Alkisah,
tersebutlah sepasang suami istri yang tengah bersiap menikmati hidangan
ayam panggang di meja makan. Mereka hidup dengan berkecukupan.
Tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pengemis. Sang istri
ingin memberinya makanan,
akan tetapi suaminya kemudian menghardik dan mengusir pengemis itu.
Tidak berapa lama kemudian, usaha si suami mengalami kebangkrutan.
Kekayaannya sirna. Selain itu, Karena perangainya yang buruk, ia juga
bercerai dengan istrinya. Sang wanita kemudian menikah lagi dengan
seorang pria yang baik perangainya lagi hidup berkecukupan.
Suatu ketika, wanita itu tengah bersiap menikmati hidangan ayam
panggang di meja makan bersama suami barunya. Tiba-tiba pintu rumahnya
diketuk oleh seorang pengemis.
“Tolong berikan makanan kita kepadanya,” pinta si pria kepada istrinya.
Wanita itu mematuhi kata suaminya.
Ketika kembali, wanita itu menangis tersedu-sedu.
“Apa yang membuatmu menangis?” tanya suaminya.
“Pengemis tadi ternyata adalah suamiku. Dahulu, kami juga pernah
didatangi oleh pengemis ketika tengah menikmati hidangan, lalu ia
menghardik dan mengusir pengemis itu. Sekarang, ternyata ia justru
menjadi pengemis.”
Suaminya berkata lembut, “Tahukah engkau, pengemis yang dulu diusirnya itu adalah aku.”
Suatu ketika, wanita itu tengah bersiap menikmati hidangan ayam panggang di meja makan bersama suami barunya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis.
“Tolong berikan makanan kita kepadanya,” pinta si pria kepada istrinya.
Wanita itu mematuhi kata suaminya.
Ketika kembali, wanita itu menangis tersedu-sedu.
“Apa yang membuatmu menangis?” tanya suaminya.
“Pengemis tadi ternyata adalah suamiku. Dahulu, kami juga pernah didatangi oleh pengemis ketika tengah menikmati hidangan, lalu ia menghardik dan mengusir pengemis itu. Sekarang, ternyata ia justru menjadi pengemis.”
Suaminya berkata lembut, “Tahukah engkau, pengemis yang dulu diusirnya itu adalah aku.”
Bagus renungannya :)
BalasHapus^__^ semoga bermanfaat...
BalasHapus