Minggu, 26 Juni 2011

Titip Doa

Kali ini Kiwul mendampingi bosnya ke Medan, tentu saja dengan pesawat terbang. Dia duduk di tengah, bosnya dekat jendela sedang di sebelahnya duduk seorang laki-laki berjas dasi yang tampak angkuh. Soalnya sejak duduk diam saja sambil membaca buku berbahasa inggria yang kiwul tidak mengerti. Padahal bos Kiwul termasuk orang hebat, tapi dia lebih senang naik pesawat kelas ekonomi bukan kelas bisnis. Dan pakaiannya juga biasa-biasa saja, hampir tidak menunjukkan kalau dia bos.
 
Ketika berada diatas pulau Sumatra, tiba-tiba terdengar pengumuman agar semua penumpang memasang sabuk pengaman karena cuaca buruk. Dan memang , sesaat kemudian cuaca oleng kekanan kekiri. Seketika semua penumpang hening.
 
"Wul, berdoa wul,"  Perintah bos.
"Iya bos,"jawab kiwul
 
Kiwul langsung menundukkan kepala dan mengangkat tangan. Sedang bos membaca Al-Ikhlas berulang-ulang. Getaran pesawat semakin keras, sebagian penumpang berteriak,"Ya Allaah,,,"  atau"Allahu Akbar"  berulang-ulang. Ketika sedang khusyuk berdoa, tiba-tiba laki-laki di sebelah Kiwul menangis. lalu dia memegang tangan Kiwul.
 
"Pak ustadz, saya titip doa ya... tolong pak, doain saya juga ya!"
 
Laki-laki itu memanggil Kiwul"Ustadz"mungkin karena Kiwul memakai baju koko. Dia mengiba sambil berurai air mata, Kiwul terpesona,,,,,
 
~~~
 
Dalam keadaan lemah tak berdaya, yang seketika muncul dalam pikiran kita hanya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab tak ada yang bisa mencegah suatu musibah kecuali Allah. Dan jika menghendaki  sesuatu terjadi maka terjadilah apa yang di kehendaki Allah tanpa seorangpun atau suatu kekuatan yang mampu menghalanginya,,"Kun fayakun"
 
Laki-laki yang nampak angkuh, yang duduk di samping kiwul, menyadari kalau terjadi sesuatu pada pesawat kemungkinan besar dia tidak akan selamat. bersama penumpang lain dia akan jadi korban. Kalau pun jadi korban, setidaknya dia mati dalam keadaan baik. Mati dalam keadaan Khusnul Khotimah, mungkin yang membuat dia menangis rasa takutnya yang sedemikian besar menghadapi kematian. Dan itu cukup merontokkan keangkuhannya di hadapan Kiwul.
 
Mengapa orang suka menitipkan doa pada orang lain?
Karena dia merasa g PD, doa wilayah ustadz, yang banyak ibadahnya, dekat dengan Allah. Orang awam merasa berjarak dengan Allah, sehingga perlu perantara ustadz untuk berdoa, dan mereka hanya mengaminin saja.
 
Alasan kedua karena banyak dosa, tidak bersih diri, sehingga perlu orang lain sebagai juru doa.
 
Tapi bagaimana doa akan di dengar, diterima, di kabulkan oleh Allah jika memohonnya tidak sungguh-sungguh dengan hati. Mereka mengangkat tangan, memohon kepada Allah, padahal hati mereka lalai.
 
Alasan malu berdoa karena banyak dosa menunjukkan kita tahu diri. Kita menyadari posisi diri kita di hadapan Allah. Sehingga kita khawatir Allah tidak mau mendengar doa kita. Kita takut, dosa yang banyak membuat doa kita tidak sampai kepada Allah. Tapi sesungguhnya, betapapun banyaknya dosa yang kita lakukan, kalau kita mengaku bersalah dan tidak mengulang lagi, Insya Allah doa kita di kabulkan Allah. Sebab Allah senang menerima hamba-hambanya yang kembali,,,
 
Wallahu a'lam,,,
 
~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar