Dari sudut lampu merah, masing-masing hati yang berhenti sejenak
melabuhkan persinggahan perasaannya dengan beragam kisah (tentunya
pembaca juga sedang mengenang kembali renungan-renungan yang sempat
hadir ketika itu, ya kan ?). Ada sederet keluh kesah karena takut
terlambat, mungkin ada juga yang membuka kembali memori pertengkaran di
rumah yang tak seharusnya terjadi, barangkali juga ada yang
bertanya-tanya dalam hati siapa gerangan jodoh yang akan didatangkan
Allah untuknya. Sejumlah renungan lain hanya milik hati-hati yang
melakoninya. Sampai dimanakah renunganmu sobat ?Saking asyiknya kita
memikirkan nasib diri sendiri, kita luput memperhatikan
pemandangan-pemandangan di sekeliling yang seyogyanya bisa mengetuk
relung hati yang terdalam. Ternyata, ketika kita egois terhadap
kebutuhan diri, ada saudara-saudara kebutuhan diri, ada saudara-saudara
kita yang berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Ada segerombolan anak
jalanan berusia balita yang tak mengerti untuk apa mereka bekerja dan
saya yakin mereka juga tidak terlalu mengerti makna lagu yang mereka
lantunkan hingga syair-syairnya bukan untuk sebuah keindahan tapi
benar-benar mengharapkan receh sisa belanja kita (yang kadang kita pun
malas merogohnya dan sesampai rumah receh itu tercampak begitu saja).
Ironis lagi, cita-cita itu memang bukan milik mereka.
Dari sebuah berita
televisi ada beberapa orang tua yang mengakui kalau mereka terpaksa
mengerahkan anak-anak mereka karena mereka tidak tahu bagaimana lagi
harus mengais rezeki.Setiap pandangan yang dilayangkan, menghadirkan
rasa kasihan�
Seorang bapak peniup harmonika tidak bosan-bosannya
melantunkan nada sepanjang hari walau bibirnya telah kering dan terik
matahari menghadirkan rasa haus. Barangkali anak-anaknya sedang
membutuhkan uang untuk pendaftaran sekolah atau isterinya sedang kritis
menunggu saat persalinan. Wallaahu a'lam, kita tidak pernah tahu untuk
apa mereka selalu setia berada di sudut lampu merah karena pandangan
kita berlalu seiring lampu hijau yang menyala dan kembali asyik dengan
diri sendiri. Maafkan hamba ya Allah.Baru-baru ini ada berita
mengejutkan di suatu daerah di Jawa Barat, seorang pelajar SD kelas lima
berusia 12 tahun nekad gantung diri di rumahnya. Rasa malu kepada guru
dan teman-temannya karena tidak bisa membayar uang prakarya sebesar Rp.
2500 telah membuatnya melakukan tindakan yang tidak biasanya terpikir
oleh anak seusianya. Mungkin dia adalah anak dari seorang manusia yang
telah berjuang habis-habisan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Uangnya
hanya cukup untuk makan dan Rp. 2500 sudah tak mungkin lagi didapat.
Mungkin orang tuanya juga telah mati-matian untuk mendapatkan pinjaman
namun tidak ada tetangga yang peduli. Barangkali juga dia telah mencoba
bergabung di sudut lampu merah untuk meraih receh demi receh tapi kalah
oleh kerasnya persaingan.
Wallaahu a'lam, kita tidak pernah tahu� karena
kita tak pernah menyentuh lebih dalam kebutuhan mereka.Yah, baru
sebatas kasihan yang kita punya. Lalu, risalah kasih sayang yang
diantarkan oleh Rasul kita tercinta kemana menguapnya ? Penyesalan ini
sering datang hingga dalam hati ada keinginan �aku harus menjadi kaya�
hingga besok tidak hanya sebatas kasihan yang bisa didendangkan tapi
berbuat, berbuat dan berbuat hingga tak ada lagi berita saudara seiman
kita pindah keyakinan karena merasa sendiri di dunia ini dan tidak ada
lagi sendiri di dunia ini dan tidak ada lagi saudara kita yang merasa
sendiri dengan ujiannya. Yah, kita harus kaya! Kita harus bisa memberi
solusi yang real! kaya materi dan kaya hati, tentunya dengan ikhtiar
yang sempurna seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW (entrepreneur
sejati dalam tuntunan Allah)� di mana dalam catatan sejarah ditulis
bahwa Rasulullah selalu memberikan miliknya terbaik kepada siapapun yang
membutuhkan bahkan kepada yang memusuhi beliau sekalipun.
Semoga kita
bisa !"Tiadakah mereka melakukan perjalanan di muka bumi, sehingga
mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka merasa, dan mempunyai
telinga yang dengan itu mereka mendengar? Sungguh, bukanlah matanya yang
buta, tetapi yang buat ialah hatinya, yang ada di dalam (rongga)
dada"
(Q.S 22 Surat Al Hajj ayat 46)
------------------
------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar