GOLONGAN
WANITA YANG BELUM PERNAH DILIHAT ROSULULLAH
”Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan kaum
wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan
tidak akan mencium baunya, padahal baunya tercium dari jarak begini dan
begitu.” (HR. Muslim)
Dalam hadits ini , Rosulullah
memberi wasiat kepada kaum wanita untuk tidak bertabaruj. Caranya dengan
mengingatkan mereka agar jangan sampai masuk golongan wanita penghuni neraka
yang belum pernah dilihat Rosulullah, yaitu berpakaian tapi telanjang.
Maksudnya, mereka sebenarnya mengenakan pakaian, tetapi disaat yang sama mereka seperti telanjang.
Sebab pakaian itu tidak menutup seluruh tubuhnya, bisa jadi karena terlalu
tipis dan transparant (tembus pandang), terlalu ketat sehingga memperlihatkan
lekuk tubuhnya, atau terlalu cekak sehingga aurat mereka terlihat.
Ukhti muslimah,,
Jangan terpedaya dengan
banyaknya wanita yang bertabaruj. Jangan merasa susah karena mengenakan jilbab.
Sebab dengan menutup aurat ada nilai ketaatan kepada Allah dan keselamatan dari
api neraka. Jangan tertipu oleh banyaknya penempuh jalan kesesatan, sebab di
hari kiamat nanti engkau akan datang sendirian, lalu Allah akan bertanya
kepadamu: ”Mengapa kamu tidak menutup auratmu?”
”Katakanlah kepada wanita
beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta
tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka. QS. An-Nur ; 31
Dibalik busana ketat dan seronok
itu terdapat cengkeraman dari bangsa Yahudi, yang menjadi pemilik rumah mode
internasional. Merekalah aktor dibalik penyimpangan dan perbuatan zina di
seluruh dunia. Mereka ingin menyebarkan budaya telanjang di dunia Islam
sehingga mudah mengusainya. Sebab jika perbuatan kotor telah merajalela, para
pemudapun rusak. Padahal pemudalah yang berperan sebagai senjata dan amunisi
umat ini. Jika pemuda terbiasa dengan budaya hidup santai dan telanjang, ia
akan lemah dalam urusan jihad dan perang. Tidak akan peduli dengan
permasalahan-permasalahan umatnya..
Ukhti muslimah...
Ketika dirimu berjalan di
jalanan mengenakan pakaian ketat, hal itu akan menggoda pemuda untuk melihatmu
dan auratmu. Ini akan memancing syahwatnya dan akan memperlihatkan siapa dirimu
sebenarnya. Relakah engkau dengan ini? Tidakkah engkau malu menjadi pusat
perhatian semua pandangan yang mengganggu dari para pemuda dan yang lainnya?
Tidakkah engkau malu kepada Allah? Tidakkah engkau malu pada dirimu sendiri?
Tidaklah engkau malu kepada manusia?
Ukhti muslimah..
Jangan terpedaya oleh para
penyeru gerakan pembebasan wanita. Pembebasan wanita bukan berarti harus
menanggalkan pakaiannya. Tetapi para pembela propaganda pembebasan wanita –
yang sebenarnya mereka adalah kaum sekuleris- menginginkan pembebasan wanita
dalam arti melepaskan diri mereka dari ikatan agama, norma, dan akhlak,
sehingga mereka berubah menjadi wanita barat, tidak ada bedanya.
Akan tetapi dengan kalimat ini
–kalimat pembebasan wanita- mereka menipu kaum wanita. Kalau mereka benar-benar
ingin memperlakukan wanita dengan adil dan membebaskannya dari belenggu
kejahilan, tentu mereka akan menyuruhnya berkomitmen dengan ajaran Islam yang
luhur dan bersih dari kekotoran, serta membuang kebiasaan-kebiasaan yang
menyelisihi agama Allah. Sebab islam membebaskan wanita dari belenggu kejahilan
dan keterbelakangan, serta memberikan haknya tanpa terkurangi. Sayangnya,
disana ada kebiasaan-kebiasaan yang sudah terlanjur menyerang masyarakat islam,
kebiasaan-kebiasaan yang jelas menyelisihi ajaran islam. Maka siapa yang benar
adalah kembali pada sumber hukum islam yang murni, Al-Qur’an dan Sunnah, dan
membuang semua kebiasaan menyimpang dan keduanya yang masih tersisa. Bukan
justru dengan melepaskan diri dari agama dan akhlak.
Apa susahnya kalau wanita
muslimah menjadi dokter tapi juga taat beragama, misalnya? Apakah kemajuan
ilmiah wanita berarti dekadensi moral? Sesungguhnya pengikut gerakan pembebasan
wanita –menurut pengertian barat- tertipu dengan kemajuan yang dicapai bangsa
barat, baik dalam bidang ilmu maupun kebudayaan, lantas mereka mengira
penyebabnya adalah kebebasan, artinya berpaling dari agama, norma dan akhlak,
lalu mereka pun mengajak orang lain untuk mengambil kebudayaan barat, baik yang
bagus maupun ynag jelek.
Kita sebagai kaum muslimin
memang diperintahkan untuk mengambil ilmu apa saja yang kita inginkan dari
selain kita. Kita juga diperintahkan untuk melakukan kemajuan dan peningkatan
budaya. Peningkatan itu adalah agar kaum muslim kembali kepada generasi pertama
mereka dahulu. Akan tetapi di waktu yang sama kita tidak pernah diperintah
untuk mengambil pemikiran, norma dan akhlak kaum di luar kita sebab apa yang
kita punya lebih baik, lebih suci, dan lebih bersih.
Sumber: Repost dari sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar