Kisah ini merupakan pengalaman
pribadi dari seorang ukhti muslimah yang merupakan teman ana di Sidney. Bliau
seorang muslimah kebangsaan Australia.
Dalam mempalajari islam jangan ditanya semangatnya. Sampai beliau berusaha
untuk tinggal di Saudi bersama dengan suaminya yang berkebangsaan Mesir untuk
menimba ilmu di sana.
Setelah 2 tahun beliau kembali ke Australia dan kembali berdakwah
kepada para muslimah di sini. Khususnya yang berbahasa Inggris. Inilah kisah
beliau yng ana dengar sendiri dari beliau semoga ukhti muslimah semua dapat
mengambil manfaatnya. Karena cerita ini ana dapat dari beliau tanpa mengetahui
kronologis detail kejadiannya yang pasti ana hanya akan berusaha menyampaikan
secara garis besarnya saja. Mungkin ukhti-ukhti ynag tinggal di Timur Tengah
pernah mendengar ataupun menyaksikan cerita ini.
Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa perintah untuk mengenakan jilbab bagi wanita muslimah di Timur Tengah
sangat ketat sekali. Jarang sekali kita lihat para wanitanya membuka
kerudungnya disana walaupun pada kenyataannya ketika mereka pergi wisata ke
luar negeri mereka membuka jilbabnya (walaupun tidak seluruhnya, hanya sebagian
dari mereka). Dimana mereka mengenakan jilbab hanya karena patuh pada perintah
negara bukan pada Allah ‘Azza wajalla.
Teman ana ini ketika berada
disana sanagt senang sekali karena dimana-mana yang beliau lihat adalah para
wanita yang berhijab dan bercadarsehingga beliau tidak merasa sendirian. Pada
waktu itu beliau bersama suaminya pergi belanja ke suatu mall yang begitu ramai
pengunjung, tapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Yaitu ketika beliau
melihat seorang wanita yang berjalan di depannya tanpa mengenakan jilbab namun
terlihat sangat bangga tanpa jilbab. Dengan pakaian ketat dan mengundang
perhatian kaum laki-laki. Dia tak peduli. Mungkin karena risih, datang seorang
ikhwan kepadanya dan menyarankan agar
dia menutup kepalanya dengan jilbab. Ikhwan itu berkata,”Wahai ukhti, takutlah
kepada Allah… Jangan engkau membuat Allah marah, kenakanlah jilbab!!!”. Wanita
itu berkata,”untuk apa??? Apa Dia bisa marah kepadaku?? Bila Dia marah hendaklah Dia menghubungiku lewat handphoneku
ini!!” kurang lebih dmikian jawab wanita itu meremehkan Allah Subhanallahu wa
Ta’ala yang telah begitu banyak melimpahkan nikmat kepadanya. Teman ana ini
sangat terkejut mendengar jawabannya. Beliau merasa takut sekali apabila wanita
tersebut celaka akibat kesombongannya itu. Baru saja wanita tadi melangkah satu
atau dua langkah kaki dengan angkuhnya tiba-tiba ia terpeleset. Ketika
terpeleset itulah dia terjerembab dan dalam sekejap posisinya sudah seperti orang
yang akan sekarat disusul dengan keluarnya kotoran dari duburnya yang
berhamburan mengeluarkan bau yang tak sedap. Orang-orang desekitar itu panik.
Tak lama ia pun meninggal. Teman ana ini sangat shock dengan ejadian tersebut
karena seakan-akan seperti mimpi atau seperti kisah nyata di film-film saja.
Segera beliau pulang dan tak jadi belanja karena masih shock dengan kejadian
itu.
Dari kejadian tersebut, setibanya
di Sydney
beliau menyampaikan kisah yang dilihatnya tersebut kepada semua akhwat muslimah
disini agar selalu taat kepada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan agar
kita selalu memohon akhir hidup yang baik atau khusnul khotimah. Semoga kisah
di atas dapat diambil hikmahnya. Kisah ini ana ambil dari kiriman saudara kita
di Sydney – Ummu Raihanah
Qadhi Abu ath_thayyib
berkata,”Suatu hari kami mengikuti pengajian di Jami’ al-Manshur. Lalu
datanglah seorang pemuda dari Khurasan yang mengetengahkan salah satu hadits
shahih yang diriwayatkan Abu Hurairah. Setelah membacanya ia mengomentari,”Hadits
ini tidak dapat diterima…” Maka , belum lagi ia selesai bicara, tiba-tiba daari
atas atap jatuh seekor ular hingga orang-orang bangun dan berhamburan ke luar,
tak terkecuali pemuda tersebut. Namun anehnya, ular itu hanya membuntutinya. Ketika
itu ada orang menasehatinya,”Ayo bertaubatlah, bertaubatlah!!” Maka anak mud
aitu mengatakan “Aku bertaubat kepada Allah.” Seketika ular itu pun menghilang
entah kemana.
komentar penulis buku: mana orang-orang yang menolak hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam? Tidakkah mereka takut kepada Allah? Tidakkah mereka mengetahui bahwa As-Sunnah adalah wahyu dari Allah atas Rasul-Nya yang bersabda,”Ketahuilah, sesungguhnya aku telah diberi Al-Qur’an dan bersamanya yang semisalnya (yakni As-Sunnah).” (Hadits shahih) Karena itu, seorang muslim wajib menerima hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yabg shahih) dan tidak menolaknya. Hanya kepada Allah, kita memohon pertolongan.
(Sumber: Nihaayah azh-zhaalimin
karya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimi, juz III, h.51 sebagai dinukilnya dari
kitab al-Muntazhim, [IX:154] dan al-Bidaayah Wa an-Nihaayah [XII:169]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar