Rabu, 16 Mei 2012

WANITA YANG BELUM PERNAH DILIHAT RASULULLAH


GOLONGAN WANITA YANG BELUM PERNAH DILIHAT ROSULULLAH



”Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya tercium dari jarak begini dan begitu.” (HR. Muslim)

Dalam hadits ini , Rosulullah memberi wasiat kepada kaum wanita untuk tidak bertabaruj. Caranya dengan mengingatkan mereka agar jangan sampai masuk golongan wanita penghuni neraka yang belum pernah dilihat Rosulullah, yaitu berpakaian tapi telanjang. Maksudnya, mereka sebenarnya mengenakan pakaian, tetapi  disaat yang sama mereka seperti telanjang. Sebab pakaian itu tidak menutup seluruh tubuhnya, bisa jadi karena terlalu tipis dan transparant (tembus pandang), terlalu ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya, atau terlalu cekak sehingga aurat mereka terlihat.

Ukhti muslimah,,

Jangan terpedaya dengan banyaknya wanita yang bertabaruj. Jangan merasa susah karena mengenakan jilbab. Sebab dengan menutup aurat ada nilai ketaatan kepada Allah dan keselamatan dari api neraka. Jangan tertipu oleh banyaknya penempuh jalan kesesatan, sebab di hari kiamat nanti engkau akan datang sendirian, lalu Allah akan bertanya kepadamu: ”Mengapa kamu tidak menutup auratmu?”

”Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka. QS. An-Nur ; 31

Dibalik busana ketat dan seronok itu terdapat cengkeraman dari bangsa Yahudi, yang menjadi pemilik rumah mode internasional. Merekalah aktor dibalik penyimpangan dan perbuatan zina di seluruh dunia. Mereka ingin menyebarkan budaya telanjang di dunia Islam sehingga mudah mengusainya. Sebab jika perbuatan kotor telah merajalela, para pemudapun rusak. Padahal pemudalah yang berperan sebagai senjata dan amunisi umat ini. Jika pemuda terbiasa dengan budaya hidup santai dan telanjang, ia akan lemah dalam urusan jihad dan perang. Tidak akan peduli dengan permasalahan-permasalahan umatnya..

Ukhti muslimah...

Ketika dirimu berjalan di jalanan mengenakan pakaian ketat, hal itu akan menggoda pemuda untuk melihatmu dan auratmu. Ini akan memancing syahwatnya dan akan memperlihatkan siapa dirimu sebenarnya. Relakah engkau dengan ini? Tidakkah engkau malu menjadi pusat perhatian semua pandangan yang mengganggu dari para pemuda dan yang lainnya? Tidakkah engkau malu kepada Allah? Tidakkah engkau malu pada dirimu sendiri? Tidaklah engkau malu kepada manusia?

Ukhti muslimah..

Jangan terpedaya oleh para penyeru gerakan pembebasan wanita. Pembebasan wanita bukan berarti harus menanggalkan pakaiannya. Tetapi para pembela propaganda pembebasan wanita – yang sebenarnya mereka adalah kaum sekuleris- menginginkan pembebasan wanita dalam arti melepaskan diri mereka dari ikatan agama, norma, dan akhlak, sehingga mereka berubah menjadi wanita barat, tidak ada bedanya.

Akan tetapi dengan kalimat ini –kalimat pembebasan wanita- mereka menipu kaum wanita. Kalau mereka benar-benar ingin memperlakukan wanita dengan adil dan membebaskannya dari belenggu kejahilan, tentu mereka akan menyuruhnya berkomitmen dengan ajaran Islam yang luhur dan bersih dari kekotoran, serta membuang kebiasaan-kebiasaan yang menyelisihi agama Allah. Sebab islam membebaskan wanita dari belenggu kejahilan dan keterbelakangan, serta memberikan haknya tanpa terkurangi. Sayangnya, disana ada kebiasaan-kebiasaan yang sudah terlanjur menyerang masyarakat islam, kebiasaan-kebiasaan yang jelas menyelisihi ajaran islam. Maka siapa yang benar adalah kembali pada sumber hukum islam yang murni, Al-Qur’an dan Sunnah, dan membuang semua kebiasaan menyimpang dan keduanya yang masih tersisa. Bukan justru dengan melepaskan diri dari agama dan akhlak.

Apa susahnya kalau wanita muslimah menjadi dokter tapi juga taat beragama, misalnya? Apakah kemajuan ilmiah wanita berarti dekadensi moral? Sesungguhnya pengikut gerakan pembebasan wanita –menurut pengertian barat-  tertipu dengan kemajuan yang dicapai bangsa barat, baik dalam bidang ilmu maupun kebudayaan, lantas mereka mengira penyebabnya adalah kebebasan, artinya berpaling dari agama, norma dan akhlak, lalu mereka pun mengajak orang lain untuk mengambil kebudayaan barat, baik yang bagus maupun ynag jelek.

Kita sebagai kaum muslimin memang diperintahkan untuk mengambil ilmu apa saja yang kita inginkan dari selain kita. Kita juga diperintahkan untuk melakukan kemajuan dan peningkatan budaya. Peningkatan itu adalah agar kaum muslim kembali kepada generasi pertama mereka dahulu. Akan tetapi di waktu yang sama kita tidak pernah diperintah untuk mengambil pemikiran, norma dan akhlak kaum di luar kita sebab apa yang kita punya lebih baik, lebih suci, dan lebih bersih.


Sumber: Repost dari sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar