Minggu, 17 April 2011

Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Untuk Mengobati Sendiri Penyakitnya

detikcom - Jakarta, Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih senang mengobati sendiri penyakit yang dideritanya tanpa berkonsultasi dengan dokter. Ternyata ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.
Mengobati diri sendiri atau swamedikasi (self medication) adalah upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri tanpa menggunakan resep dan atas inisiasi sendiri. Berdasarkan data Susenas BPS tahun 2009 diketahui sekitar 66 persen orang sakit di Indonesia melakukan swamedikasi.
Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh MarkPlus Insight pada 1-4 April 2011 terhadap 729 responden di 6 kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar didapatkan sebanyak 80 persen responden mengaku pertama-tama akan mengobati sendiri gangguan kesehatan yang dialaminya.
Self medication dimulai di negara maju seperti Amerika Serikat karena tingginya biaya pelayanan kesehatan, jadi kalau flu sedikit orang lebih memilih mengobati sendiri daripada harus berobat ke dokter yang mahal.
Beberapa hal memang menjadi alasan seseorang lebih memilih mengobati dirinya sendiri dibanding berobat ke dokter yaitu:


Biaya yang lebih murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya dokter atau rumah sakit
Obat yang digunakan lebih mudah ditemukan
Akses informasi lebih mudah didapati
"Kalau untuk batuk pilek ya tidak apa-apa mengobati diri sendiri, tapi kalau mengonsumsi obat kolesterol atau diabetes sebaiknya tetap dilakukan kontrol 1-2 kali," ujar Dr Wasista Budiwaluyo, MHA selaku sekjen PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) disela-sela acara Markplus Monthly Industry Update di MarkPlus Campus, Jakarta, Kamis (14/4/2011).
Dr Wasista mencontohkan kolesterol itu ada macam-macam ada trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL dan untuk mengatasinya pun kadang dibutuhkan obat yang berbeda-beda. Jadi sebaiknya tetap dilakukan kontrol secara teratur.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah beberapa obat kadang bisa menimbulkan kontra indikasi, misalnya untuk orang yang hipertensi atau diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi obat sembarangan dan membaca label di kemasan obat dengan baik.
Selain itu perkembangan teknologi yang ada sekarang memudahkan masyarakat untuk mencari informasi mengenai kesehatan yang mendorong keberanian orang melakukan pengobatan terhadap gejala sakit yang dirasakannya. Selain itu peningkatan jumlah apotek dan toko obat turut mendukung gaya hidup ini.
"Saya lebih setuju jika masyarakat melakukan pencegahan dengan hidup sehat dan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar