Kamis, 26 Mei 2011

Kuku Setan

Sekitar setengah bulan lalu, aku kedatangan tamu seorang pejabat tinggi di salah satu kabupaten, kebetulan beliau adalah wakil bupati. Lama sebelum jadi wabup, kami telah saling kenal baik, dan setiap datang ke Makkah, beliau selalu menjengukku. Seperti juga saat sebelum jadi wakil bupati, kami pun tetap bercanda, tak ada yang berubah.
 
Iseng tanpa sengaja aku memperhatikan tangan sahabatku itu (bisa dibilang sahabat nggak ya? Usianya jauh diatasku soalnya :D), salah satu kukunya, ada yang panjang menurut ukuranku. Seketika itu juga aku ingat pertanyaan salah satu teman di twitter kepadaku, pak ostat, apa benar orang berkuku panjang itu temennya setan? Heee :D
 
Dulu, waktu masih kecil, jika kuku-kuku jariku mulai terlihat panjang, oleh ummiku aku selalu diingatkan agar segera memotongnya. Tempat berak setan, itu kata beliau. Lah Mi', masa'? Lah itu, kotoran di kukumu tu, itu berak setan. Tentu saja aku segera memotong kukuku agar bersih dan tidak jadi WC-nya setan. :D
 
Ketika mulai masuk sekolah, aku menemukan kebijakan pendidikan lain berhubungan dengan kuku ini. Setiap awal pekan, pak guru bagian periksa kuku, selalu menyuruh semua siswa untuk meletakkan kedua telapak tangan di atas meja. Periksa kuku. Yang ketahuan kukunya belum dipotong, segera mendapat"hadiah"pukulan penggaris kayu di punggung tangannya.
 
Di pondok, lebih tegas lagi, tukang ketertiban selalu bilang, kalau ada santri ketahuan merawat kuku sampai panjang, maka jari-jarinya akan dipatahkan, betul-betul bakat teroris :D
 
alhasil, yang begitu terkenang dibenakku adalah razia mingguan waktu aku masih sekolah madrasah. Begitu telaten bapak ibu guruku memperhatikan kerapian dan kebersihan kami.
 
Memang, hal-hal baik seperti itu harus dibiasakan semenjak dini. Kucing saja bisa dibiasakan untuk selalu buang kotorannya di WC, apalagi manusia. Meski secara umum juga, bahwa memotong kuku adalah termasuk dari 5 sunnah kefitrahan. Sunnah kerapian dan kebersihan pribadi muslim yang diajarkan oleh Nabi kita.
 
Empat sunnah yang lain adalah : khitan, merapikan kumis, memotong bulu kemaluan, dan mencabuti bulu ketiak. Coba deh 5 hal ini dibiarkan saja, apa nggak seram tuh bentuk manusia, apalagi cewek :D
 
Makanya, setidaknya beberapa rambut yang tumbuh di bagian tubuh kita, dianjurkan tiap 40 hari dibersihkan.
 
intinya adalah, bahwa menjadi muslim itu, yang rapi, jangan bau, yang sedap dipandang. Tidak ada asyiknya sama sekali kan jika melihat penampilan yang kusem gitu, kumis berantakan, rambut tidak disisir, kuku panjang, mana hitam lagi, ketiak bau, dijamin siapapun langsung ilfil. Apalagi kalau yang gitu cewek.
 
Sebab agama ini, sebenarnya agama fitrah, agama yang sangat memperhatikan kebersihan dan kerapian penampilan luar.. Sebab"Al-Madzhar yadullu alal makhbar". Penampilan luar, secara umum, menunjukkan isi hati dan jiwa seseorang. Atau sebaliknya, penampilan luar berpengaruh pada kejiwaan, dan untuk perincian, tukang psikologi yg menjelaskan.
 
Akhir catatan, sekecil apapun, dalam Islam sangat diperhatikan. Ekselensi agama ini atas seluruh agama di dunia. Bersyukurlah atas nikmat Iman dan Islam :)
 
oh ya? Masih adakah razia kuku panjang di sekolah-sekolah? Hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar