu si pria menyatakan cintanya kepada si perempuan ataupun sebaliknya dan menanyakan apakah dia bersedia untuk jadi pacarnya. Sedikit kita renungkan benarkah hal ini, dan apakah halal perbuatan tersebut ?
 
Tanda tanya besar tersebut harus kita renungkan sebagai pemuda apakah hal itu dibenarkan dalam Islam.
Islam itu sangat indah karena di dalamnya pun terdapat tata cara bergaul sesama lawan jenis. Dan ada media tersendiri untuk mencurahkan hasrat kita yaitu MENIKAH. Bukan dengan hubungan-hubungan lain yang tidak jelas statusnya.
Apakah rela kita bercengkrama dengan orang lain yang bukan siapa-siapa kita, belum tentu ia akan menjadi suami atau istri kita nanti.
 
 
 
JAGALAH HATI
Ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulullah saw? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri.
Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau nggak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah halal untuk diekspresikan, yaitu saat telah menikah.
Hmm udah jauh banget ya? Nggak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Lebih baik ‘main air’ saja biar sejuk. Gimana ‘main air’-nya?Jaga pergaulan. Bukan berarti ngggak boleh gaul sama cowok, tapi jaga pandangan (bukan berarti nunduk terus).Kalau menyukai lawan jenis, cukup sampai tahap simpati. Jaga hati. Kalau nggak tahan, jauhi diri dari orang yang kita sukai. Banyak-banyak puasa.Banyak ikut kegiatan buat mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, di setiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi solusi utamanya adalah menjaga hati.Banyakin teman (yang sejenis) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu nggak merasa kesepian. Cuma tipu daya syaiton jika kamu  ngerasa lebih nyaman punya teman lawan jenis.Masih nggak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya (kamu-kan sudah baligh). Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL.

Aku Bangga Pada Suamiku

Aku Bangga pada Suamiku

Bismillah …
(Semoga kisah ini juga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari ​muslimahku dimanapun berada)
.
***
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
.
“Anty sudah menikah ?”.
“Belum mbak ”, jawabku .
Kemudian akhwat itu bertanya lagi
“ kenapa ?”
hanya bisa ku jawab dengan senyuman. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” Aku mencoba bertanya .
“Nunggu suami” jawabnya.
.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, ​dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya,
.
“Mbak kerja dimana?”, Entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa Mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi”, jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi .
Dia hanya tersenyum dan menjawab,
“karena inilah satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas .
.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya trsenyum.
“Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat”.
.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,
.
“Abi, Umi pusing nih, ambil sendiri lah!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23. 30 saya terbangun dan cepat – cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya . Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci.
.
Astagfirullah, kenapa Abi mengerjakan semua ini? Bukankah Abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap Abi sadar dan mau menjelaskannya, ​tapi rasanya Abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, Abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya .”
.
Subhanallah, aku melihat Mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
.
“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600 -700 rb /bulan. 10x lipat lebih rendah dari gaji saya. Dan malam itu saya benar- benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki , saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata,
.
“Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho ”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata- kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya ”, lanjutnya.
.
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah -mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini . Saya sedih, karena orang tua, dan saudara - saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-band ​ingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
.
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
.
“Kak , kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak -anak kita Kak . Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan . Nah kakak malah pengen berhenti kerja . Suami kakak pun penghasilannya kurang . Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai- santai aja dirumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak , Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal , sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat .
.
“Anty tau , saya hanya bisa nangis saat itu..
Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia”
.
“Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata -kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. “
.
“Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-band ​ingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak -hak suami saya .Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. “
.
“Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya , karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya , tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal.”
.
” Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakan pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya , dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptonya, bergegas ingin meninggalkanku. ​”
.
Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm , meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkanku. ​Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho .
.
***
.
Ya Alloh … .
Berkahi kami dalam menapaki jalan perjuangan menujuMU. Semoga Aku bisa selalu menjadi sebaik-baik istri untuk suamiku, yang menjadi bekal untuk meraih jannah Mu… Amin
.
Untuk Abi, apapun pekerjaan Abi, Ummi BANGGA Bi,

..:: SANGAT BANGGA ::..

Sabtu, 16 Juli 2011

Jangan Bersedih

Jangan Bersedih

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Assalamu’alaikum wr.wb.
 
Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia
 
 
1.          Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. Inilah makna sabda rasulullah: “Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi.”
2.         Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.
3.         Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.
4.         Jangan mudah tergoncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.
5.         Beriman kepada Allah, dan beramal shaleh adalah kehidupan yang baik dan bahagia.
6.         Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan dan kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.
7.         Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan qadha’ dan qadar.
8.         Jangan menunggu terima kasih dari orang lain.
9.         Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan teburuk.
10.     Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda
11.      Semua qadha’ bagi seorang muslim itu baik adanya.
12.     Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.
13.     Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain.
14.     Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.
15.     Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdo’a.
16.     Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.
17.     Sesungguhnya setealh kesulitan itu akan ada kemudahan.
18.     Jangan pernah hancur hanya karena perkara yang sepele.
19.     Sesungguhnya Rabb itu Maha Luas ampunan-Nya.
20.    Jangan marah, jangan marah, jangan marah.
21.     kehidupan itu tak lebih hanya sekedar roti, air dan bayangan. Maka, tak usahlah bersedih jika semua itu ada.
22.   {Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepdamu.}
(Q.S. Adz-Dzariyat : 22)
23.    Kebanyakan dari apa yang Anda takutkan tidak pernah terjadi.
24.    Pada orang2 yang tertimpa musibah itu ada suri tauladan.
25.    Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan atas mereka.
26.    Ulangi do’a-do’a untuk menghapuskan bencana.
27.    Anda harus melakukan perbuatan yang baik dan membuahkan, dan tinggalkan kekosongan.
28.    Tinggalkan semua kasak-kusuk, dan jangan percaya kepada kabar burung.
29.    Kedengkian dan keinginan Anda yang kuat untuk membalas dendam itu hanya akan membahayakan kesehatan Anda sendiri. Lebih besar daripada bahaya yang akan menimpa pihak lawan.
30.    Semua musibah yang menimpa diri Anda adalah penghapus dosa-dosa.
 
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Mengejar Cinta Dan Agama

Mengejar Cinta dan Agama

 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sesungguhnya, seseorang yang berpasang-pasangan itu saling mencintai karena sebab yang sama, karena itulah mereka dikatakan sehati..
Jika engkau memilih seseorang karena cintanya kepadamu, maka akan engkau dapatkan cinta itu.. se-utuhnya.. Tapi tidak mendapatkan hal lain selain hanya CINTA..
Jika engkau memilih seseorang karena hartanya yang banyak, maka engkau juga akan mendapatkan sebagian dari hartanya.. Tapi tidak mendapatkan kebaikan lain, selain kesenangan terhadap harta..
“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya” (HR. Thabrani)
Jika engkau memilih seseorang karena kehormatannya, maka dirimu akan menjadi lebih terhormat di mata orang lain.. Hanya itu..
Jika engkau memilih seseorang karena ketampanan dan kecantikannya, maka kamu tak akan pernah bisa menikmati kesetiaan, karena ketampanan dan kecantikan akan pudar di hari tua..
Tapi, jika engkau berani memilih seseorang itu karena AGAMANYA, maka kamu akan mendapatkan semua: CINTA, KEKAYAAN, KESETIAAN, KEHORMATAN dan KECANTIKAN..
Sebab, sesorang yang baik AGAMANYA adalah seseorang yang sabar, penuh rasa cinta, dihormati, dihargai, disayangi, kaya akan harta (selalu mengucap rasa syukur dan rajin bersedekah) dan mereka itu adalah golongan orang-orang yang cantik hatinya dan bersinar wajahnya..
“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Mencari Kebahagiaan Hidup

Mencari Kebahagiaan Hidup

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
KEBAHAGIAAN manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.
 
KEBAHAGIAAN manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki.
 
KEBAHAGIAAN bersumber dari dalam diri sendiri, jangan berharap dari diri orang lain, karena orang lain dapat mengkhianati. Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima orang lain.
Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini apa yang ada adalah baik untuknya.
 
Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri, justru sahabat sejati menjadi semakin jauh. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya.
 
Tiap-tiap manusia memiliki arti dan peranan masing-masing, semua berbeda. Tidak ada yang memiliki arti yang sama persis. Punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain. Dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain.
 
Percaya kepada ALLAH, bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri. Tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusia butuhkan. Tidak harus saat ini, masih ada esok hari. Seperti yang sedang teralami, mendapat suatu cobaan dan kesusahan adalah jalan untuk dapat melihat kebahagiaan “menikmati kebahagiaan dalam kesusahaan hati”.

Akhwat First?? Why Not!!

== Akhwat First..?? Why Not !! ==

Seorang wanita yang dalam situasi dan kondisi waktu tertentu pada umumnya dan sewajarnya terlebih dahulu didahulukan, diutamakan, dan diprioritaskan.
 
Betapa tidak, Alloh azza wa jalla, agama Islam dan Rasulullah Muhammad SAW memberikan kedudukan yang utama serta tertinggi kepada seorang akhwat, seorang istri, seorang muslimah, seorang ibu dalam kehidupan di dunia ini.
 
wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dikarenakan ia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.
 
Tidak hanya itu pula, sesungguhnya kunci dibalik kesuksesan, keberanian dan kegigihan perjuangan seorang mujahid, maka tersimpan pula peran seseorang wanita di belakangnya. Oleh karena itu, biasa kita bercermin dan melihat siapa ibunya atau pula melihat siapa istrinya.
 
“Dibalik kesuksesan, keberanian dan kegigihan perjuangan seorang mujahid, maka tersimpan pula peran seseorang wanita di belakangnya”

Setiap seorang wanita sholehah bersama keluarganya pasti menginginkan generasi penerusnya sebagai generasi yang mampu cinta dan taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Beragam contoh kemuliaan, keutamaan, kedudukan seorang wanita sholehah dalam pandangan Islam telah menjadi tolak ukur kesuksesan seorang anak maupun rumah tangga dalam keluarganya. Dilukiskan dalam sejarah pula, betapa banyak pula wanita-wanita desa yang tidak mampu membaca dan menulis, namun mampu melahirkan para mujahid-mujahid agung yang mengukir sejarah di pentas dunia.
Seorang ulama besar Imam Syafi’i ketika dilahirkan dalam keadaan yatim. Kala diasuh dan dibesarkan oleh seorang ibu yang tangguh secara mental dan spiritual sehingga sebelum usia baligh beliau telah hafal Al-Qur’an. Imam Bukhari ketika dilahirkan mengalami buta. Namun, karena doa ikhlas yang kerap dipanjatkan oleh seorang ibu yang melahirkannya sehingga Allah SWT mengabulkan doanya, Imam Bukhari dapat melihat kembali dan dunia telah mengakui kejeniusan dan kecemerlangan otaknya. Di dalam salah satu tulisan Sayyid Quthb (ulama besar Mesir) menulis, “Dimana saja saya bermain, terdengar ibuku sedang membaca Al-Qur’an.” Hal ini pulalah yang menjadikan saudara-saudara kandung Sayyid Quthb merupakan para penghapal Al-Qur’an. Muhammad Quthb, Aminah Quthb dan Hamidah Quthb, semuanya merupakan hafidz Al-Qur’an (hapal Al-Qur’an)
 
Dikisahkan pula dalam suatu waktu dan kesempatan Imam Ahmad pernah mengisahkan tentang ibunya (semoga Allah merahmatinya) :"Ibuku menjadikan ku hafal Al-Quran, ketika umurku 10 tahun. Dan dia tidak hanya hafal tapi juga memahaminya dengan hati, maka larilah semua godaan dan syaitan dari hatinya, dan menjadilah dia seorang yang ahli beribadah kepada Allah SWT. Imam Ahmad juga mengisahkan bahwa ketika umurnya 10 tahun ibunya memakaikan pakaian untuknya, membangunkannya dan memercikan air ketika sebelum sholat subuh, hingga akhirnya sang ibu mengajaknya pergi ke masjid dengan jarak masjid dengan rumah yang agak berjauhan.
Selain itu, ada pula kisah dari proses pencarian calon ibu untuk anak-anak dari pemuda Hasan Al-Banna. Di kala pencarian tersebut, ibu dari Hasan Al-Banna berkisah sebagai referensi utama. Ibu yang sholehah, tentu tahu apa yang dibutuhkan oleh pemuda pejuang da’wah seperti Hasan Al-Banna. Bermula dari ketertarikan Sang Ibunda pada kelembutan suara al-qur’an seorang gadis pada saat beliau bersilaturahim di sebuah rumah, lalu Ibunda Hasan Al-Banna bercerita dengan anaknya hingga pada akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan. Hal ini pula yang menandakan bahwa sesungguhnya jodoh itu bersama dengan tingkatan keimanan kita.
 
“Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.”(QS. Adz- Dzariyat: 49)
 
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)
 
 
Mendapatkan seseorang wanita sholehah yang mampu mendidik sang anak merupakan idaman dan impian bagi setiap bahtera rumah tangga dalam keluarga yang menekankan betapa pentingnya mendidik seorang anak yang dititipkan oleh Alloh SWT.
 
Hal ini pernah dicontohkan pula oleh (Almh) Ustadzah Yoyoh Yusroh dalam suatu kesempatan tausyiah terkait betapa pentingnya Hukum mendidik anak yang wajib, sebagaimana wajibnya menuntut ilmu dan mendidik anak juga termasuk pesan Rasulullah agar kaum muslimin mencetak generasi yang shalih dan shalihah. Dalam tausyiahnya beliau menyampaikan bahwa semua orang ingin memiliki keturunan yang shalih dan shalihah. Akan tetapi jarang sekali majlis ta’lim yang membahas atau mempunyai program terkait dengan hal ini. Yang ada hanyalah pembahasan tafsir, hadits, fiqih dan lain sebagainya. Namun hampir tidak ada sama sekali pembahasan terkait dengan pendidikan anak. Bukan itu saja, dari pihak orang tua sendiri juga kurang ada perhatian terhadap pendidikan agama anak-anaknya.
 
Hal ini dapat dilihat dari pemberian uang jajan ketika pergi ke sekolah dan ketika pergi elajar di madrasah (sekolah sore misalnya). Uang jajan yang diberikan ketika berangkat ke madrasah lebih kecil daripada ketika anak-anak mereka pergi ke sekolah di pagi hari. Akibatnya, anak-anak menjadi enggan pergi mengaji ke madrasah. Hal ini beda sekali dengan kondisi di masa Rasulullah. Di usia 11 tahun Aisyah sudah cukup matang dalam berpikir. Sehingga pada usia semuda itu, dia sudah banyak hapal hadits.
 
Abdullah bin Amr bin Ash menikah di usia 16 th. Ini menunjukkan anak-anak di masa Rasulullah dan para sahabat merupakan anak-anak yang sudah matang. Oleh karenanya pendidikan harus dilakukan sedini mungkin. Yaitu sejak di dalam kandungan. Begitu penjelasan (Almh) ustadzah Yoyoh.
 
Sewaktu di dalam kandungan pendengaran seorang bayi sudah dapat berfungsi. Seorang wanita yang sedang hamil hendaknya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an.
 
Setelah lahir; di usia 6-8 tahun, penglihatan seorang anak bayi sudah sempurna. “Pada usia itulah, saya mengenalkan huruf latin dan huruf Arab. Saya mencoba mengajarkan anak saya untuk dapat membaca huruf latin dan Al-Qur’an,” begitu penjelasan (Almarhumah) ustadzah Yoyoh Yusroh.
 
Menurut Abdullah Nashih Ulwan terbagi menjadi 3. Pendidikan ruh anak, akal anak dan tubuh anak.
 
Di waktu seorang wanita hamil, hendaknya dia memperkuat hubungannya dengan Allah, memiliki hubungan baik sesama manusia dan berupaya semaksimal mungkin untuk menjauhi hal-hal yang syubhat. Ujar beliau.
 
Oleh karena itu, betapa pentingnya peran seorang Ibu sebagai madrasah pertama bagi sang anak dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
 
‘Barangsiapa yang mengabaikan pendidikan anak, maka ia telah berbuat jahat secara terang-terangan …’ (Ibnu Qayyim)
Kedudukan seorang wanita dalam Islam cukup penting (utama). Sangat disayangkan, bila para wanita muslimah, wanita sholehah yang telah matang dan mampu mengaplikasikan secara ilmu, pendidikan dan usia telah siap dan mampu untuk menikah namun, terkendala karena sungkan dan lebih kerap menunggu datangnya sinyal sang ikhwan pujaan sejati yang siap mengarungi bahtera rumah tangga dalam menuju sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Seperti kita ketahui, tidak ada larangan apapun bagi seorang wanita bila mengajukan diri kepada seseorang yang dianggapnya shalih dan baik untuk dinikahkan. Bahkan dahulu, sayyidatina Khadijah ra melakukan hal tersebut. Beliau yang melamar calon Nabi Muhammad saat itu yang masih berusia 25 tahun. Hal itu dikarenakan Khadijah ra tahu persis kebaikan akhlak calon suaminya itu, kejujurannya dan kebaikan-kebaikannya yang lain. Sehingga jenjang menuju pernikahan pun terlaksana, sementara kejadian tersebut berlangsung sebelum datang dan turunnya wahyu.
 
Hal ini sejalan dengan konsep bahwa seorang akhwat, boleh mendahului dalam segala sesuatu hal selama hal tersebut baik, dan sesuai syar’i dan tidak ada larangan dalam tuntunan agama, dikarenakan keutamaan dan kedudukan seorang wanita muslimah dalam pandangan Islam. Akhwat First..?? why not !!
 
Sosok Khadijah ra lahir dari proses pembinaan yang intensif. Berbahagialah seorang suami yang memiliki pendamping yang setia dan penuh pengorbanan seperti Khadijah. Selama Menikah dengan Khadijah, Rasulullah Saw tidak pernah menikah dengan seorang wanita lain hingga khadijah ra tutup usia.
 
“Rasulullah SAW bersabda, aku dikaruniahi oleh Allah rasa cinta yang mendalam kepada Khadijah. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku ketika semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinyalah aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak pernah kuperoleh dari istri-istriku yang lain” (HR. Ahmad).
 
Lanjut lagi yuuk kisahnya,...
 
Setelah turun wahyu dan syariah, ternyata keadaan seorang wanita yang datang mengajukan diri untuk dinikahkan pun tetap terjadi. Ada beberapa wanita di masa tasyri'menyerahkan diri kepada Rasulullah SAW untuk dinikahi beliau. Salah satunya adalah apa yang kita baca dalam hadits berikut ini.
Dari Sahal bin Sa'ad ra. berkata bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW dan mengatakan,"Ya Rasulllah, aku telah menyerahkan diriku untuk Anda (bersedia dinikahkan)."Salah seorang shahabat berkata,"Kawinkan saja dengan saya."Maka Rasulullah SAW bersabda,"Aku telah nikahkan kamu dengannya dengan mahar berupa bacaan Al-Qur'an yang kamu miliki. .(HR Bukhari)
 
Ternyata wanita yang pernah datang kepada Rasulullah SAW dan menyerahkan diri kepadanya bukan hanya satu. Di dalam kitab Fathul Bari, Al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan beberapa wanita, diantaranya Khaulah binti Hakim, Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-Harits. Tentunya dengan beragam kekuatan sanad yang menerangkan hal itu.
 
Sehingga hal tersebut membuat Aisyah ummul mukminin ra. merasa cemburu kepada para wanita itu. Hal itu terungkap dalam salah satu hadits shahih.
 
Dari Aisyah ra. berkata,"Aku merasa cemburu dengan para wanita yang telah menyerahkan dirinya kepada Rasulullah SAW (untuk dinikahi). Aku berpikir bagaimana pantas wanita menawarkan dirinya kepada laki-laki. Ketika Allah SWT menurunkan ayat (Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki diantara mereka dan menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu. QS Al-Ahzab: 51), aku berkata bahwa tuhanmu telah menyediakan apa yang engkau inginkan..(HR Bukhari)
 
Namun meski demikian, para ahli sejarah menyebutkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang benar-benar dinikahi oleh Rasulullah SAW, meski pun hukumnya halal bagi beliau. Karena semua itu memang terpulang kepada beliau sendiri. Seandainya beliau menghendaki, para wanita itu halal untuk dinikahi. Namun bila beliau tidak menghendaki, beliau berhak untuk menolaknya. Dan di dalam hadits di atas, itulah yang terjadi.
 
Maka sebagai wanita muslimah, tidak ada salahnya secara hukum syariah untuk mengajukan diri kepada laki-laki yang anda anggap shalih dan baik secara sudut pandang agama, serta punya kemampuan dan kesiapan lahir batin untuk berumah tangga dengan anda. Kalau pun anda merasa sungkan dan malu, hal itu wajar. Bahkan Aisyah ra. pun merasakan hal tersebut, ketika melihat ada wanita yang datang menyerahkan diri kepada suaminya, Rasulullah SAW.
 
Tapi pada hakikatnya, hal itu tidak terlarang. Mungkin anda bisa meminta bantuan orang lain yang anda kenal dan sangat anda percaya untuk menyampaikannya kepada laki-laki yang anda sukai. Bukankah dahulu Khajidah ra juga menggunakan bantuan orang lain untuk menyampaikan maksudnya?
 
So, Akhwat First..?? Why Not !!
 
**********
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas'ud]
 
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku baik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
 
 
Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
 
”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang sholehah.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)
 
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
 
“Jika seseorang menikah, maka sempurnalah setengah agamanya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT pada setengah agama yang masih tersisa.” (HR Ahmad)
 
Sesungguhnya peletak dasar pergerakan dakwah modern semisal Hasan Al Banna telah memberi contoh bahwa yang merasakan sentuhan pertama nilai pendidikan seorang da’i, justru orang terdekatnya, jika ia seorang ayah, maka istri dan anaknyalah yang merasakan sentuhan pertama. Demikian pula bila ia adalah seorang ibu (Dra.Hj.Wirianingsih,”Cinta di rumah Hasan Al Banna”)

"Semua hal besar biasanya diawali oleh seorang wanita."Alphonse de Lamartine (1790-1869), penulis dan pujangga Prancis"
 
"mencintaimu adalah bahagia&sedih; bahagia karena memilikimu dalam kalbu; sedih karena kita sering berpisah"(WS Rendra)

Jalan Menjadi Pecinta-Nya

~..~ JALAN MENJADI PECINTA-NYA~..~

Sobat....?????
Ada kalanya hidup tidak berjalan sebagaimana kita harapkan. Gelombang ujian dan cobaan seakan tak henti menerpa. Dari yang hanya membuat kita tertegun sejenak hingga yang menjadikan kita terkapar tak berdaya karenanya. Pedih dan getir pun menjadi rasa yang tertuai.
 
Saudaraku, yang perlu terus kita yakini bahwa getirnya hidup tidaklah menandakan rahmat Allah telah sirna. Perihnya cobaan, bukanlah isyarat bahwa kemurkaan Allah sedang menggelayuti kehidupan ini.
 
Sebaliknya, getir dan perihnya rasa yang kita alami itu, dapat menjadi tanda bahwa Allah sedang menghapus dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Karena ada dosa yang tidak bisa dihapuskan kecuali oleh rasa getir dan perih. Ada dosa yang tak terhapus hanya oleh air mata penyesalan. Ketika pedihnya terasa, di sanalah dosa akan terampuni. Saat getirnya membuncah, di situlah kesucian akan tertuai. Hasilnya, hati pun menjadi tenang dan keberkahan hidup menjadi jaminan.
 
Atau bisa jadi, itu semua menjadi tanda bahwa kita sedang dipersiapkan untuk menerima nikmat yang lebih besar, yaitu menjadi kekasih Allah atau para pencintaNya. Dan untuk menjadi para pencintaNya, haruslah siap diuji. Itu adalah harga yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Sebuah keniscayaan yang telah menjadi sunatulllahNya.
 
Kita harus siap-siap digerinda, yang merupakan syarat untuk bisa dekat pada Allah. Gerindaan yang berbentuk ujian dan cobaan, akan terus-menerus menghampiri. Ia tidak akan hilang hingga segala karat-karat dosa kita, terkikis olehnya.
 
Seperti buah kelapa, untuk dapat diambil santannya, ia harus dijatuhkan terlebih dahulu dari pohonnya yang tinggi. Kemudian, kulitnya harus dikelupas dengan paksa hingga tak tersisa lagi. Setelah bersih, ia lalu dibelah menjadi beberapa bagian. Setelah itu, potongan-potongan kelapa tersebut lalu diparut hingga hancur dan hanya menyisakan ampasnya. Apakah telah selesai? Tentu saja belum, karena ampas kelapa itu akan diperas hingga keluarlah santan, yang di sana manfaatnya baru terasa.
 
Begitu juga sifat dari cobaan dan ujian. Ia akan terus melumat dan menghancurkan segalanya, hingga yang tersisa adalah bagian-bagian dari diri kita yang secara kualitas, telah siap menjadi para pencintaNya.
 
Karena itu, saat gerinda telah datang, segeralah bertobat agar tak hanya pintu tobat yang terbuka, namun status menjadi pencintaNya pun akan menjadi milik kita. Tetapi bila gerinda itu belum tiba, jangan terlena olehnya. Tetaplah mendekatkan diri padaNya dengan selalu menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup kita.

Pernikahan

Pernikahan ​..
•*¨*•
Bukan sekedar menyatukan ​dua hati..
Yang berdiri diatas janji suci..
Tapi.. bermakna saling melengkapi ​..
Yang terus berjalan selamanya, ​sehidup semati..
Selalu bersyukur atas apa yang dimiliki..
Melangkah maju bersama menapaki kehidupan penuh misteri..
Dunia ada ditangan engkau, wahai pasangan serasi..
Tunjukkanl ​ah bahwa kalian tak akan melupakan tanggung jawab sebagai suami istri..

Selasa, 12 Juli 2011

Adakah Istri yang Tidak Cerewet

Adakah Istri Yang Tidak Cerewet?

Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. ​Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. ​Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi, dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaik ​an istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

..:: Wallahu'alam bisshawab ::..

Cintailah Aku Apa Adanya

Cintailah Aku Apa Adanya

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif sertaberperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
 
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
“Mengapa?”, dia bertanya dengan terkejut. “Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan”. Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”.
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?” Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok.”. Hati saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan … “Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya.” Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
 
 
“Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang. Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu “teman baikmu” datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi “aneh”. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.
 
 
“Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
“Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.”
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
 
 
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
 
"Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu."

Minggu, 10 Juli 2011

Amanat Untuk Istri, Sosok Khadijah di Akhir Zaman

Amanat untuk Istri, sosok Khadijah di akhir zaman.. ..

Pesan isteri ‘Auf bin Muslim Ashaibani kepada puterinya yang akan menikah dengan al Haris bin Amr, raja negeri Kandah.

“Wahai anakku! Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu, aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya, ​tetapi ia sebagai peringatan untuk yang lalai dan panduan bagi orang yang menggunakan akal.

Andai kata wanita tidak memerlukan suami kerana berasa cukup dengan kedua ibu bapanya, tentu ibumu adalah orang yang paling berasa cukup tanpa suami. Tetapi wanita diciptakan untuk lelaki dan lelaki diciptakan untuk wanita.

Wahai puteriku, Sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan yang telah membesarkanmu untuk berpindah kepada seorang lelaki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru.

Kerana itu, jadilah'hamba'wanita baginya, tentu dia juga akan menjadi'hamba'lelaki bagimu serta menjadi pendampingmu yang setia. Peliharalah sepuluh sifat ini terhadapnya, tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu:

Pertama dan kedua, berkhidmat dengan rasa puas serta taat dengan baik kepadanya.

Ketiga dan keempat, memerhatikan tempat pandangan matanya dan bau yang diciumnya. Jangan sampai matanya memandang yang tidak cantik daripadamu dan jangan sampai dia mencium bau yang busuk daripadamu.

Kelima dan keenam, memerhatikan waktu tidur dan waktu makannya, kerana lapar yang berlarutan dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan rasa marah.

Ketujuh dan kelapan, menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Perkara pokok dalam masalah harta adalah membuat kira-kira dan perkara pokok dalam keluarga adalah pengurusan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahsianya. Apabila kamu mengengkari perintahnya, bererti kamu melukai hatinya. Apabila kamu membuka rahsianya kamu tidak akan selamat daripada pengkhianatanny ​a.

Kemudian janganlah kamu bergembira di hadapannya ketika dia bersedih atau bersedih di hadapannya ketika dia berseronok.

Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, ​tentu dia akan sangat memuliakanmu.

Jadilah kamu orang yang selalu sekata dengannya, tentu dia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.

Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan dapat apa yang kamu inginkan sehingga kamu mendahulukan kehendaknya daripada keredaanmu, dan mendahulukan kegembiraannya daripada kesenanganmu, baik dalam hal yang kamu sukai atau yang tidak kamu senangi dan Allah pasti memberkatimu.”

..::Kitab al-Bayan wa'l-Tabyin oleh al-Jahiz::..

Surat Untuk Istriku

Surat Untuk Istriku

Siapakah engkau, duhai istriku, yang menyelinap ke dalam kehidupanku? Kita berdua hadir dari dimensi ruang dan waktu yang berbeda, bahkan kita saling tak mengenal. Tapi kenapa disaat bersua, seketika kita saling mempercayai untuk membangun kebersamaan, dalam perjalanan? Yakni mahligai rumah tangga
 
Sungguh, begitu mulia mahligai yang bernama pernikahan. Pernikahan membuat kita saling terbuka, saling mempercayai dan saling berkomunikasi. Tak mengherankan, bila Allah SWT menempatkan jodoh (pernikahan) pada kelompok ilmu-Nya yang tak dapat disingkapkan secara pasti oleh hamba-Nya.
 
Siapakah yang mengirimmu ke dalam kehidupanku, duhai istriku? Jawabnya pasti Allah SWT. Betapa Maha Pengasih Dia, yang memberikanmu sebagaimana ketentuannya agar setiap mahluk hidup berpasang-pasangan.
 
Sesungguhnya dunia perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita (istri) yang sholeh (HR. Muslim)
 
Betul, engkau memang hanya seorang istri, bukan pemimpin utama. Tapi, sesungguhnya engkau menentukan, ketika hanya menjadi posisi pendamping sang suami. Engkau, di saat menjadi istri yang suci, semestinya menjadi pengawas suami saat keliru melangkah.
 
Siapa yang dapat mengukur air matamu yang berderai di saat engkau berdoa memohon agar Allah menunjukkan jalan yang benar pada suami? Airmata yang selama ini dicitrakan sebagai kelemahan, justru menjadi kekuatan untuk mengembalikan suami (keluarga) ke jalan yang benar.
 
Tapi, siapakah engkau, duhai istri yang menyelinap ke dalam kehidupanku? Istri yang suci justeru merupakan jalan cahaya menuju-Nya. Kesucianmu menjadi suar di tengah keluarga untuk membentuk keluarga sakinah. Cahayamu menerangi perjalanan menuju pada-Nya.
 
Kesabaran dan keikhlasanmu mengelola rumah tangga membuat para suami (keluarga) merasa khidmat untuk beribadah. Sebaliknya, istri yang'musyrik', bagai lorong gelap yang menyesatkan. Karena itu istriku, jadilah engkau suci untuk menjadi jalan bercahaya bagiku dan keluarga.
 
Wahai istriku, di saat engkau menjadi jalan bercahaya, mengapa mesti saya menggantinya? Bukankah sejatinya, aku mencintaimu karena cintaku pada-Nya yang memuliakanmu, istriku yang telah melahirkan anak-anakku!

Renungkanlah Wahai Saudaraku

RENUNGKANLAH WAHAI SAUDARAKU...

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sadarlah, Wahai orang yang tertipu!
Mengapa kamu masih riang bermain,
terlena dengan angan-angan.
Padahal ajal di depan matamu!
 
Bukankah kamu mengetahui
bahwa ambisi manusia adalah lautan luas tak bertepi.
Bahteranya adalah dunia.
Maka berhati-hatilah jangan sampai karam!
 
Yakinlah! Bahwa kematian pasti menjengukmu
bersama segala kepahitannya.
 
Ingatlah detik-detik itu, ketika kamu memberikan wasiat,
sedangkan anak-anak yang bakal menjadi yatim
Dan ibunya yang akan kehilangan suami tercinta
menangis pilu berlinang air mata.
 
Ia tenggelam dalam lautan kesedihan,
seraya memukul-mukul wajahnya.
Disaksikan para lelaki, padahal sebelumnya
ia adalah mutiara yang tersimpan rapi.
 
Kemudian setelah itu,
dibawalah kain kafan kepadamu.
Akhirnya! Diiringi isak tangis dan derai air mata,
Jasadmu dikebumikan....

PEDEKATE

PEDEKATE

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
“Jazakillah ukhty, atas shalat Isya berjamaahnya tadi. Sangat terkesan sekali bagi saya.”

Seorang akhwat menerima SMS itu malam hari, di saat ia sedang berupaya memejamkan matanya. Ia bingung, apakah harus menjawab SMS ini ataukah membiarkannya. Karena terus terang, pengirim SMS itu adalah seorang ikhwan yang menjadi imam shalat Isya di kampus tadi. Kebetulan waktu itu, mereka hanya berdua, dan harus shalat Isya’ berjamaah.
Dalam hati ukhty itu bertanya-tanya. “Kenapa berkesan? Bukankah setiap shalat haruslah berkesan? Kenapa berkesan? Apakah ia tidak khusyuk dalam shalatnya? Ataukah karena aku makmumnya?” Akhirnya dengan berat hati akhwat itu membiarkan SMS itu tanpa balas.
Beberapa menit kemudian hape nya kembali berdering. Saat ini hanya misscall, dan bisa ditebak siapa yang misscall. Selain pulsa nelpon juga mahal, ikhwan itu ingin memberi isyarat, kenapa SMS-nya tidak dibalas. Si Akhwat tetap bersikukuh tidak menjawabnya, karena menurutnya si Ikhwan berlebihan dan tidak pada tempatnya. Akhirnya hape-nya kembali berbunyi, sebuah gambar bertanda Amplop nongol di layar hapenya. Dibuka dan dibacanya,
“Semoga ukhty diberi kenyamanan hati dan diberkahi Allah Ta’ala malam ini. Dan mudah-mudahan bisa shalat malam nanti. Selamat bobo dan mimpi yang indah. Dari saudaramu seperjuangan.”

Akhwat ini senyam senyum tak ada habisnya. Ia semakin tahu seberapa kualitas ikhwan ini. Ia jadi ragu apakah ia “Ikhwan ataukah Bakwan”. Menurutnya SMS semacam ini tidaklah perlu disampaikan. Meski terlihat menasehati dan baik-baik saja, tapi ia berpikir SMS semacam ini adalah sebentuk zina hati yang terselimuti dakwah yang sudah tidak pada tempatnya.
 
 
Saudaraiku ukhti fillah..,Mungkin saja Anti yang membaca tulisan ini pernah mengalaminya. Mendapatkan SMS dari sosok aktivitis dakwah, apakah ikhwan atau akhwat. Ataupun dari seorang laki biasa yang engkau kenal. Awalnya mungkin hanya saling bertanya tentang kepentingan dakwah atau diskusi belajar. Persiapan sebuah tabligh akbar, rencana rapat sekolah atau memilih ketua BEM di kampus, rencana rapat tahunan organisasi keislaman, membahas kurikulum TPA atau apalah kepentingannya. Namun ternyata rasanya enak juga bisa saling berkirim SMS alias SMS-an. Apalagi kalau ternyata obrolannya nyambung banget, si ikhwan tahu perasaan si akhwat dan si akhwat pun mesam mesem tak ada habisnya menjawab SMS dari si ikhwan. Kalau sudah seperti ini biasanya SMSnya bisa ngelantur kemana-mana.
Lama-lama SMSnya pun berubah dari sms dakwah menjadi sms Merah Jambu. Mulai berani bertanya:
“Ukhty lagi ngapain? Ukhty udah makan belum. Jaga Kesehatan loh ukh. Sekarang musim hujan.”
Eh, apa perlunya si ikhwan bertanya semacam itu? Emang penting? Ia menjadi sosok yang penuh perhatian. SMSnya menjadi ngalor-ngidul tak jelas apa maksudnya. Ironisnya, si akhwat justru terbuai. Ia takluk dengan senjata ikhwan gombal ini.
 
 
Si akhwat selalu menjawab SMS itu dengan jawaban-jawaban yang sama. “Ana lagi makan akh. Akhy udah maem belum…?” Yach, setali tiga uang dech ini namanya. Sama saja kualitasnya. Mereka sama-sama menikmati SMS-an itu. Kepentingan awal sebagai SMS koordinasi dakwah melenceng menjadi berbagi perhatian antara ikhwan dan akhwat. Hemm… apa ini namanya? Ikhwan apa bakwan, akhwat apa kawat?

Hal ini nampaknya harus diwaspadai. Jangan-jangan mereka telah menyemai benih, sebelum masa tanam. Jangan-jangan mereka telah menanam cinta, sebelum waktunya. Jangan-jangan pola saling SMS-an ini menjadi cara mereka untuk saling berkomunikasi bukan dalam arti sebenarnya.
Sungguh saudariku,,SMS itu melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Dan Setan terkutuk itu berbaris-baris diujung sinyal Indosat yang engkau gunakan sebagai kartu telponmu. Setan-setan itu mengubah dari warna hitam tulisan dari si pengirim menjadi“warna merah jambu” ketika sampai pada si penerima.
DImanapaun dan kapanpun, setan adalah musuh yang nyata bagi umat manusia. Maka hanya hati yang bersih saja yang mampu menepis bujukan sesatnya.
SMS PDKT-kah?
 
 

Ikhwan tentu saja memiliki niat saat mengirim SMS itu. Awalnya mungkin niatnya baik sebagai sebuah nasihat yang baik. Tapi karena setan memang sangat licik, akhirnya jurusnya mulai mempengaruhi si ikhwan. Selain itu juga karena lampu hijau yang ditunjukkan oleh si akhwat sendiri.
Oleh karena itu, kita harus mulai memperhatikan persoalan ini. Harus dibedakan manakah yang benar-benar SMS murni nasihat, ataukah semata hanya kedok saja. Mereka yang semata ingin memberi nasehat tidak akan berpanjang-panjang dalam SMS-an. Bila dianggap sudah cukup, maka tidak perlu dilebar-lebarkan. Bila dengan SMS 10 kata sudah cukup, kenapa harus memakai 20 kata? bukankah itu kemubaziran..??
Menjawab SMS secukupnya sesuai dengan yang dibutuhkan. Lagipula sebenarnya dalam hati kecil kita sebagai seorang ikhwan dan akhwat bisa dengan mudah mendeteksi apakah SMS kita sudah melenceng ataukah masih lurus-lurus saja. Kita adalah manusia dewasa yang sudah bisa membedakan mana yang baik-baik saja dan mana yang sudah berlebihan.
Bagi para akhwat sebaiknya tidak memberikan ruang yang lebar kepada para ikhwan. Bila SMS ikhwan sudah mulai tidak bener, maka lebih baik dicuekin saja. Tidak perlu dibalas dengan kata-kata pedas. Karena sekali dijawab, ikhwan akan merasa mendapatkan lampu hijau. Dan perlu diketahui, ikhwan sangat tahu bahwa akhwat suka sekali bila diperhatikan. Karena itu merupakan tabiat para wanita pada umumnya. Mereka suka diperhatikan..!! Jadi bagi ikhwan yang bermental bakwan mereka rela membeli pulsa isi ulang sebanyak mungkin dan dibela-belain mencari program SMS murah demi memberi perhatian ini.
 
 
Bagi para ikhwan, saya berharap Antum tetap menjadi sosok yang tangguh. Antum sangat mungkin menjadi pihak yang agresif. Tapi Antum juga sangat mungkin menjadi pihak yang dikejar. Hape Antum tiba-tiba berbunyi terus karena misscall orang tak dikenal sepuluh kali mungkin. Jangan Ge Er dulu, belum tentu itu dari akhwat. Boleh jadi dari nomer nyasar yang ingin menagih utang. Bila antum mendapat SMS yang ‘gimana gitu’ dari akhawat, sebaiknya dijawab dengan bijaksana dan secukupnya saja. Selain karena memang pulsa masih mahal, hal itu akan menjaga Muru’ah (harga diri) antum di depan Allah SWT.
 
 
Jadi, kalau memang antum jatuh cinta dan ingin pedekate, nyatakanlah terus terang, lebih sopan dan jantan bila antum menempuh jalur Ta’aruf, ajukan proposal itu kepada si akhwat jika antum benar-benar bermental seorang ikhwan, bukan Bakwan !Tidak dengan SMS an berlama-lama yang tidak jelas kepentingannya.
Afwan dan terimakasih..
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam

Arti Cinta

ARTI CINTA....

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…
 
 
Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
 
 
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
 
 
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
 
 
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
 
 
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
 
 
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
 
 
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
 
 
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
 
 
 
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
 
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
 
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
 
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
 
 
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Jangan Hanya Melihat Dari Sudut Pandang yang Sempit

Suatu hari seorang suami pulang kerja dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian.
 
Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh. Ternyata … kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana. Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan,dan… pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.
 
Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah… masyaAllah… kacau… berantakan. Ada lampu yang pecah, ada sajjadah yang tertempel dengan permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal.Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.
 
Dapur? Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.
 
Sang suami mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius dengannya.
 
Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi, semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup. Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol, dan… begitu ia melompat ke kamar tidur, ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!
 
Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum. Dengan penuh keheranan sang suami bertanya, “Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”.
 
Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata,“Bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidak puasan, ‘Apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku?’, bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”
 
“Betul” jawab sang suami.
“Baik” kata sang istri, “hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan”.
 
*****
Pesan berharga yang ingin disampaikan adalah:Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa.
Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.
 
 
sumber : http://www.islamedia.web.id/2011/06/jangan-melihat-dari-sudut-pandang.html